Mentari pagi mulai menembus celah-celah dinding rumah Stella. Jam yang masih menunjukkan pukul 5 pagi itu membuat sang empu terbangun dari tidur malamnya.
Stella ingat, jika dirinya harus memasak kue untuk ia jual dikantor milik Farrel, meskipun ini juga masih jadi hari pertama ia masuk kerja, namun semangatnya yang begitu membara membuat Stella tidak malu jika harus bekerja sekaligus berjualan kue.
Stella lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mencuci muka, berhubung ia masih akan berangkat jam 7 nanti. Jadi, dirinya masih punya banyak waktu jika harus membuat kue terlebih dahulu.
"Kak?" panggil Andri sembari mengucek matanya.
"Kenapa sayang? Udah bangun?" tanya Stella lembut sembari menghampiri adik kecilnya itu dan berjongkok untuk menyeimbangi tinggi adiknya.
"Kakak kenapa? Kok jam segini udah kaya lagi balapan gitu?" tanya Andri.
"Kakak lagi mau bikin kue sayang, kan hari ini. Kakak jualan kue dikantornya Kak Farrel, Andri inget kan?" balas Stella dengan tersenyum.
"Owh iya Kak, Andri lupa. Yaudah Andri mau cuci muka dulu ya Kak? Nanti Andri bantuin Kakak buat bikin kuenya," kata Andri yang mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Stella mulai mengambil beberapa bahan dan juga perlengkapan untuk ia membuat kue. Mulai dari telur, mentega, tepung, pewarna makanan, dan yang lain lagi.
"Kakak? Andri udah cuci muka," kata Andri dengan senyumnya.
"Pinter," balas Stella.
"Kok Andri tadi bangunnya pagi banget? Kebrisikan Kakak tadi ya?" tanya Stella.
"Gapapa kok Kak, kan Andri bisa jadi bantuin Kakak buat bikin kue," balas Andri.
Stella tersenyum mendengar jawaban Andri barusan. Disaat anak-anak seusianya hanya memikirkan tentang bermain, makan, dan juga meminta uang untuk membeli mainan. Namun Andri yang usianya bahkan masih kurang lebih 6 tahun itu, sudah bisa merasakan apa yang Stella rasakan. Ia juga paham tentang kondisi rumahnya dan juga statusnya yang sudah tidak memiliki kedua orangtua.
"Andri bisa bantu apa Kak?" tanya Andri.
"Andri bisa nggak? Tuangin tepungnya kedalam gelas itu? Hati-hati jangan sampe tumpah," kata Stella menunjuk salah satu gelas kaca yang ia jadikan sebagai alat takar.
"Bisa kok Kak," balas Andri dengan mengangguk semangat sembari menuangkan tepung bergambar segitiga biru itu ke dalam gelas kaca berukuran sedang.
"Segini Kak?" tanya Andri.
"Iya segitu, kamu pinter," balas Stella sembari mengacak gemas rambut adiknya itu.
"Nah sekarang tepungnya kamu tuangin ke dalam wadah," kata Stella sembari menunjuk wadah tempat dimana nanti semua bahan dicampurkan.
"Kak? Andri mau nyoba," kata Andri kala melihat Stella yang tengah memecahkan telur.
"Emang Andri bisa?" tanya Stella.
"Bisa kok Kak, coba sini biar Andri aja," kata Andri sembari mengambil alih beberapa telur yang sedang Stella pegang itu.
"Hati-hati ya," kata Stella memberi peringatan.
"Iya Kak, Kakak tenang aja. Sama Andri udah dijamin semuanya beres kok," kata Andri dengan nada percaya dirinya.
"Yeee bisa!!!" pekik Andri saat ia bisa memecahkan telur itu dengan selamat.
"Pintarnya adik Kakak, yaudah Kakak mau panasin mentega dulu ya," kata Stella.
"Kok dipanasin Kak?" tanya Andri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Ending)
Roman pour AdolescentsSequel "DafFania" Farrel Yoga Pranata A cover by : @yongsoemt_ ================ Bisa terbilang Farrel itu orang yang memiliki dua kepribadian. Tampan, humoris, pintar, kaya, cool, apa yang kurang? Hanya dalam urusan bercinta ia jauh dibawah kembara...