"Jadi kau sudah mengungkapkan perasaanmu padanya?"Jisung mengangguk mengiyakan ucapan Jeno. Jeno melipat tangannya, "Lalu? Kalian sudah berpacaran?"
"Belum."
Jeno menaikkan sebelah alisnya bingung. "Apa? Kenapa tidak? Kau tidak memintanya menjadi pacarmu?"
"Tidak."
"Astaga Park Jisung..."
"Aku bingung oke? Aku juga tidak berniat mengungkapkannya saat itu! Itu semua terjadi secara tiba-tiba!"
Jeno menggelengkan kepalanya dan menepuk bahu Jisung. "Cepatlah minta dia menjadi milikmu. Kudengar Justin juga menyukainya."
"Hyung, dia menyukaiku."
"Hei, hati orang siapa yang tau? Bisa saja dia luluh oleh pesona Justin minggu ini. Tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi jika kau tidak segera memintanya menjadi pacarmu, ia akan mengira kau hanya bermain-main saja."
Jisung menghela nafas frustasi. "Aku tidak tau..."
"Tidak tau apa?"
"Bagaimana memintanya menjadi pacarku.."
"Itu tergantung kau saja. Dan, tergantung dia juga sih.. Chenle tipe yang romantis atau tidak? Tapi toh apapun yang kau lakukan jika dia menyukaimu dia akan tetap menerimanya bahkan saat kau menembaknya di depan kamar mandi sekalipun."
"Tapi.." Jisung menghela nafas. Ia melihat keluar lapangan. "Entah kenapa, aku merasa takut."
"Kenapa?"
"Aku takut dengan karma." ucapnya. "Aku dulu meninggalkannya, bagaimana kalau sekarang ia meninggalkanku?"
"Setiap pertemuan selalu ada perpisahan Jisung."
"Itu tidak membantu."
"Yang kukatakan adalah, jangan takut dia meninggalkanmu. Toh jika dia memang orang yang ditakdirkan denganmu sekeras apapun rintangannya ia akan tetap kembali padamu."
Jisung menghela nafas. "Baiklah. Akan kulakukan minggu ini."
.
.
.
"Dia bilang apa?"
Chenle menoleh melihat ketiga temannya yang kini memajukan tubuh mereka mendekat. "Dia siapa?"
"Jisung. Park."
"Memangnya dia harus bilang apa?"
"Ugh, apa dia bilang menyukaimu?"
Chenle terdiam. Lalu perlahan ia mengangguk dengan wajah memerah. Sontak teriakan terdengar dan lelaki itu lebih memerah lagi.
"Lalu dia sudah memintamu menjadi pacarnya?"
"Belum." ucapnya pelan.
"HUH? BAGAIMANA BISA?!" Tanya Haechan kaget.
"Dia hanya... bilang dia menyukaiku.."
"Astaga, bagaimana bisa.. bodoh sekali dia!"
"Ckckck, bahkan Justin lebih berani daripada dia."
Chenle tertawa pelan. "Beri saja dia waktu. Mungkin dia belum siap."
"Memangnya dia ingin melamarmu?" canda Renjun diikuti gelak tawa yang lain. Chenle hanya tersenyum. Ia tidak terlalu memikirkan fakta bahwa Jisung belum memintanya menjadi pacarnya. Toh semua butuh waktu. Iya bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
abandon.
Fanfictionㅡ 천지 【back then he left me alone, so now it's my turn to leave him】 © 2019, yxriguseul