Vote sebelum membaca dan selamat membaca Readers!
***
"Ini untuk terakhir kalinya lo nyusahin gue! " tegas Alva jengah, di sampingnya Bella mengangguk polos.Seharusnya Alva belajar dari pengalaman dulu, menuruti kemauan Bella bukanlah menjadi jalan keluar dari masalah yang ada.
Seperti barusan, entah sudah berapa kali alva bolak-balik ke stand es krim. Bukan hanya menguras semua isi dompet dan tenaga tapi juga sekaligus mengerjainya secara habis-habisan namanya.
Kini, Alva dan Bella sedang menunggu angkutan umum di halte. Entah sudah berapa lama mereka di sini. Angin malam mulai menusuk-nusuk kulit karena memang saat ini sudah menunjukkan hampir pukul 8 malam.
Alva menoleh singkat pada Bella yang sedang melahap es krim terakhirnya. Dalam hatinya mengumpat,
Dasar setan es krim!
Bisa-bisanya bersikap santai sedangkan Alva gelisah karena tak kunjung mendapati taksi yang lewat.
Setelah habis, Bella kemudian bergerak bangkit mencari tempat sampah. Setelahnya ia menepuk kedua tangannya dan tersenyum simpul di depan Alva. "Ayo pulang!"
Alva mendelik tajam. "Lo pikir dari tadi gue cuma nungguin lo makan es krim doang?"
"Iyalah."
"Mau pulang naik apa?"
"Maunya, sih, naik punggung lo," jawab Bella enteng.
Alva menghela napas. "Gak usah bercanda."
"Siapa yang ngajak bercanda coba," jawab Bella yang lebih terdengar seperti gumaman.
"Gak ada angkutan umum."
"Yahhh. Terus gimana dong? Masa kita tidur di sini?" tanya Bella dengan otak pendeknya.
"Hp gue lowbat. Pinjam hp lo buat pesan taksi online," ujar Alva, seketika Bella mengusap tengkuknya.
"Hp gue rusak gara-gara pertemuan kita waktu itu, dan belum sempet dibenerin hehe."
"Lo bohong?" tanya Alva curiga. Sudah hafal betul dengan cara Bella memodusinya.
Bella menggelengkan kepalanya cepat. "Ngga! Yang ini seriusan, gue ngga bohong kok," ucapnya dengan nada yang sangat serius, berharap bahwa kali ini Alva akan mempercayainya.
"Jalan kaki."
"Hah?" tanya Bella tak paham dengan ucapan Alva yang setengah-setengah.
"Gue antar lo pulang. Jalan kaki."
Merasa tidak ada respon dari Bella, Alva berdiri duluan lalu bersiap membawa langkahnya pergi.
"Kalo gak mau, gue tinggal."
"Eh, jangan tinggalin gue. Gue mau pulang sama lo, kok!"
Dengan langkah terburu-buru dan sedikit kesulitan, Bella berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Alva.
Mereka memasuki gang kecil yang minim penerangan. Untunglah malam itu, sinar bulan terang benderang ditambah lagi dengan beberapa bintang yang terlihat berkelap-kelip menambah langit di atas sana semakin indah.
Tak kalah indah dengan makhluk di samping Bella.
Bella mendongak untuk menatap langit dan Alva bergantian. Senyuman bahagia tidak bisa Bella sembunyikan, jalan berdua disaksikan oleh rembulan dan nyanyian binatang malam. Suasana yang sempurna.
Bahagia Bella memang sederhana.
Ditengah tangannya yang sibuk memegang paper bag, Bella masih sempat untuk menggosokkan kedua tangannya, ternyata anginnya cukup dingin. Tapi tetap masih kalah dengan dinginnya sikap Alva, sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI RABU, SABTU, DAN MINGGU] *** Ini Tentang Bella yang mengejar Alva, langitnya. Bella terus berusaha agar menjadi cahaya mentari yang mampu menghangatkan sikap dingin Alva. Berulangkali Alva tolak, tak jua membuat gadis itu genc...