Icha terbangun dari tidurnya. Ia saat ini sedang sendiri di ruangannya. Tidak ada yang menemani nya. Entah Acha lupa atau tidak boleh pergi oleh ibunya Icha pun tak tau. Padahal Sindy dan Fikri sudah pulang 3 jam yang lalu. Jadi sekarang Icha tidak punya siapa-siapa yang bersedia menemaninya.
Icha melihat jam dinding disebelah kanannya.22.35
Icha menghembuskan nafas lelah. Entah sudah seberapa besar rasa lelahnya. Yang pasti Icha harus tetap kuat. Ia pasti kuat.
Tenggorokannya terasa kering. Icha mengalihkan pandangannya ke arah nakas. Ada segelas air putih di sana. Icha meminum air tersebut hanya setengah. Ketika Icha akan menaruh gelas kembali, ia merasa seperti di awasi. Entah oleh siapa. Secepat kilat Icha memalingkan wajahnya ke arah pintu. Namun nihil. Tak ada siapapun di sana. Saat Icha kembali menghadap nakas, tiba-tiba ia menemukan satu kotak yang terbungkus rapi dengan pita. Icha menyerngit bingung. Padahal ia merasa saat mengambil air putih tidak ada benda apapun selain segelas air putih dan vas bunga.
Perlahan Icha mengambil kotak tersebut dan ia letakan di pangkuannya. Icha mulai membukanya. Ia sempat berfikir mungkin sahabatnya mengirim sesuatu untuknya. Sampai Icha senyum-senyum sendiri di ruangan yang sepi itu. Betapa terkejutnya saat Icha membuka kotak tersebut. Ada sebuah bangkai tikus yang sengaja di keluarkan organnya. Banyak sekali darah yang berceceran. Bukan hanya itu, terlihat jelas tulisan berantakan bertuliskan 'I hate you girl. You must die! ' yang ditulis menggunakan tinta merah. Mungkin itu bukan tinta, tapi darah.Icha langsung membuang asal kotak tersebut. Ia kemudian menjerit ketakutan. Tubuhnya gemeteran dan keringat muncul di seluruh badannya. Detak jantungnya lebih cepat dan nafasnya tak beraturan. Ia terus menjerit ketakutan. Sungguh, dia sangat ketakutan saat ini. Entah siapa yang tega melakukan semua ini.
Hingga tak lama tiga orang perawat masuk ke dalam ruangannya. Mereka langsung menahan Icha agar tidak memberontak. Satu diantara mereka mengambil suntikan, kemudian menyuntik Icha agar Icha bisa tenang. Perlahan Icha melemas dan tertidur.
-Strong Girl-
Acha tampak frustasi mencari barang yang ia butuhkan tak kunjung ketemu. Ia terus mencari mengabaikan tatapan penasaran dari Bunga. Ia juga mengabaikan pertanyaan Bunga yang menanyai perihal apa yang di carinya.
"Kamu cari apasih? malem-malem gini harusnya kamu istirahat di kamar, "
"Aku harus jenguk adik aku bu, " Acha berhenti sejenak mengalihkan pandangannya kepada ibunya kemudian melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.
"Gak boleh! Kamu gak boleh pergi apalagi bertemu sama anak gak berguna itu! Lebih baik kamu diam jangan kemana-mana, kerjain tugas kamu dan tidur! "
"Setelah apa yang terjadi pada Icha aku harus tetep diam? biarin adik aku sendiri? " Acha mencoba menahan kekesalan di dalam dada.
Sorot mata Bunga menjadi tajam. "Kamu ngapain sih repot-repot meduliin dia?! Dia itu pembawa sial! Liat saja dia sudah merepotkan keluarga kita dengan masuk rumah sakit. Apa caranya bisa mengalihkan perhatianku kepadanya? Tidak sama sekali! " Acha takjub mendengar perkataan wanita di depannya. Padahal ibunya sendiri yang menyebabkan Icha sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...