Keluarga harmonis. Dua kata yang ingin aku miliki saat ini.
-Tichani Tasikali
***
Icha bersandar pada kursi belajarnya dan menatap indahnya cahaya rembulan dan bintang di atas langit. Kemudian ia teringat percakapannya dengan Sindy dua hari yang lalu mengenai pekerjaan.
Pengantar bunga
pengantar bunga
pengantar bunga
Tidak terlalu buruk untuk dilakukan. Icha tersenyum semoga pekerjaannya nanti membawa keberkahan.
Saat sedang memikirkan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar suara,
Kruyuk...kruyuk...
Icha meringis, meratapi nasibnya. Ia sangat lapar karena dari tadi ia belum makan. Ibunya sama sekali tidak peduli padanya. Bahkan, saat pertama kali Icha masuk rumah tidak berkata sekadar bertanya. Icha sudah kebal dengan perlakuan ibunya selama ini.
Ayahnya? Icha bahkan tak tahu dimana ayahnya sekarang. Yang Icha tau ayahnya selalu pulang larut malam.
Icha sangat menyayangi orang tuanya. Ia tidak akan membiarkan satu tetes pun air mata jatuh dari mata mereka.
Icha bangkit dari tempatnya ketika suara ketukan pintu terdengar dua kali. Ketika pintu terbuka, munculah figur Acha.
"Cha makan yuk! kamu belum makan dari tadi," Kata Acha sambil tersenyum.
Icha sudah hafal sifat kakaknya itu. Dialah yang paling perhatian kepada Icha. Walaupun cerewet, Icha tau itu semua demi kebaikannya.
Aku pengin diperhatiin ibu kak, batinnya.
Kemudian Icha mengangguk sambil tersenyum tipis. Icha dan Acha menuju dapur untuk mengambil makanan. Karena di rumah mereka tidak mempunyai ruang makan, mereka menggunakan ruang tamu untuk tempat makan bersama. Disana terlihat Bunga-ibunya sedang menonton siaran tv yang cukup menghibur. Merasa ada orang, bunga memutar kepalanya 90 derajat ke arah kanan. Disana sudah terlihat Acha dan Icha sedang berdiri memperhatikannya sambil membawa piring yang masing-masing terdapat nasi dan lauk. Bunga tersenyum, kemudian kembali menghadap depan menonton siaran tv. Jangan salah, ibunya tersenyum hanya kepada kakaknya. Dan Icha? Hanya mendapat tatapan sinis dari ibunya.
Icha menghembuskan nafas berat. Ia sangat berharap ibunya akan mengkhawatirkannya dan perhatian kepadanya. Namun, sayangnya hanya menjadi khayalan saja. Mengingat betapa benci ibunya kepada dirinya karena masalalu beberapa tahun silam.
Kasih sayang bunga kepada Acha dan Icha memang sama. Tetapi itu terjadi sebelum sesuatu yg tak diinginkan terlaksana. Dimana Icha yg masih berumur delapan tahun mendapat caci makian dari ibunya sendiri karena sesuatu yg fatal. Bedanya sekarang bunga hanya menyayangi Acha sepenuhnya, dan sangat benci kepada Icha.
Icha. Sosok gadis tinggi, manis, ramah dan menyenangkan kepada siapapun di sekolah, akan berubah 180 derajat jika di rumah. Ia akan tampak lebih kalem dan irit bicara.
Acha yang melihat perubahan wajah adiknya langsung berbisik,
"Udah gak usah dipikirin. Sekarang kamu makan aja,"
Icha tersenyum simpul, kemudian ia duduk dan mulai memakan makanannya. Begitupun dengan Acha.
Icha kadang berfikir, padahal dirinya baik kepada siapapun, jika disuruh juga menurut, tapi kenapa Icha merasa kasih sayangnya tidak adil? Ah ya! Icha melupakan sesuatu. Ia anak sialan yang tak diharapkan oleh orang lain untuk hidup setelah kejadian memilukan. Icha tersenyum miris meratapi nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...