04. Akabane Karmasuke

140 16 5
                                    

Keesokan paginya saat Erena datang, sudah ada Karma, Nagisa, Kayano, dan Koro-sensei di kelas.

"Ohayou gonzaimasu Koro-sensei, minna-san." sapa Erena.

"Ohayou gonzaimasu Asaka-san." sapa Koro-sensei.

"Erena-chan ohayou!" sapa Kayano.

Erena jadi kaget. "Kenapa nama depanku, Kayano-san?"

"Eeh? Nggak boleh ya?" tanya Kayano. Kelihatannya dia agak kecewa.

"Bukan, aku suka kok. Habisnya jarang ada yang memanggil nama depanku di sekolah." jawab Erena gugup.

Rupanya sudah ada Karma di sebelah tempat duduk Erena.

"Ohayou Erena-hime~" Karma iseng menjahili Erena karena dia tahu gadis itu tak suka dipanggil hime.

Yang disapa hanya diam sambil memasang wajah datar.

"Aduh, kok diem? Nggak suka panggilannya ya? Aku harus panggil kamu apa dong?" tanya Karma. Kelihatannya dia masih belum bosan menjahili ratu es yang satu itu.

"Apa saja asal bukan dengan hime." jawab Erena jutek.

"Hmm, kupanggil Erena-tan saja gimana?" tanya Karma.

Erena diam sebentar.

"Karmasuke."

Yang dipanggil cuma bengong. Kenapa Erena memanggilnya Karmasuke?

"Kau boleh memanggilku dengan tan." jawab Erena.

"Tapi kok Karmasuke?" balas Karma bingung.

"Panggilanku untukmu." jawab Erena dengan wajah datarnya.

'Kurasa dia senang dipanggil dengan tan.' batin Karma.

Sementara itu Koro-sensei memperhatikan Erena yang sedang mengobrol dengan Karma, Nagisa, dan Kayano. 'Sepertinya Asaka-san mulai belajar menyesuaikan diri di kelas ini.'


~~~


Hari ini ada jam pelajaran olahraga. Seperti biasa, para murid diminta untuk menyerang Karasuma-sensei.

Erena kaget saat tiba-tiba Karasuma-sensei memintanya untuk menyerangnya dengan pisau anti-sensei. Agak sulit untuk menyerang Karasuma-sensei, karena guru itu sangat gesit saat menghindari serangan Erena. Beberapa kali Erena hampir diserang oleh Karasuma-sensei, tapi semua serangan itu berhasil dihindarinya. Tapi pada akhirnya Erena berhasil dikalahkan Karasuma-sensei.

"Erena-chan, tadi kamu keren banget!" Kurahashi menghampiri Erena sesaat setelah pelajaran olahraga selesai.

"Bukan apa-apa kok. Kataoka-san dan Okano-san lebih keren." jawab Erena malu karena sudah mendapat pujian.

"Asaka-san senam ya? Badanmu kelihatannya lentur banget!" Okano ikut menghampiri Erena.

"Eh? Aku nggak senam kok. Cuma beladiri." jawaban Erena membuat mereka kaget.

"CUMA BELADIRI KATAMU?!" sekarang kedua cewek itu jadi heboh.

"I— iya..." jawab Erena gugup.

"Beladiri apa? Baru tahu aku Asaka-san bisa beladiri!" tanya Okano antusias.

"Karate dan taekwondo." Erena menjawab malu-malu. Rasanya aneh saat ada yang tahu jika dirinya belajar beladiri. Bagaimana nggak? Erena sudah dikenal sebagai murid yang kalem, rasanya nggak mungkin dirinya jago beladiri.


~~~


Jam pelajaran dimulai. Tapi Erena tak melihat Karma di sebelahnya.

'Kemana si rambut merah? Apa dia membolos?' batin Erena sambil melirik kursi Karma yang kosong.

Tapi Erena tak begitu mempersalahkannya. Sekarang dirinya kembali fokus ke pelajaran.

Tanpa Erena sadari, Itona sedang mencuri pandang ke arahnya.

~~~

Akhirnya jam pulang sekolah tiba. Erena sedang membereskan barang-barangnya saat tiba-tiba Karma muncul dan mengagetkannya.

"Erena-tan!"

Yang dipanggil sampai kaget.

"Hehe, kaget ya~?" tanya Karma jahil. Tapi percuma saja, Erena kelihatan tak peduli.

"Nee, Erena-tan, mau jalan-jalan denganku setelah ini?" tanya Karma tiba-tiba.

Erena jadi bingung, kenapa tiba-tiba red devil ini mengajaknya jalan-jalan?

"Kalau aku tidak mau?"

"Aku akan menyeretmu."

Erena menghela nafas. Akhirnya dia mengalah. "Baiklah. Kita mau kemana?"

"Kalau begitu, ayo!" lantas Karma menarik tangan Erena.

Sebetulnya di mata Erena, Karma memiliki sesuatu yang menjadi daya tariknya. Yaitu rambutnya yang berwarna merah.

"Karmasuke."

"Hm? Nani?"

"Aku suka warna rambutmu."

Sekarang giliran Karma yang kaget setelah mendengar pengakuan Erena.

"Kalau gitu, kamu suka aku?" Karma mulai jahil lagi.

"Enggak tuh." jawab Erena dengan wajah datarnya.

Karma bengong. Malu rasanya saat dirinya sudah bertanya seperti itu. Dijawab nggak secara terang-terangan pula.

"Sekarang ayo kita cari makan! Kau mau makan apa, Erena-tan?"

"Kau saja yang menentukan."

"Oke! Makan burger yuk!"

Kemudian mereka jalan-jalan sambil menikmati waktu kebersamaan mereka.






Bersambung

Musician [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang