Chenle berjalan sambil mencari tanda untuk pegawai baru. Ia dipecat sehingga ia harus mencari pekerjaan lain. Sebenarnya ia masih punya 2 pekerjaan paruh waktu namun gajinya belum cukup untuk menghidupinya selama 1 bulan.Ia menghela nafas. Sudah 3 jam mencari tapi ia tidak menemukan satupun. Ia bertekad untuk menemukan pekerjaan di hari ini. Namun sepertinya tidak ada.
Menyerah, ia mencoba berjalan masuk ke jalan yang sepi. Barangkali ada yang memerlukan jasa pekerja paruh waktu. Perutnya sudah berbunyi karena belum diisi makanan sejak tadi. Kakinya mulai melemas dan harapannya mulai berkurang sedikit demi sedikit.
"Oh!"
Chenle melebarkan matanya saat melihat sebuah cafe yang memasang tulisan 'mencari pekerja paruh waktu'. Chenle berjalan dengan semangat kesana sambil berdoa ia memenuhi persyaratan.
Ia membuka pintu dan masuk dengan berhati-hati. "Permisi.."
Matanya menatap seorang lelaki dengan wajah rupawan duduk di meja kasir. "Oh halo! Apa kau ingin memesan sesuatu?"
Chenle bergerak tidak nyaman, "S..sebenarnya aku kesini karena ingin melamar pekerjaan."
"Oh!" lelaki itu berbinar-binar. "Kau ingin bekerja disini?"
"Ya. Dimana aku perl—"
"KAU DITERIMA!"
Chenle mengerjapkan matanya kaget. "A..apa?"
"Apa kau bisa bekerja hari ini?"
"Bisa kurasa—"
"Selamat kau diterima! silakan berganti baju lewat sini! Ah namaku Lee Taeyong!" Lelaki rupawan itu menjabat tangan Chenle cepat lalu mendorongnya menuju ruang ganti.
"Tunggu sebentar, aku—"
"Ya, ya masuklah."
"Tapi tuan—"
"Masuk!"
"Aku bahkan belum—"
Taeyong mendorong lelaki itu dan Chenle yang linglung itu akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti kemauannya.
Chenle berganti baju dengan baju ala cafenya dan keluar menemui Taeyong.
"Manisnya!"
Chenle tersenyum dan mengucapkan terima kasih lalu mengikuti lelaki itu karena bingung ia harus bagaimana. "Tunggu sebentar tuan—"
"Taeyong. Kau umur berapa?"
"17. Begini, apa aku tidak melakukan wawancara atau—"
"Tidak."
"Tapi bagaimana kau—"
"Aku punya feeling yang bagus denganmu. Kurasa kau akan menjadi salah satu pekerja terbaikku disini. Jadi jangan khawatir dan bekerjalah dengan keras!"
Chenle menatap Taeyong bingung. Ia juga berpikir apa mungkin ini bisnis ugal-ugalan. "B..baiklah, kurasa."
"Bagus! Nah ada pertanyaan?"
"Em, jadi saya harus bekerja dimana?"
"Kau bisa bekerja di bagian mana?"
"Saya bisa semua, saya rasa."
"Baiklah kau di bagian kasir!" Taeyong menepuk meja kasir itu. "Jangan terlalu formal oke? Kau sudah kuanggap adikku sendiri."
"Baik, uh, Taeyong hyung."
"Bagus bagus!"
Yah, pekerjaan ini lebih mudah didapat dari yang ia duga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
abandon.
Fanfictionㅡ 천지 【back then he left me alone, so now it's my turn to leave him】 © 2019, yxriguseul