°09

7K 390 8
                                    

Sejauh apapun kaki ini melangkah. Tujuanku tak jauh-jauh dari ingin bertemu dirimu.

♣♣♣


Stella dan Farrel kini telah sampai di depan gang rumah Stella. Stella yang langsung mengambil barang belanjaannya dan ingin segera melangkah pergi. Namun tangannya tertahan oleh Farrel.

"Apa?" tanya Stella dengan nada kurang bersahabat.

"Ngomong apa?" pancing Farrel dengan senyuman jahil seperti biasanya.

"Makasih," balas Stella datar.

"Cuma makasih?" tanya Farrel memicingkan matanya.

"Terimakasih untuk tumpangan pulangnya, dan terimakasih juga karena udah beliin bahan-bahan bulanan dan juga cemilan buat gue dan Andri," kata Stella sembari memutar bola matanya malas.

"Masa cuma itu tok? Yakin nggak ada yang lain?" pancingnya lagi.

"Lo langsung pulang aja deh, nggak usah pake mampir segala," kata Stella yang paham maksud dari omongan Farrel barusan.

"Gue laper tapi," kata Farrel.

"Yaudah makan, yakali lo laper tapi mandi," balas Stella dengan tatapan sinisnya.

"Mau masakan lo tapi," kata Farrel dengan nada dilembut-lembutkan.

"Jijik, yaudah buruan. Itung-itung bales budi gue buat lo," kata Stella yang akhirnya pasrah.

"Nah gitu dong. Kan jadi sama-sama untung," kekeh Farrel yang kemudian menyusul Stella yang sudah berjalan mendahului Farrel.

Farrel berjalan dibelakang Stella karena gang yang terlalu sempit membuat ia susah jika harus berjalan beriringan dengan Stella. Matanya tertuju pada gulungan hewan berwarna merah gelap yang berada didekat batu.

Ide jahil terlintas dibenak Farrel untuk mengerjai Stella. Untung saja beberapa hari yang lalu, Andri memberi tahu tentang apa yang ditakuti Stella. Farrel mengambil benda tersebut lalu menyimpannya dibalik daun pisang yang ia sobek untuk dijadikan tempat membungkusnya.

Setelah apa yang ia rencanakan selesai,  ia kembali melanjutkan perjalanan menyusul Stella.

"Assalamualaikum, Andri. Buka pintunya Dek," kata Stella sembari mengetuk-ngetuk pintu.

Cklekk!!

"Wa'alaikumsallam. Kakak udah pulang, loh? Ada Kak ganteng juga?" balas Andri begitu pintu rumah terbuka.

"Hallo Adek ipar. Kamu udah nunggu kita lama pasti ya?" tanya Farrel dengan posisi jongkok agar dapat menyeimbangi tinggi Andri.

"Kakak masuk dulu ya? Mau masak buat kalian, Andri temenin Kak Farrel ngobrol ya?" kata Stella.

"Siap Kak," balas Andri sembari hormat layaknya seorang prajurit.

"Silahkan masuk. Nanti biar gue buatin lo minuman," kata Stella mempersilahkan Farrel untuk masuk.

"Air putih aja," kata Farrel.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang