08. Mengakrabkan Diri Denganmu

99 11 7
                                    

Dua hari setelah Erena meminta Isogai untuk menjadi kekasih palsunya, sudah beredar gosip bahwa Erena dan Isogai berpacaran.

"Eh, kau tahu nggak? Si Asaka itu pacaran sama Isogai loh!"

"Isogai yang dari kelas E itu?"

"Tidaaakkkk, aku kehilangan kesempatan untuk menyatakan perasaanku pada Asaka-hime!"

"Aku kehilangan kesempatan untuk memberi surat cinta pada Isogai-senpai..."


Desas-desus gosip yang membicarakan tentangnya dan Isogai membuat Erena ingin menutup kedua telinganya. Tapi baguslah, jadi para anggota Erena's Fanclub tidak mengiriminya surat hingga mengajaknya berkencan lagi.

Sementara itu, Maehara yang sebenarnya menaruh hati pada Erena jadi semakin risih akan beredarnya gosip Erena dan Isogai yang berpacaran. Tapi dia juga yakin jika Erena belum menaruh hati pada siapapun sehingga dirinya masih memiliki kesempatan.



~~~



Gosip Erena dan Isogai yang berpacaran juga terdengar hingga ke kelas E. Sehingga Itona juga mendengar kabarnya.

'Asaka berpacaran dengan Isogai?' dalam hatinya entah mengapa Itona merasa sangat kecewa.

"Itona!" suara Terasaka yang cukup keras membuat Itona sedikit kaget.

"Kau mungkin sudah dengar si Asaka berpacaran sama Isogai, tapi jangan menyerah untuk mendapatkan dia!"

Itona hanya memasang wajah datarnya, seperti biasa. "Terasaka, itu namanya menikung orang."

Tapi dalam hati Itona berpikir, haruskah dia menikung Erena dari Isogai? Itu namanya curang, kan.



~~~



"Horibe-kun." suara Erena berhasil mengagetkan pemuda berambut putih itu.

"Kau nggak masuk kan kemarin? Nih kupinjamkan catatan sains."

Itona kaget. Tak disangka Erena akan meminjamkan catatannya untuknya.

"A-- arigatou... Asaka..." jawab Itona gugup.

"Tidak apa-apa."



~~~



Hari ini turun hujan saat pulang sekolah. Itona lupa membawa payung, sepertinya dia harus menunggu di kelas hingga hujan reda.

"Horibe-kun, kau mau pulang kan? Pakai saja payungku." tiba-tiba Erena meminjamkan payungnya pada Itona.

Itona kaget, "Lalu kamu gimana?"

"Aku bareng Kae-chan."

Sementara itu Kayano dan beberapa anak perempuan sedang menunggu Erena di depan kelas. Mereka berencana mengunjungi cafe yang baru buka di dekat stasiun

"Erena-chan lama banget!" Kurahashi protes.

"Gomen gomen, aku lupa kalau catatan matematikaku lagi dipinjam Isogai." jawab Erena sambil terkekeh.

"Ayo cepat! Kue stroberi, aku datang bersama Erena-chan!!" seru Nakamura bersemangat.

"Puding aku datang!!" Kayano ikut-ikutan.

"Yang sampai ke cafe terakhir traktir kita semua ya! Kita duluan!" teriak Nakamura, lalu lari duluan sambil menarik tangan Erena.

"EEHHH?! RIO CURANG!!"

Kemudian para gadis juga lari menyusul Nakamura.


Itona tersenyum. Sepertinya dia bisa dekat dengan Erena, dan dirinya berharap besok dirinya bisa berbicara dengan Erena lagi.



~~~



Entah apakah saat itu dapat disebut sebagai sebuah keberuntungan atau kebetulan. Tapi Itona dapat bertemu kembali dengan Erena di jalan.

"Yo, Horibe-kun." sapa Erena.

"Halo."


Saat itu masih hujan deras, tapi Erena nekat untuk pulang. Kayano sempat meminjamkan payungnya untuk Erena, Kayano juga mengatakan jika dia bisa sepayung dengan Okano karena arah rumah mereka sama. Pada saat yang sama Erena bertemu dengan Itona.

"Payungmu bagaimana?" tanya Itona. Tadi kan dia dipinjami payung oleh Erena.

"Bawa saja dulu. Besok baru kembalikan. Sekarang masih hujan loh." jawab Erena.

Tapi mereka tidak bisa mengobrol lama-lama. Itona sepertinya sedang terburu-buru waktu itu.

"Bye bye, Itona." kata Erena. Itona hanya merespon dengan melambaikan tangannya.

Dari tempatnya berdiri Erena dapat melihat Itona menyebrangi jalan dan menuju sebuah rumah sakit.



~~~



"Rena-chan!"

Gadis berambut gagak itu menoleh ke belakang, ke arah sumber suara.

Dari tempatnya berdiri, Erena bisa melihat sosok pemuda berambut oranye yang terengah-engah. Dan pemuda itu tidak memakai payung.

Erena kaget, rupanya Maehara menyusulnya dan dia tidak membawa payung.


"Hiro-kun, kamu bisa sakit kalau--"

"AKU SUKA KAMU!!"


Ya, Erena mendengarnya dengan jelas di bawah rintik hujan deras ini. Maehara menyatakan perasaannya. Gadis bermarga Asaka itu jadi merasa tidak enak pada Maehara. Karena dia pasti sudah mendengar kabar bahwa dirinya dan Isogai berpacaran (meski hanya pura-pura)

Apa yang harus dia katakan?

Kini Maehara menghampiri Erena. "Aku menyukaimu, Rena-chan. Aku juga tahu kamu sudah pacaran dengan Isogai, tapi..."

Erena segera memayungi Maehara yang kehujanan. "Masuk dulu, Hiro-kun. Nanti kamu bisa sakit."


Beberapa saat kemudian Maehara sudah berada di ruang tengah kediaman Asaka. Tiba-tiba Erena memberikan selembar handuk untuknya.

"Nih, pakai."

Maehara segera menggunakan handuk yang diberikan Erena untuk mengeringkan dirinya.


"Aku kaget kau mengatakan kalau kau suka padaku." kata Erena to the point.

"Yah... sejak kapan ya? Mungkin sejak kelas 7?" Maehara mulai mengingat kembali saat dirinya pertama kali menyukai Erena.

Erena jadi merasa tidak enak hati. Pasti Maehara kaget saat ada gosip Erena berpacaran dengan Isogai. Apalagi Erena sudah punya orang yang disukainya.


"Maaf, Hiro-kun, tapi aku tidak bisa menjadi pacarmu."

Maehara tahu, pasti kalimat itu yang akan keluar dari mulut gadis pujaannya. Lagipula sebetulnya dia tahu kalau Erena tidak menyukai cowok playboy, terlihat dia sangat membenci gombalan-gombalan yang seringkali dilontarkan oleh Sakakibara Ren.

"Aku nolak kamu bukan karena kamu playboy, Hiro-kun. Tapi... aku sudah punya orang yang kusukai."

"Ah, begitu ya..." dalam hatinya Maehara terkejut karena ternyata cewek itu sudah menyukai seseorang.


"Eh, Rena-chan, siapa orang yang kamu suka itu?" Maehara penasaran.

"Tapi jangan kasih tau siapa-siapa ya!" wajah Erena berubah merah. Kemudian menjawab dengan suara yang sangat pelan, tapi Maehara dapat mendengarnya. Jawaban Erena membuat Maehara shock seketika.

"HAH?! SERIUS?!"







Bersambung

Musician [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang