°03

8.7K 468 9
                                    

Dentuman suara sendok dan garpu yang saling bertubrukan dengan piring makan. Menemani acara makan bersama dirumah Stella.

"Maaf Pak, eh.. Farrel? Emm... Kok lo bisa tau rumah gue?" tanya Stella dengan penasaran.

"Tadi setelah lo keluar dari kantor, gue ikutin lo tanpa sepengetahuan dari lo," balas Farrel jujur.

"Kalau gue boleh tau? Ada maksud apa?" tanya Stella lagi.

"Kak, kalau makan dihabisin dulu. Jangan sambil ngomong. Kan Kakak sendiri yang ngajarin Andri buat nggak ngomong saat lagi makan," kata Andri memotong obrolan Farrel dan Stella.

"Iya Dek. Maaf Kakak lupa," balas Stella yang kemudian kembali memakan makanannya.

"Gue mau nyuci piring dulu," pamit Stella setelah mereka selesai makan.

"Gue bantuin ya?" tawar Farrel.

"Eh jangan. Kotor Pak, eh Rel. Biar gue aja," kata Stella.

"Lo kayaknya susah banget gitu kalo gue suruh lo buat manggil nama aja. Lagian kita ini seumuran, tapi kalau mau manggil pake aku-kamu sih nggak masalah," kata Farrel.

"Apaan sih? Udah lo disini aja dulu. Biar nanti gue taroh piring dulu dibelakang, urusan dicuci nanti aja," kata Stella yang kemudian melenggang pergi sembari membawa piring-piring kotor kearah dapur.

"Ini rumah lo ya?" tanya Farrel begitu Stella sudah duduk disamping Andri.

"Iya. Sorry rumah gue kaya gini. Jalan buat masuk kesini aja susah, becek," balas Stella.

"Gapapa kok. Lagian, gue juga pengen main kesini," kata Farrel.

"By the way, lo cuma tinggal berdua bareng adek lo?" tanya Farrel. Stella hanya mengangguk.

"Terus orang tua lo?" lanjutnya.

"Orang tua gue udah nggak ada," balas Stella dengan tersenyum kecut.

"Sorry gue nggak be--

"Gapapa kok, kan lo nggak tau," kata Stella memotong omongan Farrel.

"Kalau lo kerja. Adek lo gimana? Dia masih kecil gini," kata Farrel.

"Ya, mau gimana lagi? Gue juga nggak punya siapa-siapa disini," kata Stella.

"Gimana kalau kalian tinggal disalah satu rumah milik bonyok gue?" tawar Farrel sembari memperhatikan Andri yang tengah asyik dengan mainannya.

"Nggak usah. Gue bukannya nolak, gue cuma nggak mau ngrepotin lo. Lagian gue juga baru kenal lo, posisi lo juga atasan gue," kata Stella.

"Kalau kita lagi berdua. Nggak ada yang namanya atasan sama bawahan. Kalau udah cinta dan sayang nggak bakal mandang kaya gituan," kata Farrel dengan memelankan kalimat terakhir.

"Apa tadi?" tanya Stella meminta Farrel untuk mengulang perkataannya.

"Gapapa kok," balas Farrel yang hanya dibalas anggukan paham dari Stella.

"Jadi gimana? Kamu mau ya?" tanya Farrel.

"Kamu?" balas Stella begitu menyadari apa yang Farrel katakan barusan.

"Maksud gue, elo."

"Lo mau kan?" tanya Farrel lagi.

"Maaf Rel. Gue nggak bisa, gue lebih baik tinggal disini aja. Lagian gue bukan siapa-siapa elo. Ntar gue dikiranya cuma manfaatin harta yang elo punya," tolak Stella secara halus.

"Lo tenang aja. Gue yakin kalau lo nggak kaya gitu orangnya," kata Farrel.

"Kenapa bisa ngomong gitu?" tanya Stella.

Only You (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang