|TS|20. Cemburu

578 22 2
                                    

Alva mengendong tubuh Bella ala bridal style menuju UKS. 

Sebenarnya tadi Alva tidak peduli, tapi karena kedua temannya terus berteriak di pinggir lapangan tanpa melakukan tindakan, rasa kesal campur khawatir tertular pada Alva yang langsung mengangkat tubuh Bella.

Padahal tanpa Alva tahu, ini hanya akting semata. Bella ingin menguji kepeduliaan Alva yang didukung oleh Rey dan Daffa setelah paham Bella berikan kedipan mata. Dan respon Alva yang akhirnya khawatir membuat Bella menjerit senang dalam hati.

Alva itu memang peduli. Hanya gengsi saja untuk mengakui.

"AL CEPETAN AL. GUE TAKUT BELLA KENAPA-NAPA!"
Rey makin panik agar aktingnya makin top, ia tersenyum bangga saat Alva termakan aktingnya, terbukti dari langkahnya yang dipercepat.

Dalam pingsan pura-puranya, Bella berjanji akan berterimakasih pada Rey dan Daffa nanti. Karena berkat bantuan mereka, Bella bisa memeluk Alva dengan jarak dekat tanpa hambatan.

Seorang siswi sekaligus anggota PMR yang baru menutupkan pintu UKS terkejut didatangi gerombolan cowok most wanted diwaktu tiba-tiba. Itu Keyra—- adik kelas pengagum yang sempat beradu argumen dengan Bella juga saat itu.

"K-kak Alva ...."

"Buka pintunya!" suruh Alva tak sabaran. Tapi yang diajak bicara malah diam.

"Woi! Bukan waktunya buat blushing, ada orang pingsan neh!" sindir Rey pada Keyra yang semakin merona karena telah tercyduk. Setelah mengucap maaf, dengan gugup ia kembali membuka lebar pintu UKS yang langsung diterobos Alva bersama kawan-kawan.

Alva membaringkan badan Bella dibrankar. "Minyak angin," suruh Alva pada Keyra yang langsung menurut menuju lemari penyimpanan keperluan kesehatan.

"Pokoknya kita gak mau ikutan. Ini salah lo, Al. Jadi lo yang harus tunggu Bella sampe sadar," timpal Daffa tak mau di salahkan. Buru-buru keluar, diikuti Rey.

Spontan mata Alva melotot. "Eh gak bisa!"

Alva ingin menahan, tapi teman-temannya sudah berlari keluar.

"UDAH. NIKMATI AJA WAKTU KALIAN BERDUA. TUNGGU BELLA SAMPE SADAR YA ALVA, INGET JANGAN KHILAF!"

"URUSAN BU MUMUN BIAR KITA YANG URUS, JADI LO ADEM AYEM DAH DI SONO." dengan tawa lebarnya mereka berkata seperti. Cih. Hebat. Secara tidak langsung ini dijebak namanya.

"Ini, Kak. " Alva langsung mengambil minyak angin itu. Sesaat tangannya merogoh saku celanananya, mengeluarkan selembar uang.

"Dia belum makan. Beliin makanan yang bener, urusan ini buar gue aja. Sana!"

Rasa senang campur kemenangan Bella rasakan.  Faktanya, Alva sangat mengkhawatirkannya.   Walaupun dengan cara salah, usahanya tidak sia-sia. Alva tetap peduli sampai membuat Bella baper.

Setidaknya dengan cara ini pula Bella tegaskan pada Keyra kalau Alva memang peduli padanya.

Keyra mengangguk gelagapan, ia mengambil uang itu dan berlari keluar untuk melaksanakan perintah waketos sekaligus kapten basket dingin itu.

Kini, tinggal mereka berdua di dalam. Alva kembali fokus pada Bella yang masih menutup mata. Ia menuangkan minyak angin ke jarinya, lalu diusap ke sekitar pelipisnya. Lalu menuangkannya lagi, dan mendekatkan jarinya ke dekat hidung Bella.

Bella menahan napas saat jari Alva bersentuhan dengan ujung hidungnya.  sebisa mungkin menahan bibirnya agar tidak tersenyum, namun bola matanya yang bergerak dalam kondisi terpejam, menjadikan suatu keganjalan yang tertangkap Alva.

Suara decitan pintu yaang menandakan ada orang baru masuk secara cepat membuat pandangan Alva beralih sepenuhnya pada orang itu.

Ia langsung berdiri ketika seseorang itu hampir ambruk di lantai dekat pintu.

THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang