prolog

3K 173 56
                                    

Kondisi jalan raya malam ini sangat ramai, berbagai kendaraan berlalu lalang saling mendahului disertai bunyi klakson menambah suasana semakin bising.

Terlihat seorang gadis yang sedikit kewalahan dengan dua kantung plastik berisi penuh belanjaan dikedua tangannya, gadis itu bernama Bella Rasyela Faresta.

Hampir saja kakinya melangkah hendak menyebrangi jalan sebelum akhirnya sebuah panggilan dari ponsel miliknya membuat Bella mengurungkan niat.

Lily was a little girl afraid on the big wide world...

"Duh siapa sih yang nelpon," rutuknya tapi tak urung Bella berhenti juga dan meletakkan belanjaannya di sisian jalan.

Tertera nama Kesy di ponsel silver yang ia genggam, Bella menggeser ikon hijau dan menempelkan benda tipis itu di telinganya.

"Halo, " sapa Bella.

"Hallo hallo! Kalo salam tuh ya assalamualaikum!" ucap Kesy— salah satu teman Bella mengingatkan.

"Yaudah iya, Assalamualaikum," ulangi Bella.

"Waalaikumsalam Belbel ... lo lama banget sih ngangkat telpon nya!" kesal Kesy disebrang sana.

"Yaelah, gue lagi di jalan nih. Emang ngapain sih lo nelponin gue,"  sahut Bella agak risih, sembari menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan jalan. Merasa kesal karena tidak ada seorang pun pejalan kaki yang ia lihat, hanya ada dirinya di sana. Berkembangnya teknologi tentu saja semakin memudahkan orang-orang untuk membeli kendaraan pribadi dibandingkan berjalan kaki di malam hari seorang diri.

"Ck. Besok kan lo udah pindah sekolah. Nggak mau say good bye gitu buat gue? Lo bener-bener tega tau ngga?! Nanti nasib gue gimana hah? Nanti gue ngga bisa nyontek pr dari lo lagi dong!"  keluh kesy membuat Bella memutar bola matanya malas.

"Oh jadi selama temenan sama gue lo cuma manfaatin gue buat nyontek pr, gitu?! "

"Ih bukan gitu Belbel. Lo kan tau sendiri kalo di kelas gue gimana, cuma lo temen gue satu-satunya," jawab Kesy dengan suara yang lirih.

"Makanya lo juga harus mau berbaur sama mereka. Lagiankan masih ada Didi juga di sekolah. "

"Ish lo tuh ya! Kalo gue nyontek Didi yang ada gue dinasehatin dulu tujuh hari tujuh malem! Andai aja gue punya otak se-encer lo, pasti gue bisa sekolah juga di SMA Bakti Darma! "

Bella terkekeh, setelah memastikan kondisi jalan yang cukup sepi, Bella melanjutkan langkah nya yang sempat terhenti, dengan posisi kedua tangan memegang kantung, dan ponsel yang ia jepit antara telinga dan bahu.

"Ih BelBel awas aja kalo lo lupain gue! Gue santet onlen lo! Pokoknya lo harus telpon gue setiap malem jam delapan! "

Kaki Bella menyeberang santai di jalan, dirinya masih terfokus dengan panggilannya yang terhubung dengan Kesy. Padahal, tabiatnya saat ini benar-benar membahayakan. "Ogah! Ngabisin pulsa gue aja!"

"Ih BelBel lo ngeselin banget sih!" geram Kesy.

Senyuman manis terukir di wajah Bella, lucu mendengar suara kesal Kesy karena tingkahnya.

Temannya yang satu ini cenderung pendiam, tapi jika sudah dekat, huh! cerewet nya minta ampun dan ya, dia juga sedikit baperan.

Namun senyum Bella perlahan pudar, digantikan pelototan mata ketika menyadari sebuah truk tronton yang sedang melaju kencang ke arah nya.

Tiin tiinn

Ponsel yang Bella genggam terpental entah kemana dengan sambungan yang masih tersambung pada Kesy.

"Hallo BelBel lo masih disana kan? "

"BUNDA!!! "Setelah berteriak ala-ala drama, tubuh Bella terasa melayang, digantikan dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya.

Mata Bella terpejam erat, Bella sungguh takut. Apakah ia sudah mati? Se-tragis inikah kematiannya? Semuda ini? Bahkan Bella saja belum dipertemukan dengan jodoh nya.

Bella benar-benar menyesal, benar kata Kesy bahwa kita harus menikmati masa muda selagi napas dan mampu, entah peribahasa itu ada atau tidak, tapi Bella menganggap benar kata-kata sahabatnya itu.

Bella saja belum tobat, sholat masih ditinggalkan, dan dirinya saja belum membahagiakan Bundanya. Tuhan tolong berikan Bella kesempatan hidup lagi.

"Lo udah aman!" suara serak itu memehcahkan keheningan sesaat, Bella gemetar, apakah ini adalah suara milik malaikat? Malaikat baik atau jahat? Atau sudah berada di Syurgakah Bella?

Merasa bahwa malaikatnya tak lagi membuka suara, dengan perasaan was-was mata Bella membuka perlahan, jantung Bella seketika berdegup dua kali lebih kencang. Bukan karena sosok dihadapannya ini menyeramkan, karena ini jauh lebih menyeramkan bagi hatinya!

Lelaki yang wujudnya bak dewa, Berkulit putih dan berhidung mancung, sweter hitam melekat pada tubuhnya yang tegap, rambutnya sedikit acak-acakkan diterpa angin malam, hunusan matanya begitu tajam menatap Bella disertai bibir yang hanya membentuk garis.

Lelaki itu mulai tersadar, melepas rengkuhan yang sejak tadi melingkar di pundak Bella, Bella saja baru sadar ternyata rasa hangat ini berasal dari rengkuhan itu, dan kenapa ketika lelaki itu melepaskan Bella merasa kehilangan?

Lelaki yang tak Bella kenal itu merapihkan kerah jaket nya yang sedikit kusut, menambah kesan tampan nya berjuta kali lipat dimata Bella.

Bella menatap lelaki itu kaku, dengan mulut yang terbuka layaknya patung hingga mendapat tatapan heran dari lelaki itu.

"ehem, lo gk papa? " tanyanya, masih dengan nada yang datar.

Bella benar benar merutuki mulutnya ini yang rasanya sudah tak mampu untuk mengeluarkan suara, jadi Bella hanya menggeleng sebagai jawaban dengan mulut yang belum tertutup tentunya.

Bella sungguh-sungguh terpesona.

Si lelaki menganggukan kepala nya sekali. "Lain kali hati hati." Setelahnya ia berlalu pergi, badan kaku Bella berputar mengikuti arah perginya lelaki asing itu.

Setelah laki-laki itu menghilang di tikungan jalan, barulah nyawa Bella benar-benar kembali.

"Astagfirullah Ya Allah. Alhamdulillah Bella masih hidup."

Bella menggeplak mulutnya pelan. " Ck. dasar ya nih mulut nggak bisa di ajak kerja sama banget, pake mendadak bisu di depan cogan lagi. Gue aja nggak bisa bedain tuh manusia apa malaikat. Sumpah ganteng banget Ya Allah ... semoga aja ini jodoh yang tuhan kirim buat Bella, amin."

Bella mengusapkan telapak tangan ke wajah, mengakhiri doa singkatnya. Bella senyum-senyum sendiri, masih membayangkan rupa si lelaki tadi.

Bagaimanapun, ia harus bisa bertemu dengan lelaki itu lagi, karena mulai sekarang lelaki itu sudah ia klaim sebagai miliknya. Cara apapun akan ia lakukan.

Bahkan hingga ke ujung langitpun akan Bella cari sampai dapat! Walau badaiii menghadang, ingatlah kukan selalu setiaa~ menjagamu, berdua kita lewati jalan yang berliku, aselole jadi nyanyi. Awoakwoak.

——————
TBC

HaloHai ketemu lagi sama aku👋. Ada yang kangen? Krik krik.

Huft setelah lama tak update kini aku datang kembali dengan cerita yang sama namun alur yang berbeda hehe. Karena kemarin kurang 'wow' dengan ceritanya, jadi aku memutuskan untuk revisi walaupun ini juga masih jauh dari kata baik.

So, jika kalian ingin memberikan krisar jangan sungkan ya karena aku juga masih belajar.

Oh ya, aku juga mengubah beberapa nama tokoh di cerita ini, semoga kalian tetep suka ya sama cerita aku. Sekian deh, Bye bye:)










THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang