Erena sedang memandangi langit malam yang penuh bintang saat tiba-tiba Chikafuji masuk ke kamarnya.
"Hime, apa anda menginginkan snack malam?"
"Bisa tolong buatkan teh hangat untukku?"
"Baik. Mohon menunggu sebentar, hime."
Gadis bermata heterochrom itu sedang berpikir, apakah sebaiknya dia mulai membuka dirinya lagi setelah kejadian buruk yang pernah dia alami?
Erena mengambil buku diarinya dan membuka beberapa halaman.
Ishikawa memaksaku untuk mengerjakan tugasnya. Aku sudah menolak, tapi dia masih memaksaku. Akhirnya aku yang mengerjakan tugasnya.
Kemudian Erena membuka beberapa halaman berikutnya.
Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku sudah memutuskan untuk lari ke kelas E, jadi aku sengaja membuat nilai ujianku jeblok. Hari ini Asano Rijichou-sensei menyatakan secara resmi kalau aku turun ke kelas E. Akhirnya aku bisa lari dari Ishikawa.
Erena membuka lembaran lain lagi.
Aku ini sampah. Tidak berguna. Pengecut.
Ya, gadis itu memang merasa dirinya adalah pengecut.
Tapi tiba-tiba dia teringat akan apa yang pernah dikatakan Heine.
"Anda perlu membuka diri, oujou-sama. Karena saya yakin akan ada orang yang akan mengerti anda."
Heine benar. Dan sebetulnya Erena juga ingin punya teman selain Isogai dan Maehara. Tapi bagaimana caranya untuk membuka diri?
"Hime, saya sudah buatkan teh untuk anda." ucap Chikafuji yang membawa teh yang diminta Erena.
Sambil ditemani teh yang dibuatkan Chikafuji, Erena mengambil pulpennya dan menulis sesuatu di buku diarinya.
Akhir-akhir ini Phoenix Starlight-san sering mengajakku mengobrol atau pergi ke tempat yang kusukai. Aku tahu dia mengajakku berteman, tapi aku takut jika gadis itu adalah ancaman bagiku. Aku takut jika dia akan membully aku seperti Kimiko-san dan teman-temannya. Kalau aku mau membuka diri padanya, apa dia mau menjadi temanku?
~~~
"Ohayou Erena-san!"
Sapaan itu tidak keluar dari mulut Gakushuu. Kali ini Starlight yang mengucapkan selamat pagi pada Erena.
"Ohayou, Phoenix-san."
"Phoenix-san? Panggil saja Starlight-chan!"
"Ah, baiklah. Starlight-chan."
Hari itu Erena memutuskan untuk mulai membuka dirinya pada Starlight. Seperti apa yang pernah dikatakan Heine, dia membutuhkan teman selain Isogai, Maehara, dan beberapa murid dari kelas E.
"Erena-san, sebentar lagi pelajaran akan dimulai." tukas Gakushuu saat Erena dan Starlight masih mengobrol di lorong kelas.
"Ah, baiklah. Starlight-chan, nanti kita makan siang bareng ya!"
Starlight kaget. Kali ini Erena yang mengajaknya makan siang bersama.
•••
Saat jam makan siang Erena masih canggung pada Starlight. Tapi dia sudah mulai mencoba untuk membuka dirinya pada Starlight.
Gadis bermarga Phoenix itu juga merasa jika sebenarnya Erena adalah gadis yang ramah, tapi agak pemalu.
"Ano... Starlight-chan."
"Iya?"
"... Ayo kita jalan-jalan saat pulang sekolah."
Starlight jadi kaget lagi. Padahal sebelumnya Erena selalu menolak saat Starlight mengajaknya jalan-jalan.
"Baiklah. Ayo kita ke kafe yang ada di dekat stasiun!"
•••
— Skiptime —
Akhirnya waktu pulang sekolah tiba. Sesuai janji, Starlight mengajak Erena mampir di kafe yang berada di dekat stasiun.
Erena sudah bisa mengobrol dengan Starlight. Tapi masih belum bisa membuka diri seutuhnya.
"Ne, Starlight-chan."
Erena tambah gugup. Kakinya jadi gemetaran.
"A— ano... Starlight-chan..."
Starlight masih menunggu kata-kata Erena selanjutnya.
"A— ayo kita... berteman..."
Kini tangan kanan Erena diulurkan untuk menjabat tangan Starlight. Gadis berambut merah itu jadi kaget. Tangan Starlight kini diulurkan untuk menjabat tangan Erena.
"Ayo."
Erena tersenyum senang. Akhirnya dia mendapatkan teman baru di gedung utama. Dan Erena yakin jika Starlight tidak memiliki maksud jahat padanya.
"Nee, Erena-chan!"
Suara yang Erena kenali tiba-tiba ada disana. Erena menoleh dan mendapati Kayano ada bersama anak-anak perempuan lain.
"Ah, Kae-chan!"
Kayano menghampiri Erena dan menyadari ada Starlight disana. Erena juga memperkenalkan Starlight pada Kayano dan teman-temannya.
"Senang bertemu denganmu, Phoenix-san." sapa Kayano.
"Senang bertemu denganmu juga, Kayano-san. Dan panggil saja aku Starlight-chan." kata Starlight ceria.
"Eh, kapan-kapan kita hangout bareng yuk! Bosen nih aku di rumah melulu!" ujar Nakamura bersemangat.
Erena hanya sweatdrop saat melihat Nakamura yang bersemangat saat mengajak jalan-jalan. Karena Erena adalah tipe anak rumahan yang tidak suka keluar rumah.
Tapi pergi hang out dengan teman baik tidak buruk juga kan?
"Ayo. Bagaimana kalau akhir pekan kita hang out?" tukas Erena.
"Tumben kamu yang mengajak kita hang out?" tukas Nakamura kaget, karena gadis itu selalu menolak saat mereka ajak jalan-jalan.
Hari ini Erena berhasil mendapatkan seorang teman, dan kali ini Erena menyadari jika membuka diri pada teman tidak buruk juga.
Meskipun Erena senang karena sudah mendapat seorang teman, ada sesuatu yang Erena takutkan jika Starlight menjadi temannya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Musician [TAMAT]
FanfictionMasa lalunya yang kurang menyenangkan membuat Horibe Itona selalu ingin melupakannya. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya agar ia dapat melupakan memori masa lalunya. Semuanya berubah ketika dia bertemu Asaka Erena, gadis yang populer di sekolah...