°13

6.7K 388 7
                                    

"Ajarin gue masak ya? Biar kalau lo nggak bisa masakin buat gue. Gue bisa ganti masakin buat lo, terus kalo lo lagi ngidam minta dimasakin. Gue bisa bikinin lo masakan paling enak sedunia," kata Farrel hingga membuat Stella menghentikan aktivitasnya. Menatap Farrel yang tengah menatapnya seolah ia tidak melakukan salah apa-apa.

Stella tersenyum kearah Farrel hingga membuat hati Farrel menghangat. Dengan senang hati ia membalas senyuman itu. Baru saja Farrel ingin membuka mulut. Namun sudah terlebih dahulu Stella memasukkan sambal setengah halus itu kedalam mulut Farrel menggunakan tangannya.

"Makan tuh cabe!!" sinis Stella menatap senang.

"Hwahhhh hahhh wahhh parah lo calon bini. Ambilin hahhh minummm hwahhhhh!!!" kata Farrel yang sudah kepedasan.

"Ambil sendiri lah, enak aja nyuruh-nyuruh. Dikira gue babu lo apa?" kata Stella datar.

"Pedeshh ini hahhh!" kata Farrel yang semakin menjadi. Ia langsung berdiri dan menyambar gelas begitu saja. Mengambil minuman itu hingga dua kali.

"Lo bikin sambel pake cabe berapa banyak sih?" tanya Farrel yang sudah mulai menghilang rasa pedasnya.

"Nggak banyak, cuma 15 aja," balas Stella sesantai mungkin.

"15 masih lo kata cuma? Lidah lo nggak ada titik pedesnya ya?" tanya Farrel menatap Stella horor.

"Ya ada lah bego!" balas Stella dengan nada nyolotnya.

"Malah nyolot, gue sumpahin besok kita nikah. Bingung lo," kata Farrel dengan nada sok santainya.

"Nggak gue aminin!!" ujar Stella.

"Gitu banget. Gue yang bakal buat lo nerima lamaran gue," kata Farrel sinis.

"Idih, emang lo apaan bisa langsung nyimpulin kaya gitu? Dukun? Cenayang? Bahkan lo juga bukan Tuhan," kata Stella jengah.

"Serah ah, debat ama cewek emang nggak bakalan ada berhentinya kalau si cowok nggak ngalah," kata Farrel yang akhirnya mengalah karena sudah kehabisan kata-kata.

"Kak?" panggil Andri yang baru saja keluar dari kamarnya sembari mengucek kedua matanya menggunakan kedua tangan mungilnya itu.

"Eh sayang? Udah bangun? Kamu keberisikan ya? Maafin Kakak ya?" kata Stella lembut.

"Iya Kak gapapa, Andri mau mandi dulu ya," kata Andri.

"Iyaa," balas Stella sembari tersenyum.

"Lo sih. Ngomong udah ngalahin toa masjid aja. Berisik!" kata Stella.

"Gue heran deh sama lo Stell. Lo pas awalan kenal gue tuh, sopan banget. Lembut banget, sekarang lo udah bermutasi jadi singa betina," kata Farrel yang lagi-lagi malah ngelantur.

"Ya lo-nya aja yang nyebelin, coba kalau enggak. Gue juga nggak bakalan galakin lo, judes sama lo, gue juga bosan kali debat terus sama lo. Bikin kepala mau pecah rasanya," balas Stella masih dengan nada tak bersahabatnya.

"Oh gitu ya. Emang caranya biar nggak jadi nyebelin itu gimana sih? Kasih tau tips-nya dong," ujar Farrel dengan nada polosnya itu.

"Gue sebenernya ragu sama lo. Gimana bisa sih, orang kaya lo udah bisa jadi CEO? Sedangkan tingkah lo nggak jauh beda sama anak SMA yang lagi labil-labilnya," tukas Stella.

"Jangan salah ya. Gini-gini, gue juga udah beberapa kali menangin tender besar. Bersaing sama kolega bisnis, dan buktinya. Perusahaan gue sekarang maju banget kan?" sombong Farrel.

"Terserah lo," kata Stella yang lebih memilih untuk segera melanjutkan masaknya yang tertunda tadi.

"Gue udah laper nih, buruan dong calon isteri," kata Farrel.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang