BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA❤
Kriingggg!!
Suara bel berdenting sangat keras menandakan pelajaran hari ini telah usai. Seperti biasa, sorak dari setiap murid membuat kericuhan di setiap kelas. Mereka serempak memasukan buku mereka ke dalam tas masing-masing kemudian mulai berjalan ke luar kelas.
"Cha dipanggil Marta tuh," Sindy menghampiri Icha yang sedang menghapus papan tulis. Icha melirik Marta yang mulai berjalan mendekatinya. Perlahan-lahan debaran itu kembali datang. Icha sekuat mungkin berusaha bersikap biasa saja.
"Ntar gue telfon," Bisik Sindy dan langsung ngibrit pergi dari hadapan Icha.
Icha kembali menghapus papan tulis yang masih banyak coretan-coretan rumus matematika. Ia mencoba bersikap biasa saja walaupun ia tau Marta saat ini sedang memandangnya. Saking terburu-buru hingga akhirnya penghapus yang Icha pegang terjatuh. Reflek Icha jongkok dan hendak mengambilnya. Namun, tiba-tiba Marta menahan tangan Icha, ia kemudian mengambil penghapus yang terjatuh dan menyerahkan kepada Icha. Icha terdiam sedangkan Marta tertawa kecil.
"Jangan bengong, lanjutin tuh," Marta menunjuk papan tulis dengan dagu. Icha terkejut dan langsung menyelesaikan pekerjaannya.
"Cha," Panggil Marta pelan sedangkan Icha terdiam mengabaikannya.
"Icha," Icha menaruh penghapus ke tempatnya kemudian berjalan ke bangkunya. Ia tak bisa seperti ini, ia malu mengingat kejadian kemarin.
"Icha lo budek apa gimana," Kata Marta sambil mengikuti Icha dari belakang.
Icha secepat mungkin harus pergi dari hadapan Marta. Ia tak sanggup jika harus berdekatan dengan Marta, debaran itu sangat menyiksa.
"Hey hey," Marta menahan lengan Icha yang hendak pergi meninggalkan kelas.
Marta dan Icha saling pandang cukup lama. Hingga tiba-tiba suara gelak tawa Marta membuat Icha semakin malu dan ingin segera pergi dari tempat ini.
"Hahaha anjir!"
"Ck apaan si lo!" Sungut Icha kesal.
"Lo kenapa sih? aneh banget hari ini," Kata Marta dengan menurunkan tawanya.
"Apanya yang aneh," Elak Icha gugup.
"Lo dari tadi cuma diem doang gue ajak ngomong. Dan tadi gue liat muka lo merah banget. Lo kenapa sih?" Marta mencoba menahan tawanya. Icha semakin salah tingkah mendengar perkataan Marta. Wajahnya merah? Demi apapun Icha ingin segera pergi dari hadapan Marta sekarang juga!
"Ck ngeselin banget sih!" Icha bersiap pergi namun Marta lagi-lagi menahannya.
"Eh mau kemana. Gue belum selesai ngomong,"
"Yaudah ngomong apa!" Kata Icha ngegas. Sungguh Icha sangat malu.
"Lho kok muka lo merah lagi?" Kata Marta keras. Icha yang kesal akhirnya pergi dari hadapan Marta. Ia berjalan cepat meninggalkan Marta di ruang kelas sendirian.
"Nyebelin banget sih," Icha menyebikan mulutnya kesal.
Marta tertawa di tempatnya dan langsung mengejar Icha. Ia bingung, kenapa sikap Icha hari ini sangat aneh? Aneh tapi lucu.
"Woy cha tungguin!" Marta berlari menghampiri Icha yang berjalan tergesa-gesa.
"Mau kemana si neng buru-buru amat," Marta terkikik geli ketika melihat Icha meliriknya tajam.
"Cha jangan cepet-cepet jalannya napa," Icha semakin mempercepat langkahnya. Namun tak berlangsung lama, karena Marta menarik tangannya agar berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...