Minta votenya dong zeyeng:*
Happy Reading! :)
———————
Sesulit apapun mendapatkan kamu, tolong jangan paksa aku untuk menyerah.
-Bella Alvira Faresta-
———————Mata Bella memicing mendapati Alva yang baru saja sampai di sekolah dan tengah memarkirkan motornya di parkiran.
Ia berjalan dengan mengendap, mendekati perlahan.
"Pagi Alva!" pekik Bella tiba-tiba dari belakang Alva.
Alva masih santai melepaskan helm di kepalanya, setelah berhasil, matanya menatap Bella datar, rambutnya masih nampak acak-acakan.
"Holahop Alva! Selamat pagi."
Seperti biasa, sapaan Bella hanya ditanggapi oleh angin. Dan Bella cukup sabar akan hal itu.
"Oemji! Mata lo kenapa gitu? Wait, Lo udah berantem ya?!" katanya berujar panik melihat luka lebam di pelipis mata Alva.
Alva melengos, memalingkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Bella, tangannya mulai bergerak membuka isi tasnya, terlihat sibuk mencari sesuatu di dalam sana. Entah barang apa.
Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Bella menyodorkannya ke depan Alva.
"Lo harus pake ini buat nutupin luka itu. Kasian kadar ganteng lo tercoreng sama lukanya, harus dipake loh ya! Gue maksa nih."
Bella menggerakkan dagu, memerintah Alva untuk mengambil plester berwarna biru bergambar kartun dorameon.
"Ayo, ambil! Apa mau gue pakein?"
Ragu-ragu, tangan Alva menggapai benda itu.
Bella mengulum senyum. "Nah gitu dong. Yaudah, gue ke kelas duluan ya, sampai ketemu nanti. Semangat belajarnya! Dadah Alva, sarangtawon eh sarangheo Alva!" papar Bella kemudian berjalan sambil berlompat kecil menuju kelasnya.
Alva menunduk untuk menatap plester biru langit itu, ia tersenyum simpul namun sedetik kemudian kembali menegakkan pandangannya ke depan dengan ekspresi yang sudah berganti datar lagi.
Alva lalu memasukkan plester itu ke dalam saku celananya.
***
"Kau membuatku bahagia."
Waktu istirahat kali ini, Bella gunakan untuk latihan membaca puisi di taman sekolah yang sudah dibuatkan Nayla, rencananya akan diberikan pada Alva hari ini.
"Di saat hati ini terluka .... "
Bella membacakannya dengan penuh penghayatan, gerak tangan ikut serta dalam mengekspresikan isi puisi. Ia tidak tahu, bahwa ada seseorang sedari tadi yang memperhatikkannya sambil susah payah menahan tawa.
"Kau membuatku tertawa."
"Di saat hati ini terbawa."
"Terbawa oleh cintamu, untukku, dan untuk kita."
Suara tepuk tangan tiba-tiba memotong suara Bella yang hendak melanjutkan membaca puisinya, ia menoleh dan mendapati seseorang yang akhirnya keluar dari balik pohon diiringi suara tawa yang menguar dari mulutnya.
Ganteng!
Cowok itu tertawa semakin lebar, sampai matanya ikut menyipit, dan itu terlihat sangat menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI RABU, SABTU, DAN MINGGU] *** Ini Tentang Bella yang mengejar Alva, langitnya. Bella terus berusaha agar menjadi cahaya mentari yang mampu menghangatkan sikap dingin Alva. Berulangkali Alva tolak, tak jua membuat gadis itu genc...