°21

6.3K 342 14
                                    

"Kenyang juga akhirnya!"

"Yaudah, kalau gitu biar aku bayar dulu makanannya," kata Stella kemudian.

"Kamu yang traktir?" tanya Farrel.

"Ya enggak lah. Mana cukup uangku buat traktir kamu 2 mangkuk mie ayam ditambah satu mangkuk punyaku?" katanya balik bertanya.

Farrel bilangnya tadi sudah kenyang hanya dengan memandangi Stella menyantap makanannya. Nyatanya? Dia saja sampai nambah, dan alhasil. 2 mangkuk mie ayam habis dimakannya sendiri.

"Biar aku aja yang traktir," kata Farrel.

"Oke."

Farrel lalu beranjak untuk membayar makanannya juga makanan Stella tadi. Baru, setelahnya mereka kembali masuk ke kantor.

"Kira-kira, kamu nanti mau ngomong hal yang penting apa enggak?" Tanya Stella di sela-sela langkah kaki mereka.

"Kalau penting kenapa? Kalau enggak kenapa?" Balas Farrel balik bertanya.

"Kalau nggak penting, mending nggak usah aja. Aku banyak kerjaan," ketus Stella.

"Penting pake bingit," jawabnya dengan nada yang dibuat-buat.

"Yaudah kalau gitu cepetan. Jangan malah kaya Putri Solo gitu jalannya," kata Stella yang greget dengan langkah kaki Farrel yang begitu lamban.

"Namanya juga menikmati perjalanan," kata Farrel.

"Lagian kamu cepet-cepet itu mau ngejar apaan sih? Orang udah jelas-jelas tempat berpulang kamu ada tepat si sebelah kamu," ujarnya.

"Tong sampah?" Tanya Stella dengan polosnya.

Ya memang tepat disampingnya terdapat tempat sampah yang sengaja disediakan untuk karyawan kantor.

"Bukan tong sampah, Stella," geram Farrel.

"Terus, apa dong?" Tanya Stella masih dengan logat polosnya.

"Yang lagi ngajak kamu ngobrol," balasnya.

"Oh."

"Oh doang?" Tanya Farrel tak percaya.

"Iya lah, mau respon gimana lagi emang?" Balasnya dengan tatapan santai tak berdosanya.

"Dah lah, udah terlanjur dingin," kata Farrel kemudian. Stella hanya menanggapi itu dengan manggut-manggut saja.

"Sabarin aja udah," gumam Farrel pelan.

Mereka berdua kembali berjalan menuju ruangan Farrel. Stella yang hanya memilih diam, saat sesekali Farrel menggodanya. Yang terus kokoh mempertahankan tampang judesnya, meskipun Farrel memberikannya gombalan.

Tiba saatnya dimana keduanya kini sudah berdiri di depan ruangan Farrel.

"Masuk dulu deh, aku mau ngambil barang dulu. Ada yang ketinggalan," kata Farrel kemudian.

"Kenapa tadi nggak sekalian?" Tanya Stella.

"Tadi lupa, deket kamu terus sih," balas Farrel.

"Apa hubungannya sama aku?"

"Ya, kan kalau di deket kamu pasti pikirannya cuma kamu, anak, dan rumah tangga. Sampai yang lain jadi lupa," ujarnya hingga membuat Stella bersemu.

"Yaudah sana ambil," kata Stella tanpa berniat merespon omongan Farrel barusan.

Farrel hanya mengangguk sampai akhirnya ia mengacak gemas rambut Stella sesaat sebelum dirinya pergi.

"Dasar bos aneh," cibir Stella sembari membuka pintu ruangan Farrel.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang