-18.STRONG GIRL-

629 51 10
                                    

BERHUBUNG AKU PENULIS AMATIR
MOHON MAAF KALO ADA TYPO

VOTE AND COMENT!!

-Strong Girl-


Hari ini adalah hari yang berbeda dari biasanya. Hari dimana tawa lepas dan kebahagiaan terlihat di wajah Icha. Ketika sebelumnya Icha merasakan sakit akibat beban yang ia tanggung, sekarang Icha merasakan sesuatu yang berbeda. Bukan karena Icha menyukai Marta, tapi Icha merasakan sensasi baru. Seperti mengeluarkan tawa lepas tanpa ragu seperti sekarang.

Langit mulai gelap. Sang fajar siap menyembunyikan badannya. Meninggalkan daerah Jakarta untuk pergantian waktu. Dan menggantikan dengan sebuah Bulan terang dan taburan jutaan bintang.

Icha dan Marta nampak begitu menikmati sunset hari ini. Setelah lelah mengelilingi Jakarta, akhirnya mereka memilih menghabiskan waktu yang tersisa dengan melihat sunset di pantai. Langit yang berwarna oranye dan bulatan berwarna yang sama terlihat di ujung barat. Sangat indah di pandang mata.

"Coba aja gue tiap hari liat sunset, " Icha berkata sambil memandang lurus Sang fajar. Marta tertawa di buatnya. Apakah Icha tidak pernah melihat sunset?

"Lo gak pernah liat sunset? " Icha menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Pftt, " Langsung saja Icha menengok ke arah Marta yang sedang menahan tawa.

"Kenapa ketawa? " Marta menggeleng dan meredakan tawanya.

"Lo serius gak pernah liat sunset? "

"Pernah sih, dulu waktu kecil. Dan gue liatnya juga sama, di pantai ini. Tapi gue liatnya bukan dari sini, tapi dari sana, " Icha menunjuk sebuah gubug yang sedikit keropos karena mengalami pengikisan.

Marta menganggukkan kepalanya mengerti. "Sama siapa? "

Icha terdiam. Ketika ia berkata sedikit saja, pasti akan berpengaruh dalam masa lalunya. Dan Icha harus siap pertanyaan dari Marta, karna Icha sudah terlanjur mengatakan yang seharusnya tidak ia katakan.

"Pulang yuk udah gelap, " Nyatanya Icha belum siap. Dengan membuka luka lama yang malah bertambah parah.

Marta mengangguk sebagai jawaban. Mensejajarkan langkahnya bersama langkah Icha. Menyusuri pasir putih dingin nan lembut.

-Strong Girl-

Marta mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang. Tidak seperti biasanya. Entah mengapa ia ingin mengendarai motor sepelan mungkin.

"Woy! lo bawa motor kaya bawa becak. Lambat bener! " Icha berteriak keras karena banyak bising-bising pengendara lainnya. Sedangkan Marta terkekeh pelan. Entah apa yang dipikirkannya, sampai-sampai tidak sadar kalau kecepatannya hanya 30 km/jam.

"Iya- iya sorry, " Marta menambah kecepatan. Menyusuri jalan raya yang masih sedikit ramai. Rata-rata pengendara adalah orang yang akan menuju rumahnya masing-masing sehabis penat melakukan aktivas.

"Rumah lo blok mana? "

"Lurus aja terus kalo nanti ada lampu merah tinggal belok ke kanan, " Marta mengangguk mengerti. Beberapa lama kemudian, lampu merah terlihat di depan mereka. Kemudian Marta membelokkan sepeda motornya menuruti perintah Icha.

"Stop-stop! "

Marta langsung menekan rem di kedua tangannya. Ketika Marta akan berbicara, Icha turun yang menyebabkan Marta menahan perkataannya.

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang