Apapun demi kamu. Aku siap berlari dari kutub utara ke kutub yang selanjutnya.
-Tichani Tasikali
-Strong Girl-
Kejadian Marta ditusuk oleh Bradu sempat menjadi trending topik di SMA Dhelisia. Mereka sempat tak percaya sang pentolan sekolah masuk ke rumah sakit. Namun saat istirahat tak terlihat batang hidungnya membuat semua orang percaya. Di tambah dengan ketiga sahabatnya yang sering kali membolos.
Suasana kantin hari ini sangat ramai. Dengan topik pembicaraan yang hot tentunya.
"Heran gue. Tu mulut kaga ada bosen-bosennya ngomongin Marta mulu," Sindy menyeruput jus mangganya.
"Siapa?" Tanya Icha yang sedang memakan semangkok baksonya.
"Ya mereka lah," Sindy mengedarkan pandangannya ke semua orang.
"Yaudah si biarin. Ngapain lo peduli?"
"Bukannya peduli. Cuman kuping gue panas tiap-tiap denger topiknya Marta mulu!" Sindy mendengus sedangkan Icha menggelengkan kepalanya.
Fikri datang dengan tangan membawa sepiring siomay.
"Ngomongin apa nih?"
"Kepo," Balas Icha menyebalkan. Fikri menoyor kepala Icha dengan gemas.
"Nyebelin banget sih. Orang di tanya bener-bener juga," Icha terkekeh mendengar perkataan Fikri.
"Biasa," Sindy tiba-tiba menjawab dengan nada malas.
"Marta?"Tebak Fikri. Icha dan Sindy mengangguk mengiyakan.
"Gak usah di pikirin,"
"Dih siapa juga yang mikirin?!" Sindy berkata sewot.
"Heh temennya sakit tuh di jenguk. Apalagi kita satu kelas," Icha menggelengkan kepalanya heran.
"Ya tapi kan--"
"Gue nanti mau jenguk Marta. Lo berdua mau ikut gak?"Potong Icha cepat. Fikri dan Sindy saling pandang.
"Lo beneran mau jenguk dia?" Tanya Sindy memastikan sedangkan Icha menganggukan kepalanya polos.
"Gak usah deh cha," Fikri membuka suara.
Kerutan di dahi Icha tampak terlihat. Ia sedikit tidak suka dengan perkataan Fikri.
"Kenapa gak usah?"
Sindy berdecak. "Dia itu suka bully elo. Temen-temennya juga. Nanti kalo lo kesana yang ada lo cuma di dicibirin doang, " Fikri mengangguk cepat mengiyakan perkataan Sindy.
"Lebay deh lo berdua,"
"Tapi--"
"Kalian kalo gak mau ikut gapapa. Gue bisa sendiri,"
Setelah mengatakan seperti itu, Icha berdiri dan meninggalkan kantin tanpa menunggu kedua sahabatnya itu.-Strong Girl-
Suasana sekolah sekarang sudah sedikit lengang. Icha baru saja selesai mengerjakan piketnya. Sindy dan Fikri sudah pulang terlebih dahulu, mereka ingin menemani Icha untuk menjenguk Marta, namun urusan mendadak menjadi keduanya terpaksa membiarkan Icha sendirian.
Icha mengusap peluhnya yang bertebaran di wajah. Ia telah mengerjakan piket sendirian. Menyapu, mengepel, membersihkan kaca, menyiram tanaman, membuang sampah dan merapikan meja. Ia selalu di tinggalkan oleh teman-temannya yang satu jadwal piket bersamanya. Mereka dengan teganya menyuruh dan membiarkan Icha membersihkan kelas sendirian. Walaupun begitu, Icha tak memiliki dendam kepada mereka. Karena Icha merasa hal itu sudah Icha dapatkan dari dulu, jadi ia tak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...