-30.STRONG GIRL-

368 38 2
                                    

FOLLOW DULU YA SEBELUM MEMBACA:))
VOTE VOTE VOTE❤

Terkadang Icha ingin seperti bunga mawar, yang selalu dipandang dan dicari orang lain. Bukan menjadi seperti virus, yang di jauhi banyak orang.

Terkadang Icha ingin dihargai, seperti orang-orang lain. Mempunyai banyak teman dan disayang orang banyak. Seperti Sindy, yang di kelilingi oleh orang-orang yang sayang kepada Sindy. Bisakah Icha berharap kepada Tuhan agar takdirnya tidak menyakitkan seperti ini? Setidaknya menjadi orang berguna bagi sahabatnya, bukan menjadi orang menyusahkan dan pembawa sial. Atau jika boleh, Icha ingin orang tuanya kembali. Menjadi orang tua yang sayang kepada anaknya sendiri. Mempunyai rasa khawatir jika anaknya tidak pulang. Mempunyai rasa perhatian jika anaknya belum makan. Mempunyai rasa pengertian jika anaknya berbuat salah. Dan mempunyai rasa kasih sayang yang tulus untuk anak-anak mereka. Kedengarannya begitu mustahil, bukan?

Mungkin jika bukan karena masalah seberat ini, Icha tak akan menjadi wanita yang kuat, wanita yang sabar dan wanita yang mengerti apa itu hidup. Ini memang menyakitkan, tapi setidaknya Icha berusaha menjadi wanita yang tegar, meski banyak cobaan yang terus-menerus datang.

Seperti sekarang, Icha yang sedang berjalan di lorong selepas dari toilet harus mendengar cibiran-cibiran dari murid lain. Tak urung tatapan sinis dan benci yang terpancar dari mata mereka.

"Dia kok makin hari makin deket sama Eza sih! Kegatelan banget jadi cewek, "

"Kemaren aja heboh gara-gara dia pernah di tolongin Marta, tapi sekarang kaya deket gitu sama si Eza. Emang dasar cewek gak tau diri! "

"Gak ada akhlak. Dasar cabe, "

"Mati aja sono lu! "

"Dasar benalu! "

"Gak tau diri, "

"Siapa yang gak tau diri? " Marta muncul dari belakang Icha. Icha kaget, semua orang pun sama.

Cewek-cewek yang sedari tadi sibuk mencibir Icha sekarang mendadak diam. Mereka menundukkan kepalanya takut.

Marta mendekat ke arah siswi yang menggunakan bando dan jam tangan hitam.

"Lo yang bilang gak tau diri? " Cewek itu gugup. Ia menggelengkan kepalanya takut-takut.

"Bukan Mar, "

"Ngaku lo! " Marta menatapnya tajam. Cewek itu merasa seperti di pojokkan.

"I--iya gue yang bilang, " Marta tersenyum sinis.

"Ngaku juga lo, "

"Berasa hebat banget lo ngatain orang lain gak tau diri? " Melihat lawan bicaranya menunduk terdiam, Marta terkekeh kecil.

"Nih gue kasih tau. Lo mending liat dulu diri lo sendiri, kalo diri lo udah sempurna baru ngomongin hidup orang, "

Marta mundur. Ia mengedarkan pandangannya ke semua orang.

"KALO GUE DENGER ICHA DI KATAIN LAGI, BAKAL BERHADAPAN SAMA GUE! "

Itu peringatan dari Marta. Ia sangat muak melihat orang-orang yang merasa sangat benar.

Semua orang bergidik ngeri. Merasa takut jika harus berhadapan dengan Marta.

Icha mengedarkan pandangannya. Yang ia lihat banyak orang yang menatapnya akan syarat kebencian. Icha bisa menebak kalau mereka semakin tak suka dan membenci Icha.

"Udah Ta, " Icha menarik pelan tangan Marta. Kemudian membawanya ke lorong yang lebih sepi.

"Lo gapapa? " Marta bertanya kepada Icha yang sedang berjalan di sampingnya.

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang