SIDE STORY : Pentas

80 8 1
                                    

Akhirnya tiba saatnya bagi Erena dan Itona untuk pentas musik. Sekarang mereka sudah berada di belakang panggung.

Itona benar-benar gugup. Masalahnya dia belum pernah tampil di atas panggung.

"Oi, Asaka."

Tangan Itona gemetaran. Buku partitur pemberian Erena yang tengah dia baca juga hampir jatuh.

"Aku gugup. Bagaimana nih?"

Erena sweatdrop. Ternyata dia gugup.

"Horibe-kun, sekarang adalah giliran kita tampil." ujar Erena. Sebetulnya dia juga gugup.

"Semangat, Horibe-kun."


~~~


Hari itu Erena dan Itona berhasil tampil dengan baik. Meski mereka gugup sebelumnya, mereka dapat mengatasinya.

"Erena-chaaaann!"

"Itona!"

Mereka kaget saat tiba-tiba mereka dihampiri oleh teman-teman mereka. Ada beberapa murid kelas E yang menghadiri pentas musik itu. Bahkan Heine dan Koro-sensei juga hadir.

"Tadi kalian keren banget!" puji Kaede.

"Hebat juga kau, Itona!" Terasaka dan kawan-kawannya juga memuji Itona.

"Permainan Asaka-san dan Itona-kun sangat indah dan membuat sensei terharu!" Koro-sensei malah menangis sendiri dan membuat mereka semua sweatdrop.

Tiba-tiba Heine memberi Erena sebuah buket bunga. "Anda bermain dengan sangat indah, oujou-sama."

Erena kaget, tapi dia juga senang. "Terimakasih, sensei. Tapi permainan Horibe-kun juga bagus." ujar Erena sambil tersenyum.

Heine menjadi pusat perhatian anak-anak kelas E. Mereka mengira Heine adalah pelayan Erena yang lebih muda darinya.

"Bukan, ini tutorku. Namanya Heine Wittgenstein." Erena memperkenalkan Heine pada teman-temannya.

"Eh? Badannya kecil kayak anak SMP." ucap Terasaka secara terang-terangan yang langsung membuat Heine marah.

"Saya pria yang sudah dewasa." ucap Heine sambil mengembungkan pipinya.

" ucap Heine sambil mengembungkan pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sensei, sudahlah." Erena menenangkan Heine yang marah-marah.

Kemudian mereka semua pulang. Hari itu adalah hari yang menyenangkan untuk mereka semua.


~~~


Heine mengajak Erena makan di sebuah kafe dekat sana. Pria berambut merah itu sepertinya ingin membicarakan sesuatu.

"Nona, anda tahu tentang anak yang menjadi pendamping anda waktu main musik tadi?"

Erena heran saat tiba-tiba Heine berbicara dalam bahasa Jerman dengannya. "Saya belum begitu mengenalnya. Memangnya kenapa?"

Musician [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang