Selamat membaca:)
Alva mematikan mesin motornya ketika tiba dikediamannya.
"Bi... Bi! " teriak Alva, mengode orang rumah untuk membukakan gerbang.
"U-udah nyamp-pe?" ucapan parau dari arah belakang sukses membuat Alva mematung. Ia kemudian menoleh, jantungnya berdegup kencang ketika mendapati seorang cewek yang sedang merunduk dengan rambut panjang yang acak-acakan terurai ke bawah.
Alva bergidik ngeri, pikiran negatif mulai mengerayangi.
"Numpang-numpang iser-iser. Permisi. Maap ya mbak kun, gue ngga niat ganggu. Alam lo bukan di sini, jangan ganggu gue, ya. " Alva berusaha mengusir makhluk yang ia anggap makhluk halus ini dengan penuh hati-hati.
Tetapi hal yang ganjil ia dapati. Mbak kun ini memakai seragam sekolah yang sama seperti di sekolahnya. Ketika kepala cewek itu ditegakkan, alangkah terkejutnya Alva.
Dia lebih sekadar mbak kun pemirsa. Ini lebih menyeramkan!
"Jahat! Lo pikir gue setan apa?! Lo tau ngga?! Jantung gue serasa mau copot tau!
Lo bener-bener ngajak mati! Kalo ngajak nikah mah dari tadi udah gue terima sepenuh hati, lah ini ngajak mati? Inget ya Al, kita belum nikah, belum itu-ituan."Nahkan serem. Orang gila kebawa ke rumah, penyakit lupanya ini memang benar-benar perlu dimusnahkan! Bagaimana ia tidak ingat bahwa sedari tadi cewek gila ini berada diboncengannya? Haduh pasti bakalan gawat urusannya.
Bella yang sejak tadi diam, ketakutannya sudah mulai mereda. Ia merapihkan rambutnya secara asal, lalu meloncat turun dari motor Alva.
"Eh ini rumah lo? Wah gede ya, " kagum Bella menatap rumah besar yang dibatasi dengan gerbang tinggi hitam itu.
"Lo balik aja deh sana! " kesal Alva.
Bella melotot kaget. " Eh ngga bisa gitu dong, lo harus ganti rugi sama senam jantung dadakan tadi, jadi gue mau masuk rumah lo! "
"Heh mau ngapain?"
"Mau minta makan, molor, sama mandi! Ya... Mau mendekatkan dirilah! "
"Hah? "
"Ya mau mendekatkan diri sama nyokap lo, diakan calon mertua gue. Ya harus cepet-cepet minta restu, biar plong. "
Alva mengusap pelan wajahnya. "Lo stress, sana balik! " suruh Alva sembari menarik tangan Bella.
"Ngga mau ish, gue mau ketemu camer! " Bella memegang pergerakkan tangan Alva yang menariknya, sekaligus cari kesempatan.
Hingga terjadilah aksi gusur-menggusur.
"Balik sana, lo ribet! "
"Ngga mau huaaa! "
"Alva ada apa kok rame-rame, begini? " suara dari dalam rumah itu menghentikan perdebatan antara mereka. Perlahan langkahnya mendekat, lalu membukakan gerbang dan menampilkan rupanya.
Di depan sana berdiri seorang wanita paruh baya yang sangat cantik. Wanita yang kira-kira baru berkepala tiga ini benar-benar mampu menyihir Bella.
"Wah Kamu pacarnya Alva, ya?" tebak wanita itu melirik tangan Alva dan Bella yang masih berpegangan. Alva sontak menarik tangannya ke belakang sedangkan Bella hanya tersenyum kikuk.
"Ma-mma kapan pulang? " tanya Alva mengalihkan pembicaraan. Namun kondisinya tidak memungkinkan, Yulia—–Mama Alva itu justru memperpanjang keadaan dengan mengajak Bella masuk ke dalam rumahnya.
Gila! Gila! Gila!
"Wah cantiknya! Ayo-ayo sayang, kita makan bersama, " ajak Yulia tanpa menghiraukan pertanyaan Alva. Ia menarik lembut pergelangan lengan Bella yang langsung dituruti Bella dengan suka hati.
Bella tentu saja sangat senang! Kunjungannya tidak sia-sia. Sembari melewati Alva yang masih mematung, Bella menyempatkan terlebih dulu untuk memeletkan lidahnya ke arah Alva.
Cih! Sangat menyebalkan!
***
HAPPY WEEKEND!
Gimana? Gimana? Gimana?
Seru ngga?
Masih mau next ngga?
Voment dong gaes biar semangat akohnya:(
Btw ini adalah part terpendek loh yak:v
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI RABU, SABTU, DAN MINGGU] *** Ini Tentang Bella yang mengejar Alva, langitnya. Bella terus berusaha agar menjadi cahaya mentari yang mampu menghangatkan sikap dingin Alva. Berulangkali Alva tolak, tak jua membuat gadis itu genc...