Pada akhirnya, kamu kembali berlindung pada bahu gadis yang katanya bodoh ini. Membuatku semakin terjebak dalam cinta sepihak. -Bella Alvira
***
Alva berjalan tergesa-gesa memasuki area taman. Pandangannya mengedar menyapu keberadaan seseorang yang menjadi tujuannya ke sini. Tak memedulikan hujan gerimis yang mulai jatuh satu persatu mengenainya, Alva tetap akan menerobos sekalipun itu hujan besar.
Kondisinya yang lenggang, membuat Alva cukup mudah untuk menemukan sosok Kiara.
Kiara berdiri di sana. Di atas rumah panggung kayu. Ia mengukir senyum cantik seperti biasanya. Namun Kiara tidak menunggunya sendirian. Ada seorang lelaki yang sedang memeluknya mesra dari belakang.
Detik itu juga, sirna bahagia Alva lenyap. Tangannya terkepal hingga urat-uratnya terlihat saat tahu lelaki tersebut adalah Damian. Damian sedang meletakkan dagunya di atas kepala Kiara, sedangkan Kiara bergelanjut manja dalam pelukan Damian. Mereka bercengkerama sambil tertawa yang disamarkan hujan, namun suara tawa bahagia itu begitu terngiang jelas di kepala Alva. Hingga tubuhnya menggigil karena berlamaan berdiri di bawah guyuran hujan.
"Lho Alva udah nyampe? Dari kapan? Kehujanan, ya?" Kiara seolah memasang tampang pura-pura kaget. Meneliti sekujur tubuh Alva yang sudah basah dari atas sana, tanpa merubah posisi berpelukannya.
Damian nampak memberi smirik, lalu dengan sengaja mengecup puncak kepala Kiara dengan mata tertuju pada Alva.
Tanpa babibu, Alva berlari. Mendaratkan hantaman keras di pipi Damian. Damian yang mendapat serangan tak terduga itu tersungkur ke bawah dengan luka robek di bibirnya.
"ALVA LO APA-APAAN SIH!" Kiara dengan reflek menampar Alva hingga tertoleh ke samping dengan pipi memerah.
Alva mematung. Jelas Alva melakukan ini semua demi Kiara.
Ia tak sudi gadis yang dicintainya disentuh cowok lain, namun tindakan Kiara barusan membuat Alva kecewa.
Alva semakin marah. Damian yang lemah ditarik paksa agar berdiri, ia lalu melanjutkan menghujami Damian dengan pukulan brutalnya.
Kiara berteriak panik ditengah derasnya hujan. Meminta Alva untuk berhenti. Tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih, ia kerahkan untuk mendorong Alva menyingkir.
"CUKUP ALVA CUKUP! LO MAU BIKIN DAMIAN MATI?!" teriak Kiara dengan air mata bercucuran. Ia memeluk Damian yang sedang terbatuk-batuk.
Garis wajah Alva mengeras. Dadanya naik turun tak beraturan. Tetesan air hujan di poni rambutnya yang tersisa nampak berjatuhan.
"COWOK BRENGSEK KAYAK DIA EMANG PANTES DAPETIN ITU! GUE BISA ROBEK BIBIR SIALAN LO YANG UDAH SEMBARANGAN CIUM KIARA!" Alva hampir memukul Damian yang sudah terkulai lemah lagi, namun segera Kiara tepis.
"STOPPP!" Kiara merentangkan tangannya, menutupi tubuh Damian.
"MAKSUD LO APA LAKUIN INI SEMUA HAH?! GUE SURUH LO KE SINI DENGAN BAIK-BAIK BUKAN BUAT NYURUH LO BUAT PUKULIN PACAR GUE!"
Alva mengerjap. Dengan perasaan campur aduk, Alva bertanya, "Maksud lo?"
"Gue sengaja ajak lo ketemu, buat tegasin kalau kita udah bener-bener selesai. Gue udah dapet pengganti lo, Alva!" tegas Kiara dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
Novela Juvenil[UPDATE SETIAP HARI RABU, SABTU, DAN MINGGU] *** Ini Tentang Bella yang mengejar Alva, langitnya. Bella terus berusaha agar menjadi cahaya mentari yang mampu menghangatkan sikap dingin Alva. Berulangkali Alva tolak, tak jua membuat gadis itu genc...