°01

13K 585 23
                                    

Hari ini, di pagi yang cerah. Seorang pria gagah dengan setelan jas-nya berjalan menuju ruang makan yang disana sudah lengkap dengan anggota keluarganya.

"Morning semua," sapa pria tadi dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.

Sifat yang sedari kecil ia pegang, hingga saat ini masih setia menemaninya. Status single yang sedari bayi selalu ia junjung tinggi, masih setia menemani hari-harinya.

Farrel, pria muda yang umurnya masih terbilang sangat muda. Bahkan usianya saja belum genap 20 tahun, namun usahanya dalam dunia bisnis tak dapat diragukan lagi. Kini dirinya sudah menjabat sebagai CEO muda disalah satu cabang perusahaan yang orang tuanya dirikan. Yang kini sudah sah menjadi milik Farrel.

"Morning kembali sayang," balas Nia dengan lembut.

"Farrel aja udah kerja, lo kapan nyusul dek?" tanya Rachel pada Rafa yang kini tengah menyantap sarapannya.

"Nunggu lulus kuliah dulu Kak," balas Rafa.

"Kamu bisa kaya Farrel, nanti Papah kasih salah satu cabang perusahaan Papah buat kamu," kata Daffa ikut menimbrung.

"Rafa pengen ngerintis usaha sendiri aja. Biar nanti Naya tambah bangga karna punya calon suami pekerja keras kaya Rafa," kata Rafa membanggakan dirinya.

"Lo sekarang jadi alay ya?" kata Farrel ikut terkekeh.

"Iya lah, es nya udah nyair," balas Rachel lalu diakhiri dengan gelak tawa yang menggema diruang makan.

"Yasudah sarapan dulu," kata Nia lalu mereka melanjutkan sarapan mereka dengan hikmat seperti biasanya.

"Gimana sama perusahaannya?" tanya Daffa setelah mereka selesai sarapan.

"Lancar Pah, pemasukan naik drastis ketimbang pengeluaran. Karyawan juga nggak pada makan gaji buta. Mereka semua pada antusias dan tepat waktu kalau urusan bekerja," balas Farrel.

Daffa juga bangga memiliki anak seperti Farrel yang sukses menggeluti dunia bisnis. Dan ia juga sangat berharap jika kedua kembarannya juga memiliki jiwa yang sama seperti Farrel, sukses dan lebih baik dari Daffa dan Nia. Impian semua orang tua pada anak-anaknya.

"Hari ini aku ada meeting pagi sama kolega bisnisku Mah, Pah. Setelah itu aku mau ada interview kerja, akan ada sekretaris baru nanti," lanjut Farrel.

"La yang kemaren kemana emang?" tanya Rafa.

"Dapet warisan dari orang tua, jadinya dia milih berhenti kerja. Terus mau diriin restoran katanya," balas Farrel.

"Berartii kaya dong?" tanya Rachel.

"Kurang tau juga sih. Tapi dia kemaren bilang mau diriin restoran di rest area gitu," balas Farrel.

"Ye kalo itu mah namanya rumah makan ogeb," balas Rachel.

"Toh juga sama-sama nyediain makanan Kak," balas Farrel sambil terkekeh.

"Yaudah Farrel berangkat dulu ya, Mah, Pah. Doain Farrel menang tender nanti," balas Farrel sambil tersenyum lebar.

"Mamah selalu doain yang terbaik buat kamu sayang," balas Nia.

"Farrel aminin doa Mama sama Papa. Assalamualaikum semua," pamit Farrel.

"Wa'alaikumsallam," balas mereka serempak.

Farrel berangkat terlebih dahulu, mendahului Daffa dan juga kembarannya yang biasanya mereka selalu berangkat bersama.

Itupun Farrel berangkat pagi karena ia harus mendatangi meeting besar pada kolega bisnisnya. Memenangkan tender adalah tujuannya dalam berbisnis. Terlebih tender kali ini termasuk besar dan sangat menguntungkan jika dia sampai bisa memenangkan tender itu.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang