Kerutan terpatri di dahi Alva hingga membentuk gelombang. Sedikit curiga karena hari ini, mamanya bersikeras untuk mengantarnya ke sekolah. Tidak mengijinkannya membawa motor seperti biasanya. Alhasil sekarang Alva sudah duduk manis di samping mamanya yang sedang menyetir.
"Tumben mau anter Alva. Biasanya harus Alva dulu yang bujuk." Perkataan Alva hanya ditanggapi Yulia dengan senyuman penuh arti.
Aneh. Tapi tak apalah, lagipula ini kali pertama mamanya mau mengantar Alva kembali setelah hampir 9 tahun lamanya, mungkin saja mamanya rindu.
Namun, kecurigaan di benak Alva bertambah dua kali lipat ketika mamanya membelokkan mobilnya bukan ke arah sekolah. Melainkan sebuah komplek yang baru saja kemarin Alva kenali.
"Mama ngga lupa arah ke jalan sekolah Alva, kan? " tanya Alva, tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Nggalah," jawab Yulia santai.
"Tapi ini kan bukan arah ke sekolah, ini kan ke rumah-"
"Bella, kan? Iyup. Betul banget. "
Pikiran buruk mulai singgah memenuhi kepala Alva. "Terus? Mama mau ngapain ke sini? " tanya Alva hati-hati, sebenarnya Alva sudah bisa menebak apa jawabannya, namun Alva berharap bahwa dugaannya ini akan salah.
"Mama mau jemput Bella. Kita berangkat ke sekolah bareng, ya!" ujar mamanya penuh semangat.
Well, dugaaan Alva benar.
****
"Aaaa, Naynay. Gue senenggg banget! " Bella yang baru saja datang sontak memeluk Nayla dengan tidak santai, hampir membuat Nayla terjungkal ke belakang.
"Anjir, terkejut gue! "
Mendengar keluhan Nayla, membuat Bella semakin gemas untuk memeluknya.
"Lepas! Gila sesek gue." Barulah Bella melepaskan pelukannya, lalu melempar asal tasnya dan duduk menghadap Nayla.
"Hehe, tau ngga? Barusan gue berangkat bareng Alva! Di jemput tante Yulia, mamanya Alva loh. Hueee seneng banget gilaaaa!
"Apa? Serius lo?"
Bella mengangguk cepat. " Gimana? Langkah gue buat dapatin Alva udah di depan mata, kan? "
"Gila! udah gebet anaknya, emaknya pun ikut digebet, baru seminggu sekolah di sini udah beruntung lo. Secara nih ya, selain Alva yang terkenal ganteng, mamanya juga cantik banget. Gue juga liat di ig sih gitu, gila aja ibu-ibu folowersnya bisa dapat 2 juta. Mamanya Alva kan sering jalan-jalan ke negeri orang, sebulan keknya ada deh ke luar negeri 20 kali."
"Berarti gue punya calon mertua banyak duitnya dong?"
"Ya gitu deh... Mamanya Alva juga katanya sih baik banget, ngga sombong, ramah pula, dan jujur gue iri denger lo bisa ketemu langsung sama tante Yulia."
"Woiya dong! Kemarin aja, gue makan bersama tante Yulia dan papanya Alva."
"Serius?! "
"Pak Nurdin udah otw woy. Duduk di tempat masing-masing," interupsi Iksan dari luar kelas, cepat-cepat duduk rapi ditempatnya yang diikuti oleh semua siswa.
"Nanti gue ceritain," Bisik Bella pelan, kemudian kembali menatap ke depan.
"Beri salam! " perintah si ketua kelas lagi yang tentu segera dijawab dengan ucapan salam serempak.
"Baiklah, Hari ini bapak akan mengumumkan hasil nilai ulangan harian pertemuan kemarin," ujar pak Nurdin setelah menjawab salam.
"Yang memperoleh nilai diatas rata-rata yaitu Anggun dengan nilai 88, Bella 98, dan Ikhsan 95. Sisanya remedial," ucapan Pak Nurdin itu tanggapi dengan keluhan para siswa.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI RABU, SABTU, DAN MINGGU] *** Ini Tentang Bella yang mengejar Alva, langitnya. Bella terus berusaha agar menjadi cahaya mentari yang mampu menghangatkan sikap dingin Alva. Berulangkali Alva tolak, tak jua membuat gadis itu genc...