20

7.1K 1.3K 124
                                    




Chenle merapikan buku-bukunya di loker sebelum pergi ke kantin. Ia menutup lokernya dan berjengit kaget saat Jisung tiba-tiba ada di sampingnya.

"Jangan mengagetkanku seperti itu!"

"Kau mau kemana?"

"Kantin."

"Oh ya?"

"Terserah jika kau tidak percaya." Chenle meninggalkan Jisung yang kini mengikutinya. Chenle terdiam sebentar sebelum menepuk dahinya. "Oh!"

"Apa?"

"Aku lupa memberi flashdisk pada Guanlin."

"Guanlin?"

"Ya."

"Kenapa dia meminjam flashdisk padamu?"

"Oh, dia ingin copy-an tugasku. Aku sudah selesai mempresentasikannya, dan kurasa aku ingin membantunya."

"Kenapa?"

Chenle menatap Jisung bingung. "Kenapa kenapa?"

"Kenapa kau membantunya?"

"Karena aku mau? Dan bukankah itu perbuatan baik?" tanyanya sambil berbalik ke kelasnya. Jisung masih mengikutinya dari belakang. "Ya, tapi—"

"Apa?"

"Tidak apa."

Chenle masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil flashdisk. Jisung melongok ke dalam. Melihat Chenle yang duduk sendiri di depan. Jika saja Jisung sekelas dengan Chenle ia akan duduk dengannya walaupun ia benci duduk di depan.

Jisung memberanikan masuk ke dalam karena kelasnya kosong.

"Kau duduk di depan?"

"Ya."

"Sendirian?"

"Dengan siapa aku harus duduk."

"Ya..." Jisung terdiam. "Denganku."

"Jangan konyol, kau ada di kelas lain."

"Pindahlah ke kelasku."

"Kau kira segampang itu?" tanya Chenle lalu keluar dari kelasnya. Ia berjalan mencari Guanlin yang mungkin ada di kantin.

"Sini."

"Hm?"

"Biar aku berikan flashdisk itu pada Guanlin. Aku satu klub dengannya."

"Kau yakin akan berikan ini?"

"Ya. Kau tak bisa mempercayaiku?"

"Kurasa.. bisa.." Chenle memberikan flashdisk itu ragu. "Tolong berikan padanya. Lee saem sangat galak. Dia bisa kena masalah."

"Kau khawatir padanya?"

"Tentu saja. Hukuman Lee saem kan sangat kejam."

"Kalau aku yang kena, apa kau juga akan khawatir?"

Chenle melihat Jisung sebentar. Dengan terbata ia menjawab, "Y..ya.. aku juga khawatir."

Jisung tersenyum kecil. "Aku senang."

"Hm?"

"Ayo pergi ke kantin."

"Kau duluan."

Jisung berbalik ke belakang bingung. "Hm? Kenapa?"

"Aku tidak mau ketahuan berjalan bersamamu dan para fansmu akan menerjangku."

"Kau benar." Jisung mengangguk. "Sayang sekali.." gumamnya.

abandon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang