-15.STRONG GIRL-

645 47 12
                                    

Aku mau kamu maafin aku. Aku gak mau ada dosa sama orang lain, apalagi sama kamu.

-Marta Pradana Mahardika


-Strong Girl-

Entah apa yang membawanya ke sini. Tempat yang paling di hindarinya. Yaitu Rumah Sakit.

Marta memandang gedung bertingkat di depannya. Sedikit mempertimbangkan apakah dirinya akan masuk atau tidak. Akhirnya setelah lama bergulat dengan pikirannya, Marta melangkahkan kakinya perlahan-lahan masuk ke dalam gedung itu. Di saat orang-orang berlalu lalang dengan tergesa untuk menjenguk seseorang, lain dengan Marta. Rasanya berat kakinya untuk melangkah.

Dengan sedikit berat hati, Marta melangkah menuju
meja resepsionis dan mencari ruangan yang akan ia tuju.

Ruang Dahlia nomor 222

Marta terus melangkah dan sedikit mengumpat, sempat menyesal karena datang ke sini. Jalan kaki yang cukup lama karena jarak yang jauh dan berliku-liku.

Ruangan yang ia cari sudah di depannya. Tanpa rasa ragu Marta langsung memutar knop pintu. Disana terdapat seseorang yang terkapar di brankar rumah sakit. Wajah yang lebam dan terdapat tempelan perban di dahinya membuat Marta berdiri dengan berkacak pinggang.

Marta terus berkacak pinggang. Seseorang yang juga sedang menatap Marta hanya menyengir dan menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Buat ulah apa lagi lo? "

"Kepo, "

"Ck ditanya juga, " Setelah Marta menutup pintu, dirinya malah membaringkan badannya di sofa, bukannya duduk di kursi samping brankar dan sekedar basa basi.

"Lo gak mau tanya keadaan gue? " Tanya seseorang yang sedang terbaring dan tersumpal selang infus di tanganya.

"Ngapain? kalo gue liat lo masih hidup berarti aman, " Jawab Marta santai.

"Lo do'ain gue cepet mati?! "

"Lo sendiri yang bilang, " Orang itu hanya mendengus. Tidak ada hentinya berdebat dengan cowok yang menyebalkan seperti Marta.

"Lo ke sini gak bawa apa-apa? minimal buah gitu, gak bawa? " Marta menggeleng.

"Terus lo bawa pesanan gue gak? "

"Hm, "

"Mana sini, "

"Gak ada udah buat gue, "

"Ck! cepet gak?! "

"Iye-iye bawel banget si lo jadi cewek! "

Marta mendekat dan mengambil sesuatu di kantung celananya.

"Nih, "

"Lah kok patah sih?! "

"Ya mana gue tau, "

"Lo si tadi langsung tiduran aja, jadi patah kan! "

"Ck, udah untung gue beliin, "

"Lo gak ikhlas?!"

Marta menghela nafas lelah.

"Iya- iya maaf, "

Marta berdiam diri memperhatikan cewek di depannya yang akan menyalakan korek api.

"Tar, " panggil Marta. Sedangkan yang di panggil hanya berdeham. Tanpa aba-aba Marta langsung mengambil korek api yang ada di tangan Tara. Cewek yang sedang terbaring di brankar itu.

"Ck apaan si lo! siniin korek apinya! "

"Heh batu, lo gak liat lo sekarang di mana hah? di rumah sakit. Lagian lo juga pasien ngapa harus ngerokok segala. Tuh liat Kaca depan, ada tulisan Don't smoking, "

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang