°04

8.1K 470 6
                                    

"Assalamu'alaikum!!" teriak Farrel begitu ia memasuki rumah. Sedari pulang dari rumah Stella entah kenapa, senyum Farrel tak pernah pudar. Ia merasa begitu senang.

"Wa'alaikumsallam, tumben udah pulang?" balas Nia yang baru saja dari dapur.

"Mama tau nggak?" tanya Farrel masih dengan senyuman manisnya.

"Enggak," balas Nia dengan tatapan polosnya.

"Mama ishh.. Dengerin dulu makanya," kata Farrel sedikit kesal.

"Oke Mama dengerin," balas Nia.

"Jadi gini, tapi sebelumnya. Kak Rachel, Rafa, sama Papa mana Mah?" tanya Farrel sembari celingak-celinguk mencari keberadaan ketiga orang penting itu.

"Rachel sama Rafa mereka lagi pada diatas, dikamar mereka mungkin. Kalo Papa, belum pulang, paling bentar lagi sampai rumah. Kamu kenapa sih? Tumben banget," kata Nia yang sedikit terheran-heran akan tingkah putra tengahnya itu.

"Farrel mau mandi dulu aja deh Mah. Nanti aja Farrel ceritain sama kalian semua. Udah pasti kalian bakalan kaget deh," kata Farrel.

"Terserah kamu aja," balas Nia yang kemudian kembali menuju ke dapur.

Farrel lalu berjalan menuju kamarnya untuk segera mandi, membersihkan badannya. Senyum yang masih sama bahkan tidak luntur sedikitpun meskipun dirinya baru saja selesai mandi.

Fikirannya saat ini hanyalah Stella, Stella, dan Stella. Rasanya dia sudah gila karena Stella. Bahkan saat ini, dirinya ingin kerumah Stella bertemu dengannya.

Setelah selesai dengan rutinitasnya. Farrel kemudian turun kebawah. Yang ternyata disana sudah ada keluarga lengkapnya yang tengah menonton acara televisi malam.

Kebetulan sekali, jadinya. Farrel tidak perlu repot-repot mengumpulkan mereka.

Farrel lalu melangkahkan kakinya. Ikut bergabung dengan saudara kembarnya. Duduk diantara keduanya lalu merangkul bahu Rachel dan Rafa dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.

"Lo kenapa sih?" heran Rachel sembari menatap saudara kembarnya itu dengan tatapan horor.

"Nggak tau tuh, dari pulang kerja tadi senyam-senyum sendiri. Mama aja sampe merinding liatnya," balas Nia.

"Kelihatannya lagi bahagia banget nih anak Papa. Menang tender ya?" tanya Daffa.

"Lebih dari sekedar menang tender Pah," balas Farrel.

"Habis menang arisan ya?" tanya Rafa.

"Lebih dari sekedar menang arisan ibuk-ibuk deh," kata Farrel yang sontak membuat Nia menoleh kearah Farrel dengan melemparkan tatapan tajamnya.

"Maap Mah, Farrel becanda," balas Farrel sembari memasang cengiran kudanya.

"Langsung cerita aja, sebenernya lo kenapa sih? Takut gue lama-lama deket sama lo," kata Rachel yang mulai menjaga jarak aman dengan Farrel. Namun terlebih dahulu Farrel tahan hingga Rachel tidak dapat menggeser posisinya.

"Tadi kan Farrel ada interview kerja kan ya?" kata Farrel yang mulai bercerita.

"Terus?" tanya Rachel, Rafa, Daffa, dan juga Nia secara bersamaan.

"Namanya Stella. Orangnya cantik banget MasyaAllah," lanjut Farrel.

"Cantikan juga Mama kamu," balas Daffa yang membuat pipi Nia bersemu merah.

"Ini tu udah kaya bidadari surga tau nggak sih?" kata Farrel sedikit mendramatisir.

"Lebay banget elah," sindir Rafa tanpa menoleh kearah Farrel.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang