Happy Reading guys❤
Marta berdiri di depan tiang bendera dengan tangan hormat ke bendera. Sudah 30 menit ia berjemur disini. Jika bukan karena ulah Yen dan Bayu, Marta tak akan bisa di beri hukuman seperti ini. Gara-gara Yen dan Bayu mengajaknya ke kantin, mereka berempat harus terkena hukuman karena ketahuan oleh Pak Rahman.
"Panas banget sih anjir! " Yen mengibaskan tangannya di depan wajah.
"Diem bego! Ketauan Pak jenggot mampus lo! " Bayu mendelik ke arah Yen.
"Ck. Bisa item mendadak nih gue, "
"Lo kan emang udah item. Udah jelek, item bego lagi, "
"Matamu! " Balas Yen tak terima.
"Berisik! " Marta menatap tajam Yen dan Bayu secara bergantian.
"Galak banget sih Mar, " Yen mengengir tengil.
"Sekali lagi lo berdua ngomong, gue pecat jadi anak buah gue! " Desis Marta kesal. Sedangkan Bayu dan Yen kicep di tempatnya.
Matahari sangat terik. Seolah-olah ingin menyiksa Marta dan teman-temannya lebih dalam. Keringat sudah bercucuran di badan mereka. Namun mereka tak berani bergerak sedikit pun, karena Pak Rahman mengawasi mereka di depan ruang guru.
"Cape gue. Pura-pura pingsan aja yuk! " Yen berbisik pelan.
"Gak usah ngeluh cape mulu. Ini semua juga gara-gara lo, " Fadlan berkata dingin. Ia sebenarnya sangat kesal, tapi ia memilih diam sedari tadi.
"Ya elah bukan cuma gue doang kali. Noh monyet satunya juga iya, " Yen melirik Bayu sekilas.
"Lo ngatain gue monyet?! " Bayu melotot tak terima.
"KALIAN YANG DI LAPANGAN! JANGAN NGOBROL! "
"Mampus dah tu ketauan, " Yen terkikik geli. Sedangkan Marta hanya mendengus pelan.
Marta mengerjapkan matanya ketika setetes keringat jatuh melewati pipinya. Ia ingin sekali pergi dari sini. Sebotol teh gelas rasanya ingin Marta rasakan saat ini.
Marta melirik Pak Rahman yang masuk ke ruang guru. Ia kemudian tersenyum miring.
"Sstt woy! " Ketiga teman Marta langsung mengalihkan pandangannya ke arah Marta.
"Apa? " Jawab Yen dan Bayu bebarengan. Marta kembali melirik tempat yang tadi di tempati Pak Rahman. Di sana nihil, Pak Rahman masih di dalam.
"Cabut, " Marta langsung berlalu meninggalkan lapangan kemudian diikuti oleh ketiga temannya. Tujuannya sekarang adalah kantin. Ia menginginkan air saat ini.
"Yen beliin gue teh gelas, " Marta terduduk dengan bahu yang ia senderkan ke kursi.
"Ya elah Mar baru aja duduk gue, " Marta melotot, yang membuat Yen menyengir dan berdiri dari tempatnya.
"Woy monyet pesen 4 sekalian! " Bayu berbaring di kursi panjang dengan 4 jari ia tunjukan ke atas. Yen mendengus tetapi tetap mengiyakan.
"Iye, "
"Eh dlan gimana doi lo? " Bayu membuka suara. Fadlan menaikan satu alisnya.
"Gimana perkembangan lo sama si Darra, "
"Perkembangan apa maksud lo, " Bayu mendengus.
"Lo udah taken belum sama dia? "
"Udah, " Bayu melotot kaget.
"Serius lo? "
"Iya, "
Bayu bangkit dari tidurnya. Rona bahagia terpancar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...