|TS| 27. Cinta Yang Salah

573 24 0
                                    

-Bahkan saat kamu menyakitiku, aku tetap mencintaimu.-

H

appy Reading!


•••

Sudah dua hari Kiara terbaring lemah di rumah sakit. Setelah menelepon Damian malam itu, Kiara drop hingga terpaksa harus di rawat. Jika kalian bertanya apa Papa Kiara mencari keberadaannya? Jawabannya tidak sama sekali. Keluarga Damian lah yang justru menemaninya. Terutama Damian, ia sampai rela absen tidak ke sekolah demi menemaninya setiap waktu.

Dokter Denis yang notebene Ayah Damian itu menggantungkan stetoskop di pangkal leher setelah selesai memeriksa Kiara. Ya, selama ini dialah yang menangani penyakit Kiara . Pria seumuran papa Kiara itu nampak gagah dengan jas dokter putih walau garis-garis tanda menua mulai terlihat di wajahnya.

"Kiara, kamu tau kan dampaknya apa kalau kamu mengonsumsi makanan-makanan seperti itu? Gak baik buat kesehatan kamu. Lebih baik dihindari dulu, ya."

Kiara mengangguk patuh. "Kiara bisa sembuh kan, Dok?"

"Kita berdoa saja pada Tuhan, ya. Kamu juga harus semangat, jangan bolos kemotherapi terus."

"Tuh dengerin, jangan bandel!" Damian menimpali.

"Yasudah saya mau periksa pasien lain dulu. Inget, kesehatan kamu memang sudah mulai pulih, tapi saya menyarankan kamu untuk tetap rawat inap, mungkin besok atau lusa kamu baru boleh pulang."

"Makasih, ya, Dok."

Dokter Denis tersenyum, lalu melangkah keluar setelah berpesan pada puteranya untuk menjaga Kiara.

"Siap Ayah dokter!" begitu jawaban Damian.

Kiara menatap lama pada Damian kini yang sedang menggigiti buah apel yang ia ambil dari meja nakas. Merasa di perhatikan, Damian menoleh polos pada Kiara.

"Apa? Lo keberatan apelnya gue makan?"

Kiara menggeleng. Ia lalu bangkit bersandar dengan bantuan Damian.

"Besok gue masih gak boleh sekolah, Yan? Gue bosen tau di sini terus." keluh Kiara. Berbaring tanpa boleh melakukan apa-apa membuatnya kesepian, berungtung jika ada Damian, ia tidak terlalu kesepian.

"Elah, enak tau ngebolos, bisa tidur sepuasnya, makan banyak, minta apa-apa diturutin. Udah, nikmatin aja, Ra," sahut Damian santai.

"Dih itu mah maunya elo! Emang dasar nya aja lo Ketua OSIS pemales!" bibir pucatnya mencibir.

"OSIS juga kan manusia biasa, pasti ada rasa malesnya lah. Gue juga bolos kan buat jagain elo."

Tanpa Damian sadari, perkataanya barusan berhasil menampar Kiara. Ia sadar telah menyusahkan banyak orang selama ini. Atmosfer pun hening seketika.

"Maaf ya Mian, gue udah ngerepotin banyak banget sama keluarga lo," ucap Kiara pada Damian dengan sirat bersalah yang kentara.

"Gue malu, dulu gue pernah nolak lo, tapi lo tetep aja baik sama gue. Lo jauhin gue aja Mian," pinta Kiara.

"Ini semua udah gak perlu kok, gak ada gunanya juga kan gue berobat. Penyakit gue gak bisa sembuh," katanya lagi putus asa.

Damian langsung menatap Kiara serius. "Stt. Gue gak ngerasa direpotin. Gue juga gak mau jauhin lo. Gue udah anggap lo kayak adek gue sendiri. Yang lalu udah berlalu. Lo gak boleh pesimis. Harus semangat dong! dokter ayah bilang, lo harus rajin berdoa sama Tuhan." Damian tersenyum lebar.

"Makasih, ya Mian. Gue doain semoga lo dapet cewek yang baik banget."

"Gue udah nemuin kok," jawab Damian dengan senyuman. Lalu mengusap rambut Kiara dengan sayang.

THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang