Stella POV.
Hari ini gue seneng banget. Akhirnya seorang lulusan SMA bisa keterima kerja diperusahaan. Perusahaan terkenal pula, dan ini, menjabat sebagai sekretaris. Ya Tuhan. Bahkan semalam saja aku bermimpi dikejar kambing milik tetanggaku.
Setelah dari perusahaan tadi. Gue langsung pulang, kasian adek gue pasti udah nungguin dirumah.
Oh iya, ngomong-ngomong, gue mau kenalan dulu nih. Nama gue STELLA NAYOAN YUDAS. Nama gue emang punya marga. Marga dari orang tua gue dan juga kakek nenek gue. Gue anak yatim piatu. Orang tua gue udah meninggal sejak gue masih kecil, karena kecelakaan yang kita alamin dulu.
Dan saat ini, gue cuma tinggal berdua di rumah kecil bareng adek gue. Adek gue cowok, masih kecil. Dan tahun ini, dia masuk SD. Namanya ANDRIAN BIRU YUDAS. Aku manggilnya Andri.
Dia adik terlucu dan tertampan yang pernah gue punya. Adik kecil yang udah kaya separuh nyawa gue sendiri. Tanpa dia, mungkin gue sekarang udah kesepian. Gue yang kerja paruh waktu buat nyukupin kehidupan kita berdua. Terutama, untuk biaya sekolah Andri.
Terserah mau kerja apa aja penting itu halal, dan gue masih bisa ngasih adik gue makan.
Oke itu aja deh, nanti bakal author ceritain detailnya kehidupan gue kok.
Jadi gue tadi langsung nungguin angkutan umum. Agak lama sih, dan hari ini udaranya lebih panas dari kemaren. Jadinya gue harus nyari tempat teduh biar nggak terlalu panas.
Setelah kurang lebih 20 menit akhirnya gue udah turun dari angkot dan setelahnya, gue langsung aja masuk ke gang arah rumah gue.
"Assalamu'alaikum," kata gue begitu memasuki rumah.
"Wa'alaikumsallam Kakak!!!" pekik adek gue yang langsung berlari buat berhambur ke pelukan gue.
"Kakak gimana kerjaannya tadi? Diterima?" tanya Andri. Dia emang masih kecil, tapi dia juga sudah sedikit paham tentang kehidupan orang dewasa.
"Alhamdulillah sayang. Kakak diterima dong," kata gue dengan nada seneng.
"Andri udah maem belum?" tanya gue. Adek gue kadang kalo makan kudu bareng sama gue. Kadang juga gue kasian sama dia, kalo harus nahan laper.
"Belum Kak, Andri nungguin Kakak," bales adek gue dengan wajah menggemaskannya.
"Makan diluar yuk? Hari ini Kakak traktir," kata gue nawarin Andri.
"Kakak ada duit? Kalo cuma ada dikit, mending nggak usah Kak. Lebih baik Andri makan sama telur ceplok aja. Ketimbang kudu makan enak tapi besok nggak makan," sumpah gue terharu denger omongan adek gue tadi.
Gue nahan nangis. Gue nggak tega kalau kudu ngeliat Andri kudu ikut susah, dia masih kecil. Disaat anak-anak seusia dia pada main dengan teman-temannya. Dia justru kudu bantuin gue buat nyari duit.
"Cukup Dek. Ini cukup buat makan besok juga kok," kata gue. Ya meskipun duitnya pas-pasan tapi kali ini gue pengen sesekali ngajak adek gue makan yang enak-enak.
"Nggak deh Kak, Andri mending makan sama telor dadar aja. Itu duitnya mending Kakak tabung aja," kata Andri. Dan sumpah gue nggak bisa nahan air mata gue lagi. Gue langsung meluk adek gue.
"Loh Kak Stella kok nangis? Kakak jangan nangis dong," kata adek gue.
"Dek. Maafin Kakak ya, gara-gara Kakak. Andri jadi nggak bisa makan enak, nggak bisa seneng-seneng. Seharusnya seumuran Adek bisa main sama temen-temen sepantaran Andri. Maafin Kakak ya," kata gue sambil natap Andri.
"Nggak kok Kak. Justru cukup sama Kakak aja udah bisa bikin Andri bahagia kok," kata Andri sembari tersenyum manis.
Stella POV end.
Author POV.
Saat ini Stella tengah memeluk erat tubuh adiknya. Membayangkan bagaimana jadinya ia jika harus berpisah dengan adiknya ini.
"Yaudah. Kakak masakin Andri dulu ya?" kata Stella yang langsung diberi anggukan dari Andri.
Stella lalu mengusap air matanya, kemudian beranjak dari posisinya. Dan berjalan menuju arah dapur.
