|TS|4.Panggilan

619 96 21
                                    

"Pagi Tante," sapa Bella dengan senyuman merekah seperti bunga yang baru bermekaran di taman.

Aluna, Tante Bella menghentikan sejenak tangan nya yang sedang mengolesi sepotong roti tawar dengan selai stroberi.

Matanya menatap jam dinding di sudut ruang makan yang menunjukkan pukul 06.15 dan Bella bergantian, merasa ada yang janggal.

"Ini jam nya yang ngaco atau mata Tante yang ngaco sih," gumam nya yang masih bisa di dengar oleh Bella.

Bella mengarahkan kedua jari nya ke hadapan sang Tante, sembari di goyang-goyangkan.

"Ini berapa Tan? "

"Ya dua lah! " jawab Tantenya cepat.

Bella menggaruk tengkuk nya. "Tante gk rabun kok. Terus, batre jam dinding juga baru kemaren malem Bella ganti."

"Yang bilang Tante rabun juga siapa Bella?! " jawab tantenya sewot.

"Kata Tante, matanya ngaco tadi. "

Luna merasa geregetan.

"Maksud Tante itu, nggak biasa nya kamu pagi-pagi udah rapi dan siap ke sekolah."

"Ooh. Hehe sekarang kan Bella udah punya penyemangat buat ke sekolah, jadi gk akan telat lagi," ucap Bella bangga.

"Ck. Masih anak kecil udah ngomongin penyemangat, sekolah dulu yang bener! "

"Ye! Bilang aja tante iri kan? Soalnya udah tua tapi belum punya penyemangat! Haha makanya dong cari pacar! " Ejek Bella sembari mencomot sepotong roti dan meneguk segelas susu hingga tandas

Luna hanya mendelik, menatap Bella malas. Ya memang diusia nya yang saat ini menginjak 28 tahun ia belum memiliki pendamping, tapi bukan berarti tidak laku, hanya saja Luna tak punya waktu untuk itu. Karena tugas nya saat ini adalah merawat Bella, dan seorang kakaknya, Elina yang tak lain adalah Bunda Bella.

"Oh iya tante, Bunda udah bangun tidur belum ? Tante udah siapin sarapan buat Bunda kan? Bunda juga udah minum obat? " tanya Bella bertubi-tubi membuat hati Luna tertegun.

"Udah Bel, " jawabnya sambil tersenyum masam.

"Okedeh! Tante, doain ya semoga bebep nya Bella beneran suka sama Bella! Bella berangkat dulu ... Bye bye Tante berondong!"

Setelahnya, Bella langsung ngacir untuk menghindari amukan tante nya yang saat ini wajahnya sudah memerah menahan kesal karena keponakan laknat nya itu.

***
Dengan percaya diri Bella melangkahkan kakinya di koridor kelas. Bagaikan gerakan slow motion, setiap langkahnya mengundang berbagai tatapan, baik itu lelaki ataupun perempuan.

Terlebih gosip yang menyebar mengenai sosok gadis baru alias Bella yang langsung gercep pdkt dengan Alva menjadikan berita ini begitu hot di sekolah.

"Eh sebenernya si Bella-Bella itu siapa nya Alva sih? Langsung berani aja tuh deket-deket Alva, " bisik siswi berambut bob sambil menatap ke arah Bella sinis.

"Gue juga masih heran, kek nya ada kaitan nya sama kabar putusnya Kia sama Alva. "

Mendengar kasak-kusuk tetangga sebelah, Bella menghunuskan tatapan tajam nya yang sukses membuat mereka gugup karena tercyduk.

Dasar netijen, batin Bella.

Sampai di kelas Alva, pintu kelas terlihat tertutup rapat, Bella jadi sedikit heran, apakah ia salah kelas? Pasalnya suasananya begitu sepi dan tak ada satupun suara yang terdengar.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum Atok oh Atok! " salam Bella.

Semua orang yang ada di dalam kelas kompak menghentikan kegiatan nya yang sedang menyalin PR berjamaah, kegiatan lumrah bagi semua pelajar.

THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang