|TS|26. Permintaan Kiara

571 20 0
                                    


“aku terlalu mencintaimu, hingga aku lupa, mungkin kamu mencintai orang lain. -Bella A.F”

•••

"Kiara!"

Kiara yang sedang berteduh di bawah pohon menoleh begitu namanya dipanggil. Gadis dengan rok selutut itu berlari ke arahnya.

"Hai Bella. Ada apa?"

"Tada! Gue punya hadiah buat lo sama Damian," ujar Bella dengan antusias. Menyerahkan kotak makan pada Kiara yang disambutnya dengan senang juga.

"Wah dalam rangka apa nih?"

"Ucapan terimakasih," kata Bella tersenyum, lalu menuntun Kiara untuk duduk di dekat kursi panjang.

Kiara mengusap peluh di sekitaran dahi karena baru saja selesai pelajaran olahraga. Memandangi makanan sukses membuat segala penatnya berubah jadi rasa lapar yang meronta minta dipuaskan.

"Ini lo yang masak sendiri?" tanyanya terkagum-kagum.

Bella mengangguk. Kiara mengendus aroma makanan tersebut. "Wanginya aja udah enak banget."

"Eh Damian mana?" Bella menoleh ke kanan dan kiri. Pinggir lapangan banyak dipenuhi kelas XI ips 1 yang beristirahat, entah itu menyelonjorkan kaki atau mengipas-ngipas karena kepanasan bersama-sama, berbeda dengan Kiara yang di sini sendirian. Dia sedang menunggu Damian kembali dari kantin.

"Mian lagi beli minum." Kiara mulai menyuapkan makanan tersebut.  Makanan yang sebenarnya menjadi pantangan kesehatannya. Namun karena tampilan dan aromanya sudah terlanjur menggoda, Kiara tidak memedulikan, bahkan ia begitu rakus memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulut.

"Biwain ajha, khalo ada diah nanti Mhian pasthi mauh, ghue mauh abihsin sendihian. Abisnyah enahk bwanget sumpahh," ucapnya dengan mulut penuh hingga suaranya tidak begitu jelas. Bella tertawa mendengarnya. Ternyata Kiara bisa lugu juga.

"Oh, ya! Kemarin, Alva udah minta maaf sama gue, makanya gue mau ngasih ini sebagai ucapan terimakasih, karena berkat bantuan lo, Alva kemarin gak cuekin gue lagi," Bella memberitahu sesuai permintaan Alva kemarin. Bella tidak mau Kiara marah terlalu lama pada Alva. Alva pasti akan galau.

Bella ingin Alva selalu bahagia, walau bukan dia yang menjadi alasan kebahagiannya.

Kiara hanya mengangguk seadanya. Dirinya masih berkutat dengan makanan yang nikmatnya sangat endul serendul takendul-kendul ngeunah guys.

"Gue seneng kalau lo suka sama makananannya."

"Suka banget dong. Lo hebat banget masak, gak salah gue pilihan lo buat jadiin pacar Alva."

Kedua alis Bella menukik mendengar pernyataan terakhir Kiara. "Ha?"

"Kenapa? Bukannya lo suka banget sama Alva? Gue mau comblangin kalian berdua," kata Kiara tanpa beban.

"Emang lo ikhlas kasih Alva buat gue? Emang kalo udah jadi mantan gak bisa sayang lagi ya? Lo udah gak sayang sama Alva? Tapi kok Alva masih sayang sama lo?"

Kiara tersenyum mendengar rentetan pertanyaan polos Bella. Maklum, Bella masih awam dalam hal percintaan.

"Sekarang gue cuma masa lalu dia.  Gue tau setulus apa lo sayang sama Alva, gue bisa liat perjuangan besar lo Bella. Lo cewek yang baik, lebih baik dan hebat dari gue, gue pengen lo jadi seseorang yang berarti di kehidupan Alva. Bukan gue."

"Kenapa lo ngomong kayak gini? Maksud gue, kenapa lo semudah ini lepasin Alva buat orang lain, sedangkan yang gue tau, Alva begitu sayang sama lo. Gue bahkan sempet iri sama lo, perasaan Alva sampe sekarang masih stuck di lo. Bahkan buka hati buat gue ataupun cewek lain aja, dia enggan," kedua bahu turun.

THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang