"Kalau suatu waktu adek lo bakal pindah kota gimana?" tanya Farrel.
"Untuk kedepannya. Nggak ada yang tau kan? Hanya kalau untuk saat ini, gue cuma pengen buat Andri ngerasa beruntung punya Kakak kaya gue," balas Stella dengan tersenyum tulus.
"Kok lo bisa sih? Bertahan hidup dengan kadaan lo yang kaya sekarang? Apalagi lo harus bayar sekolah adek lo dan keperluan yang lain," kata Farrel.
"Ya gue mau gimana lagi? Mau nggak mau gue kan harus menuhin kebutuhan adek gue," balas Stella.
"Kalau gue nikahin lo gimana? Jadinya kan gue bisa bantuin ngurus Andri. Ngurus semua hal kebutuhan dia. Ngebiayain dia sampe dia bener-bener bisa jadi orang sukses, dan buat lo bangga," kata Farrel dengan nada seriusnya. Stella menatap polos kearah Farrel. Ia benar-benar tidak percaya atas apa yang diucapkan Farrel barusan.
"Lo gila ya?" tanya Stella sembari menggelengkan kepalanya.
"Gue gila karena lo Stella!" balas Farrel yang membuat Stella tersenyak kaget.
"Yaudah mending sekarang lo pergi. Ke RSJ sana, atau nggak, lo temuin psikolog. Biar sarap lo itu dibenerin," kata Stella yang setelahnya membuang pandang dari Farrel.
"Wahhh lo tega sama gue. Gue masih waras ya, jadi nggak perlu nemuin psikolog apalagi pergi ke RSJ," ketus Farrel.
Stella lebih memilih bungkam tak menghiraukan omongan Farrel barusan. Menurutnya, menanggapi omongan tak penting Farrel itu seperti mengajak ngomong tokek. Selalu saja membuat kesal.
"Eh-eh? Mau kemana?" tanya Farrel.
"Kamar mandi. Mau ikut?" sinis Stella.
"Gue sih mau-mau aja," kata Farrel dengan smirk andalannya.
"FARREL MESUM SETAN LO DASAR!!!" teriak Stella dan langsung melemparkan tasnya kearah wajah Farrel. Farrel terpingkal- pingkal dibuatnya. Sedangkan Stella merutuki omongannya tadi.
Selepas kepergian Stella tadi. Farrel mengawasi Andri yang masih tetap asyik bermain, yahh... Meskipun sendiri, Andri terlihat sudah begitu jago untuk memainkan beberapa permainan yang ada di time zone.
Stella kembali dengan membawa 2 minuman. "Nih buat lo," kata Stella sembari menyodorkan satu gelas minuman berisikan jus itu.
"Lah, katanya mau ke toilet? Sekarang, toilet mall ada penjual minumannya ya?" tanya Farrel polos setelah menerima sodoran minuman tadi.
"Pala lo! Ya gue ke tempat penjual minuman lah. Emang lo mau kalo gue ngasih lo air WC, enggak kan?" balas Stella ketus.
"Ya nggak lah. Lo gila apa sampe ngasih gue air WC, kalau gue mati gimana?" kata Farrel dengan nada lebaynya.
"Ya kuburlah," balas Stella santai namun terkesan sinis.
"Parah ya lo. Doa lo nggak ada yang lebih jelek lagi apa?" kesal Farrel.
"Udah lah. Gue lagi nggak mau debat sama cowok kaya lo. Nggak bakal ada habisnya, kaya depat pemilu tau nggak?! Lagian lo juga udah gede, CEO juga kan. Jadi jangan kaya anak SMA," ketus Stella yang langsung duduk disamping Farrel. Namun jaraknya kali ini lebih jauh.
"Lo ngapain duduk sampe ujung situ? Tenang aja kali, tubuh gue steril kok. Nggak bakalan kena virus," kata Farrel dengan polosnya. Stella menatap Farrel dengan tatapan seolah ia ingin membunuhnya saat ini juga.
"Gue juga bukan cewek alay kali Rel. Gue cuma lagi mau duduk disini aja, apa salahnya sih?" kata Stella dengan nada tak terima.
"Yaudah kalau gitu sini deketan," kata Farrel.
"Ck, buat apa?" tanya Stella.
"Biar jarak sekalipun nggak mampu buat misahin kita berdua."
"LEBAY NAJISS!!" kesal Stella karena ucapan Farrel barusan yang terkesan berlebihan.
"Yaudah makanya sini," kata Farrel.
"Dari dulu. Cowok yang deketin cewek. Bukan malah sebaliknya," kata Stella yang spontan keluar begitu saja.
"Oh jadi ceritanya lo ngode biar gue-nya deket dan nyamperin elo? Bukan malah sebaliknya gitu? Oke!"
Demi seluruh warga di bikini bottom yang nggak bakalan pindah kota. Stella benar-benar merutuki perkataan bodohnya tadi. Sebab itu, Farrel jadi menggeser tubuhnya hingga benar-benar tidak ada jarak diantara keduanya.
"Lo ngapa jadi mwepet banget gini sih?" sinis Stella.
"Ya kan tadi lo sendiri yang nyuruh," kata Farrel.
"Gue nggak nyuruh lo setan!" kesal Stella.
"Ya tadi itu ngode. Gue sebagai cowok yang peka, akhirnya melaksanakan itu dong, biar lo jadi seneng," kata Farrel dengan nada riangnya. Seolah tak ada beban sedikitpun.
"Ya... Ya tadi itu gue... Gue nggak sadar aja kalau tadi gue ngomong kaya gitu," elaknya.
"Ah masa," goda Farrel sembari mendekatkan wajahnya.
"Lo jangan gila ya Rel. Gue bunuh lo," ancam Stella dengan wajah ketakutan.
"Tenang aja kali Stell. Gue nggak bakalan nyium lo ditempat umum nan rame kaya ginj, kalau banyak peluang tempat sepi yang sering kita jalani," kata Farrel dengan senyum devilnya yang begitu menakutkan dimata Stella.
Stella mendong tubuh Farrel supaya dirinya menjauh dari posisinya saat ini. "Lo apaan sih? Gue gibeng juga lo lama-lama," kata Stella dengan sentakannya.
"Atuttt," kata Farrel yang justru memancing amarah Stella. Dan benar saja, gadis itu saat ini sudah naik pitam dibuatnya.
Baru saja Stella ingin melayangkan pukulan diwajah Farrel. Namun tangannya terlebih dahulu dicekal oleh Farrel. Dalam satu kali tarikan. Jarak mereka berdua kembali dekat hingga memang dengan sengaja Farrel melakukan itu sehingga kedua bibir mereka saling menyatu.
Mata Stella terbelalak sempurna. Dengan cepat ia langsung memundurkan tubuhnya menjauhi lelaki di depannya ini.
Plakkk!!
"Farrel tolol, babi, setan, anjing, brengsek, si--hmpphhtt..."
"Diem dulu," kata Farrel dengan satu tangan membekap mulut Stella agar tidak berkoar-koar lagi. Bisa-bisa reputasinya hancur.
Stella memberontak dan menyingkirkan tangan sialan Farrel dengan sekali hentakan.
"Lo gila? Itu first kiss gue, dan lo dengan mudahnya ngambil itu dari gue?!" sentak Stella. Farrel hanya menatap polos kearah Stella.
"Alhamdulillah dong," kata Farrel yang membuat Stella mengerutkan dahinya.
"Alhamdulillah karena yang ngambil first kiss lo itu cowok setampan dan sekeren gue," kata Farrel dengan percaya dirinya.
"Lo itu spesies manusia jenis apaan sih? Jadi-jadian apa siluman? Oh atau jangan-jangan lo titisannya spongebob yang selalu bikin kesel squidward?" kesal Stella.
"Titisan pala lo titisan. Nggak lah, lagian gue nggak kenal sama mereka berdua. Mereka siapa sih? Namanya aneh banget. Apa mereka penduduk planet lain? Tapi kok nggak pernah tau gue? Dia penghuni planet pluto ya?" kata dan tanya Farrel dengan begitu polosnya.
Stella mengacak rambutnya frustasi. Ia lebih memilih beranjak dari duduknya untuk segera menghampiri Andri. Ia lebih memilih menemani Andri di time zone seharian daripada harus meladeni spesies aneh seperti Farrel.
TBC!!!
Sekian lama akhirnya bisa update jugaa hehe :D
Jangan bosen nunggu yaa.. Maafkan udah buat kalian nunggu lamaa...
Jangan lupa buat vote dan comment jugaaa :*Warning!!!
Typo dimana-mana!!
![](https://img.wattpad.com/cover/184054163-288-k930854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Ending)
Teen FictionSequel "DafFania" Farrel Yoga Pranata A cover by : @yongsoemt_ ================ Bisa terbilang Farrel itu orang yang memiliki dua kepribadian. Tampan, humoris, pintar, kaya, cool, apa yang kurang? Hanya dalam urusan bercinta ia jauh dibawah kembara...