-38.STRONG GIRL-

310 30 7
                                    

Udah siap baca belum?
Udah siap baper?

Happy Reading❤❤❤

"Tetep di samping gue. Jangan pernah pergi dari gue,"

-Marta Pradana

-Strong Girl-


Icha melihat jam di ponselnya. Ia sudah menunggu lebih dari 30 menit di halte sendirian. Menunggu Eza untuk menemaninya ke toko buku. Namun batang hidungnya belum terlihat. Ia juga sudah menghubungi Eza beberapa kali, namun Eza tak kunjung menjawab panggilannya.

Icha berdecak. Ia sangat bosan. Hingga tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat di depannya.

"Marta?" Marta melepas helmnya. Ia tersenyum kecil.

"Nungguin apa?"

"Nungguin Eza," Marta terdiam beberapa saat.

"Terus dimana dia?" Icha mengangkat bahunya tak tau.

"Mending ikut gue," Icha menyerngit.

"Kemana?"

"Lo kan udah janji mau ngajarin gue buat ngejar pelajaran yang ketinggalan. Lo juga bisa belajar," Icha terdiam. Apa ia ikut Marta saja?

"Engh--tapi gue ada janji," Marta mengangguk pelan.

"Yaudah. Gak jadi?" Icha terdiam. Ia masih menimang-nimang di dalam hati. Ia mengedarkan pandangannya, hingga perhatian terpusat pada seorang cowok yang baru saja melesat meninggalkan area sekolah. Itu Eza.

"Jadi!" Icha berdiri dan menghampiri Marta. Marta menaikan satu alisnya.

"Katanya ada janji?"

"Gak ada," Marta mengangguk kemudian membawa Icha meninggalkan halte.

Suasana jalanan siang ini terlihat lengang. Hanya ada beberapa pengendara motor dan mobil. Icha menatap Marta di depannya. Tanpa sadar ia tersenyum kecil. Yang membuat perhatian Marta teralihkan.

"Ngapain senyum-senyum?" Tanya Marta heran. Icha menegakan badannya.

"Siapa yang senyum-senyum?"

"Elo lah. Dari tadi senyum-senyum sendiri. Gak kesambet kan?" Icha berdecak.

"Ya gak lah,"

Terjadi keheningan. Marta fokus mengendarai motornya dan Icha yang terus berusaha menahan senyumannya.

"Ta kita mau kemana?" Tanya Icha memajukan badannya.

"Belajar kan?"

"Iya maksudnya belajar dimana?"

Tiba-tiba Marta mengerem motor secara mendadak yang membuat Icha terhuyung ke depan. Badan Marta dan Icha bersentuhan, kepala Icha tepat di samping kepala Marta sebelah kanan. Marta mendekatkan kepalanya ke kepala Icha. Kemudian berbisik, "Kemana aja asal sama lo,"

Icha terpaku di tempatnya. Ia meremas pelan rok sekolahnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Perkataan Marta membuat Icha panas dingin di tambah keadaannya yang sangat dekat dengan Marta.

"Pegangan. Lampu merahnya udah mau abis," Marta kembali berbisik. Kenapa suara Marta terdengar sangat seksi?

Lampu merah berubah menjadi warna hijau. Marta tanpa aba-aba langsung mengegas motornya yang membuat Icha terkejut. Reflek ia memeluk Marta dari belakang agar tak jatuh. Marta tersenyum kecil di depan. Ia melirik sekilas sepasang tangan yang bertengger manis di depan perutnya.

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang