Chenle keluar dari ruang guru setelah mengumpulkan tugas makalah hasil kerjanya dengan Jisung. Ia berjalan ke kantin untuk menghampiri teman-temannya, namun tiba-tiba kerahnya ditarik dan punggungnya membentur tembok.
"Apa—"
PLAK!
Chenle melebarkan matanya dan melihat sekumpulan anak perempuan menatapnya garang. Ia menaikkan alisnya bingung. "Apaan—"
"Dasar orang tidak berguna! Murahan!"
"Wha—"
"Kau kira kau keren hah?"
"Maksudmu itu apa?!" tanya Chenle kesal. Anak-anak tengik ini tiba-tiba menamparnya, kurang ajar sekali.
"Kau mendekati Jisung karena ingin tenar kan? Cari perhatian hah?!"
Chenle mendengus, "Aku tidak ingin mendekatinya. Mana sudi!" Chenle mendorong gadis di depannya kasar dan pergi.
"Hei kau dasar jalang—"
Chenle meninggalkan mereka meskipun ingin sekali menggetok kepala mereka dengan kayu. Tapi tidak mungkin ia melukai perempuan-perempuan itu. Bisa-bisa ia yang kena masalah.
Huh, dasar Park Jisung.
"Astaga!"
Chenle berjengit kaget saat pelaku yang menyebabkan ia ditampar muncul. Marah, ia akhirnya pergi melewati Jisung. Tapi lelaki itu lebih cepat menangkap tangannya.
"Kau tidak apa-apa?"
"Kenapa kau bertanya?" Chenle menarik tangannya dan menatapnya tajam.
"Aku melihatmu tadi. Disudutkan oleh mereka."
"Bagus. Sekarang bisakah kau pergi."
"Maaf."
Chenle mengeluarkan dengusan tawa. "Kenapa, kenapa kau meminta maaf? Itu bukan salahmu."
Salahmu! pikir Chenle dalam hati.
"Yah, mereka menyukaiku dan karena aku dekat denganmu kau jadi.."
"Sudahlah. Aku tidak apa-apa. Hanya tamparan kok."
"Tapi,"
Jisung memegang pipi Chenle yang sedikit memerah itu. Ia mengelusnya perlahan, "Pipimu merah."
"AP—" Chenle berjengit kaget dan langsung mundur seketika. Ia memegang pipinya dan menatap Jisung sebal. "Kenapa pegang-pegang sih?!"
"Maaf, reflek."
Chenle menggigit bibirnya dan berbalik pergi. Tangannya mengelus pipi lembutnya berkali-kali sebelum berbelok ke kantin.
Jisung sendiri meremas tangannya dan menekan kedua bibirnya. Pipinya lembut sekali, jadi ingin ia cium.
"Astaga Jisung." Jisung menepuk pipinya berkali-kali. "Berhenti berpikiran seperti itu!"
"Kau tidak menyukainya!"
Jisung terdiam.
"Atau aku memang menyukainya?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
abandon.
Fanfictionㅡ 천지 【back then he left me alone, so now it's my turn to leave him】 © 2019, yxriguseul