°17

6.7K 393 22
                                    

Stella dan Nia saat ini tengah sibuk menyiapkan makanan di dapur. Dengan segudang topik cerita yang dipunya, menjadikan Nia menjadi mudah akrab dengan sosok Stella.

"Holla Mama!! Denger-denger ada calon adek ipar nih, mana orangnya? Rara mau ketemu," ucap seseorang yang mengagetkan Stella dan Nia. Sontak mereka berdua menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah sumber suara. Dimana Rachel yang sudah berdiri dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Wahhh!!! Ini toh, gilak cantik banget. Pantes aja si Farrel suka," puji Rachel menatap Stella dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Stella hanya dapat tersenyum kaku merespon ucapan Rachel barusan.

"Stella, kenalin, ini anak tante yang pertama. Namanya Rachel," ujar Nia memperkenalkan Rachel.

"Rachel. Nggak perlu manggil pake embel-embel Kakak, karena gue tau. Kita berdua seumuran," ucap Rachel sembari mengulurkan tangannya.

"Stella, tapi, Saya rasa. Saya harus memanggil dengan embel-embel Kak, karena umur Kakak lebih tua dari saya," balas Stella sembari membalas uluran tangan Rachel.

"Oh ya? Wahhh!!! Rara punya adek cewek dong. Yaudah aku panggil kamu dek aja ya?" kata Rachel.

"Iya Kak," balas Stella tersenyum.

"Maafin anak tante yang satu ini. Dia orangnya cerewet banget, padahal bentar lagi udah mau nikah," ucap Nia.

"Cerewet itu wajib Mah," ucap Rachel sembari mengerucutkan bibirnya kesal.

"Haha yaudah. Mending kamu bantuin Mama sama Stella siapin makan malam," ucap Nia.

"Siap laksanakan komandan!" ucap Rachel semangat dengan memperagakan gerakan seolah sedang hormat.

Stella tersenyum menatap kelakuan Rachel dan Nia. Begitu menyenangkan dan harmonis, layaknya dirinya dulu dengan mendiang Ibu-nya.

"Rafa kemana?" tanya Nia.

"Nggak tau. Kalau nggak dikamar, ya dirumah Naya," balas Rachel sembari mencuci sayur-sayur.

"Coba kamu tengok. Sekalian panggilin Farrel buat minta tolong beliin garam sama kecap," ujar Nia.

"RAFA!!! FARREL!! TURUN WOY!!" teriak Rachel kencang dari arah dapur. Sontak Nia dan Stella menutup telinga mereka rapat-rapat.

"Disamperin masyaAllah, bisa budek nanti telinga Mama," omel Nia.

"Maapin Kakak ya Mama ku sayang," ucap Rachel yang kemudian beranjak pergi memanggil Farrel dan Rafael.

"Kamu tau kalau Farrel punya saudara kembar?" tanya Nia.

"Tau kok Tante, si Farrel juga udah pernah cerita," balas Stella.

"Tante suka sama kamu. Semoga kalian berjodoh ya," ucap Nia.

Stella hanya tersenyum sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa.

"Menurut kamu. Farrel itu orangnya kaya gimana sih?" tanya Nia.

"Gimana ya Tan, nggak gimana-gimana sih sebenernya. Dia orangnya baik dan tegas kok, disiplin juga. Kalau udah yang namanya berhadapan sama klien seriusnya udah nggak bisa diragukan lagi. Jadi, nggak heran kalau Farrel selalu menangin tender-tender besar."

"Tapi ya gitu, kadang suka ngeselin, bikin emosi," jawab Stella dengan tanpa sadar sembari senyum-senyum sendiri.

"Loh, kok bisa bikin emosi? Emangnya Farrel ngapain kamu sayang?" tanya Nia dengan wajah khawatirnya.

"Farrel selalu ngajak Stella nikah Mah. Cuma itu doang kok, tapi kalau udah bahas kaya gituan. Farrel malah dimarahin sama si Stella," jawab Farrel yang sudah berdiri di ambang pintu dapur.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang