Kehadirannya, mulai merubah hidupku. Sejam tidak bertemu dengannya sudah membuatku rindu, bagaimana jika harus kehilangannya? Bisa-bisa aku langsung mati gila.
•Farrel•
🐝🐝🐝🐝🐝
Sedari tadi, Stella tak pernah berkutik dari layar monitor. Tangannya dengan lihai memeriksa setiap dokumen yang harus ditandatangani oleh Farrel untuk keperluan meeting siang nanti.
"Akhirnya. Tinggal minta tanda tangan," kata Stella dengan lega karena akhirnya pekerjaan sedari pagi tadi selesai sudah.
Stella lalu melangkahkan kakinya menuju keruangan Farrel dimana Farrel yang sedari tadi tak bisa fokus menyelesaikan pekerjaannya. Fikirannya hanya dipenuhi dengan Stella. Bahkan saat ini dirinya tengah mondar mandir didepan pintu.
"Temui enggak? Kalau gue temuin, ntar dia marah. Kalau enggak, bisa-bisa gue jadi gila karena nggak ketemu dia. Ah bodo lah, marah-marah juga terserah. Penting bisa ketemu," katanya yang kemudian akan membuka pintu. Namun, ia urungkan kala ia mendengar suara langkah kaki yang ia yakini jika itu langkah kaki milik Stella.
Farrel langsung saja kembali ke tempat kerjanya, bersikap seolah jika dirinya tengah pusing menghadapi tumpukan dokumen-dokumen yang harus segera ia rampungkan.
Ceklek!
Pintu terbuka dan benar saja. Sosok Stella memasuki ruang kerja Farrel dengan membawa beberapa berkas-berkas yang harus Farrel tanda tangani.
"Ini berkas-berkas yang harus lo tanda tangani. Setelah makan siang nanti akan ada meeting dengan perusahaan milik Pak Rana Wijaya," kata Stella panjang lebar.
"Apa ada informasi lagi?" tanya Farrel.
"Tentu ada, dalam meeting nanti lo harus berjuang dengan ekstra karena kali ini, tender yang ditawarkan begitu besar. Dan perusahaan kita harus menangin tender itu agar keuntungan meningkat drastis, serta pemasukan lebih banyak dari pada pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan," balas Stella.
Farrel kagum akan cara kerja Stella. Sekaligus kagum dengan wajah cantik Stella yang bersih dari masalah wajah seperti jerawat atau komedo.
"Cuma ini kan yang harus gue tanda tangani?" tanya Farrel yang hanya dibalas anggukan dari Stella.
"Ini," balasnya sembari menyodorkan berkas-berkas itu pada Stella.
"Oke kalau gitu gue mau balik keruangan kerja dulu. Masih banyak kerjaan yang harus gue selesaikan," kata Stella yang berniat ingin beranjak dari ruangan Farrel. Namun, sudah terlebih dahulu Farrel cegah.
"Jangan pergi dulu, gue butuh bantuan lo buat nyelesaiin dokumen laknat ini," kata Farrel.
"Sebanyak ini?" tanya Stella.
"Enggak, lo cukup setengahnya aja," kata Farrel sembari memberikan beberapa dokumen pada Stella.
"Oke, kalau gitu gue balik dulu," kata Stella sembari menerima dokumen yang diberikan Farrel barusan.
"Eh tunggu," sergah Farrel.
"Apa lagi?" tanya Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Ending)
Teen FictionSequel "DafFania" Farrel Yoga Pranata A cover by : @yongsoemt_ ================ Bisa terbilang Farrel itu orang yang memiliki dua kepribadian. Tampan, humoris, pintar, kaya, cool, apa yang kurang? Hanya dalam urusan bercinta ia jauh dibawah kembara...