Tokk-tokk-tokk.
"Andri tolong kamu bukain pintu dulu ya?" kata Stella dari arah dapur.
"Siap Kak," balas Andri.
"Nyari siapa ya Om?" tanya Andri sopan, begitu ia membukakan pintu.
"Saya mau nyari Stella apa ada?" balas lelaki tadi.
"Oh Kak Stella? Dia lagi masak Om. Om ada perlu apa sama Kakak Saya? Om pacarnya Kak Stella ya?" tanya Andri dengan tatapan polosnya yang membuat lelaki tadi sangat gemas melihat hal itu.
"Kamu lucu banget sih. Pipi kamu astaga. Nama kamu siapa?" kata lelaki tadi.
"Nama aku Andri Om, kalo Om ganteng namanya siapa?" balas Andri.
"Panggil Kakak aja gimana? Kan Andri kalo manggil Kak Stella pake panggilan Kakak juga, jadinya biar lebih serasi gitu," kata lelaki tadi sembari tersenyum.
"Iya deh. Nama Kakak siapa?" ulang Andri.
"Nama Kakak, Farrel," balas lelaki tadi yang tak lain adalah Farrel.
"Andri tamunya siapa? Kok nggak diajak ma--
"Astaga Pak Farrel. Mari masuk Pak, duh maaf. Rumah saya kecil Pak, kotor pula," kata Stella begitu melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya.
"Gapapa, saya cuma sebentar aja kok. Mau ngajak kalian makan bareng, gimana?" tawar Farrel.
"Maaf Pak. Bukannya saya nolak tapi saya sudah masak," balas Stella dengan sopan.
"Jangan panggil Pak, kesannya udah tua. Panggil nama aja. Farrel," kata Farrel memberitahu.
"Dan jangan terlalu formal, lo manggil pakai embel-embel lo-gue aja gamasalah," lanjutnya.
"Duh. Saya nggak enak kalo manggil Bapak pake panggilan nama aja, terlebih dengan kata lo-gue, apalagi Bapak atasan saya," balas Stella.
"Mau saya pecat?" ancam Farrel yang sontak membuat Stella membulatkan matanya tak percaya.
"Pak eh anu Rel maaf... Jangan dipecat, nanti Saya mau ngasih makan adek Saya gimana?" kata Stella dengan nada serak paraunya.
"Jangan sedih gitu, gue cuma becanda kok. Yaudah, sebagai gantinya, gue makan disini aja ya, bareng kalian," kata Farrel.
"Wah boleh Kak. Kakak makan bareng Andri sama Kak Stella aja, biar tambah rame, iya kan Kak?" kata Andri dengan bersemangat.
"Maaf Rel. Tapi gue cuma masak telor dadar sama sayur bayam," kata Stella sembari menunduk.
"Gapapa, asal sama kamu makanan sesederhana apapun bakal jadi lebih enak kok," kata Farrel.
"Jangan nunduk. Nanti mahkotanya jatuh," lanjutnya sembari menangkup wajah Stella disertai dengan senyuman manisnya.
Pipi Stella menjadi merona saat mendengar hal itu, namun itu tak lebih dari sekedar rasa malu. Lain halnya dengan Farrel yang gemas kala melihat Stella yang merona hanya karena ucapan sederhananya.
"Kamu cantik," kata Farrel.
Kamu?
Kamu?
"G--gue. Mau ke dapur dulu," balas Stella gugup yang kemudian langsung berjalan menuju ke dapur.
"Kakak suka sama Kak Stella ya?" tanya Andri.
"Iya, Kakak suka," balas Farrel dengan mengacak rambut Andri gemas.
"Kakak mau tau nggak apa yang Kak Stella takutin?" tanya Andri. Sontak Farrel langsung mengangguk cepat kala mendengar itu.
"Kakak takut sama luwing," lanjut Andri dengan nada pelan agar tidak terdengar oleh Stella.
"Oh ya?" tanya Farrel. Andri mengangguk sebagai jawaban.
Andri lalu menceritakan semua hal yang berkaitan dengan Stella hingga semua masalah yang sedang Stella bawa.
Tbc!!!
Jangan lupa vote dan comment ya :*Warning!!!
Typo dimana-mana!!
![](https://img.wattpad.com/cover/184054163-288-k930854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Ending)
Teen FictionSequel "DafFania" Farrel Yoga Pranata A cover by : @yongsoemt_ ================ Bisa terbilang Farrel itu orang yang memiliki dua kepribadian. Tampan, humoris, pintar, kaya, cool, apa yang kurang? Hanya dalam urusan bercinta ia jauh dibawah kembara...