06. Dia Orangnya Seperti Apa?

127 9 4
                                    

Catatan author :

Kalo ada kalimat langsung yang pakai bold dan underline, artinya itu pakai bahasa Jerman.

Soalnya di chapter ini ada beberapa karakter yang bakal ngomong dalam bahasa Jerman.

Happy reading guys!



•••

Asaka Erena.

Entah mengapa gadis itu sepertinya sudah membuat seorang Horibe Itona tertarik padanya.

Sebetulnya Itona ingin menjadi teman dekat dengan Erena, tapi rasanya tidak bisa.



~~~



"Isogai. Maehara."

Obrolan mereka lantas terpotong saat dipanggil oleh Itona.

"Ada apa, Itona-kun?" tanya Isogai.


"Kira-kira Asaka itu orangnya seperti apa?"


Maehara iseng balik bertanya, "Ooh, apa mungkin ini pertanda Itona-kun menyukai Rena-chan?"

"Nggak tuh." jawaban Itona yang singkat, padat, dan jelas membuat Maehara terdiam seketika.



"Bagiku, Rena-chan itu gadis yang cantik, baik hati, dan sopan. Tapi dia introvert sehingga agak sulit baginya untuk berbaur di lingkungan baru." kata Isogai.

"Hmm, kalau menurutku sih, Rena-chan itu cantik, pintar, dan baik hati! Udah kayak tenshi deh! Tapi Rena-chan juga agak misterius karena dari kecil dia pendiam!" Maehara juga memberi pendapatnya tentang Erena.



Itona's POV

Kelihatannya Asaka adalah gadis yang misterius dan tertutup. Padahal dia cukup populer di sekolah.

Apa penyebab dia menjadi introvert dan pendiam? Apa dia punya pengalaman yang kurang menyenangkan sepertiku?

Aku juga ingin mengenal si Asaka itu.



Author's POV

Menjadi hal yang aneh saat Itona menanyakan hal tentang seorang gadis. Biasanya dia hanya tertarik pada kegiatan membunuh Koro-sensei, seputar teknik mesin, atau makanan manis.

Isogai dan Maehara jadi curiga jika Itona menyukai Erena.

Saat Erena sudah masuk kelas, Itona tidak bisa melanjutkan pertanyaannya tentang gadis itu.



~~~



Kemudian waktunya jam pulang sekolah tiba. Erena sudah berjanji dengan seseorang yang juga merupakan murid populer di sekolahnya, Asano Gakushuu alias si ketua OSIS.

Bukan janji untuk kencan, tapi Gakushuu memberikan persyaratan untuk Erena jika dia ingin kembali ke kelas A.



Gakushuu's POV

Aku sudah berjanji untuk menemui Asaka saat pulang sekolah. Gadis ini sangat berambisi untuk kembali ke gedung utama, aku tahu itu.

"Terimakasih Asano. Aku pulang dulu."

Kemudian Asaka beranjak pulang. Kuharap dia baik-baik saja. Lagipula ada Isogai dan Maehara yang bersamanya saat berangkat dan pulang sekolah kan?

Boleh jujur aku tahu ada yang memperhatikan kami mengobrol sejak tadi. Tapi aku rasa akan lebih baik jika aku berpura-pura tidak tahu.

Sesungguhnya sejak awal niatku memang tidak peduli pada si Asaka. Tapi... kenapa malah rasanya aku ingin peduli padanya? Aku juga merasa jika aku ingin melindunginya.

Dan apa dia masih mengalami trauma semenjak kejadian itu?



Author's POV

"Yuu-chan, Hiro-kun, mampir dulu aja."

Isogai dan Maehara kaget. Bukannya hari ini ada jadwal les privat?

"Nggak apa kok. Kalian juga ingin bertemu dengan Heine-sensei kan?"

Yah, sebetulnya mereka penasaran dengan Profesor Heine Wittgenstein yang menjadi guru privat Erena.


"Tadaima."

Chikafuji menghampiri Erena. "Hokaeri nasai, Erena-hime. Oh, ada Yuuma dan Hiroto juga."

"Halo, Chikafuji-san." sapa Isogai sambil membungkuk.

"Chikafuji, kau makin cantik deh." tukas Maehara yang langsung mendapat death glare dari Erena.


Erena mengajak kedua sahabatnya ke lantai atas yang menjadi tempat ruang belajarnya. Di ruangan itu Heine sudah menunggu.

"Profesor, maaf membuat anda menunggu lama." sapa Erena.

"Tidak masalah, saya sendiri juga baru datang." jawab Heine yang tadinya sedang membaca buku.

Kedua sahabatnya sukses dibuatnya kaget. Baru kemarin guru dari Jerman itu datang, tapi Erena sudah lancar berbahasa Jerman.

"Mereka ini teman-teman yang pernah anda ceritakan, nona Erena?" Heine menyadari kehadiran Isogai dan Maehara.

"Anda benar, Profesor."

Kemudian Erena menepuk bahu mereka, "Perkenalkan diri kalian pada Heine-sensei."

Mereka jadi gugup. "Rena-chan! Kita kan nggak bisa bahasa Jerman!" bisik Isogai.

"Nama saya adalah Heine Wittgenstein, guru privat Asaka Erena oujou-sama. Senang bertemu dengan kalian." Heine memperkenalkan dirinya duluan.

Lah, ternyata dia bisa bahasa Jepang juga.

"Namaku Isogai Yuuma." Isogai memperkenalkan dirinya.

"Namaku Maehara Hiroto. Calon pacar Asaka Erena-hime." perkenalan dari Maehara sukses membuat Erena menepuk bahunya keras-keras hingga Maehara kesakitan.


"Nah, kalian mau cemilan? Tadi aku sudah suruh Chikafuji membuat cemilan untuk kalian." kata Erena.

Isogai tahu jika Erena sedang 'mengusir' mereka dari ruangan itu.

"Terimakasih banyak, Rena-chan." kata Isogai sambil keluar dari ruang belajar Erena dan meninggalkannya bersama Heine. Kemudian guru yang berasal dari Jerman itu segera memulai pelajaran.



~~~


Heine's POV

"Mari kita mulai pelajarannya." kataku sambil membuka buku kimia.

Erena oujou-sama adalah murid yang cukup rajin, peringkatnya di sekolah juga cukup tinggi. Tapi ada pelajaran yang kurang disukainya, yaitu kimia dan fisika.

Baru berapa menit, Erena oujou-sama berhasil menyelesaikan lembar soal yang kuberikan. Nona Erena masih perlu belajar lebih baik di bidang ini, karena hasilnya masih agak kurang.

"Erena oujou-sama, saya boleh bertanya?" tanyaku setelah selesai mengoreksi lembar soalnya.

"Silahkan saja, Sensei."

"Apa yang menyebabkan anda jatuh ke kelas terendah?"

Mendadak Erena oujou-sama terdiam. Wajahnya pucat dan kakinya gemetaran. Sama seperti saat aku bertanya "Apa anda punya  banyak teman di sekolah?" sebelumnya.

"Oujou-sama?" aku menepuk bahunya, dia mulai tenang. Tapi belum menjawab pertanyaanku.

Kurasa dia punya trauma di kelas sebelumnya.








Bersambung

Musician [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang