"Kalau gue ngajak lo nikah. Lo mau nggak?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Farrel. Pertanyaan yang ia lontarkan saat mengantarkan Stella pulang.
"Nggak," balas Stella singkat, padat, jelas, dan juga. Nyesek.
"Kenapa nggak? Gue tampan, kaya, mapan, udah punya perusahaan sendiri, baik hati, nggak sombong, unyu-unyu, ngangenin," kata Farrel.
"Ada plastik kresek gitu nggak?" tanya Stella.
"Nggak ada, emang buat apa?" balas Farrel.
"Gue enek denger omongan lo tadi. Pengen muntah rasanya," kata Stella dengan memalingkan wajahnya.
Farrel cengo seketika. Seperti inikah rasanya ditolak seseorang? Padahal dirinya tak pernah yang namanya ditolak, yang ada. Dia yang menolak orang. Memang baru kali ini ia ditolak, karena baru kali ini juga dia menyatakan cinta pada seorang wanita.
"Gapapa, ntar lama-lama lo juga bakal suka sama gue kok," kata Farrel dengan percaya dirinya.
Seseorang, help me please!~ batin Stella.
"Nggak bakal," balas Stella.
"Oh ya? Kalau gue jodoh lo gimana?" tanya Farrel dengan senyum jahilnya.
"Lo gila ya, makin diladenin makin nglantur," kata Stella dengan nada yang sedikit terkesan ngegas.
"Gue takutnya tuh kalau nanti anak kita udah lahir, terus lo galakin dia. Kasian gue," kata Farrel sembari menatap lurus kedepan.
"Ngga denger. Gue budek," balas Stella sembari menutup kedua telinga menggunakan kedua tangannya.
"Jadi lo mau gue ngulang omongan gue? Itu berarti lo juga mau dong nerima gue sebagai bapak dari anak-anak lo," kata Farrel yang semakin ngaco.
"Gue bukan janda ya," kesal Stella karna omongan Farrel barusan.
"Emang bukan janda, yang bilang kalau lo janda siapa?" tanya Farrel.
"La itu tadi, bapak dari anak-anak gue. Secara nggak langsung lo ngatain gue janda," kata Stella.
"Oh gitu ya. Yaudah lo aja yang jadi ibu dari anak-anak gue. Tapi tenang, gue masih perawan. Eh salah, masih perjaka," kata Farrel.
Stella hanya mendelik sebal hingga akhirnya tatapannya jatuh pada radio yang terletak di depannya.
Ia lalu mencari saluran radio guna meredam omongan unfaedah yang sedari tadi Farrel lontarkan. Lagu berjudul Cinta pertama dan terakhir yang dibawakan oleh Sherina itu menemani perjalanan Farrel dan Stella.
"Lo pinter nyari lagu ya ternyata? Lo emang cinta pertama gue. Dan cinta terakhir gue," kata Farrel.
"Lo itu ya sumpah kalau bukan anak orang, udah gue mutilasi," kata Stella kesal.
"Gue serius. Lo cinta pertama gue, gue nggak pernah suka sama cewek. Percaya sama gue," kata Farrel dengan nada yang terdengar begitu tulus itu.
Stella hanya diam tak menjawab. Terserah Farrel ingin ngomong apapun asal itu tidak mengungkit tentang keluarga.
"Stell? Nama panjang lo siapa sih?" tanya Farrel.
"Stellaaaaaaaaa," balas Stella mengeja namanya dengan nada panjang.
Stella tertawa, benar-benar tertawa. Farrel terpana melihat kecantikan Stella yang bertambah 5 kali lipat saat dirinya tengah tertawa.
"Nama lengkap elah astaga," ulang Farrel.
"Haha lo sih. Kalau nanya yang bener," kata Stella.
"Iya-iya. Jadi nama lengkap lo siapa?" tanya Farrel.
![](https://img.wattpad.com/cover/184054163-288-k930854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Ending)
Teen FictionSequel "DafFania" Farrel Yoga Pranata A cover by : @yongsoemt_ ================ Bisa terbilang Farrel itu orang yang memiliki dua kepribadian. Tampan, humoris, pintar, kaya, cool, apa yang kurang? Hanya dalam urusan bercinta ia jauh dibawah kembara...