09

9.2K 1.6K 271
                                    




Hari ini pelajaran olahraga bergabung dengan kelas lain. Dan Chenle benci itu.


Alasan?


Pertama, Chenle benci pelajaran olahraga. Tubuhnya lemah dan dia memang payah dalam hal fisik seperti ini.


Kedua, kelas yang akan bergabung dengannya adalah kelas Park Jisung.


Demi apapun Chenle ingin pura-pura sakit perut atau sakit kepala demi melewatkan satu pelajaran ini saja. Benar-benar menyiksanya.

Mereka sekarang sedang bermain softball. Oh betapa bencinya Chenle dengan pelajaran itu. Dia sangat payah dalam memukul bolanya. Tak jarang juga teman sekelasnya terang-terangan menargetkan dirinya untuk dipukul.

Chenle berbaris di belakang, sambil berdoa ia tidak masuk dalam tim untuk bertanding dengan tim kelas Jisung. Karena tim softball hanya berisi 9 orang dan kelas Chenle berisi 25 orang.

Harusnya anak tidak berguna dan tidak terkenal seperti dia tidak dipilih kan?


"Zhong Chenle masuk."


Chenle melotot. Matanya menatap ketua kelasnya dan anggota tim yang menunggunya kaget. Apa? Mereka memilih dia?!


"Ayo cepat kesana!"


Chenle berjalan agak linglung dan bergabung bersama yang lain minder. Kenapa? Kenapa harus dia yang dipilih? Kenapa tidak anak lain yang lebih atletis dan kuat daripada dia? Apa mereka ingin mempermalukannya di depan kelas lain?

Ya, mungkin itu.


Tanpa ia sadari, Jisung memperhatikan gerak-geriknya sambil tersenyum kecil. Chenle terlihat lebih pendek diantara teman sekelasnya yang laki-laki. Sangat lucu.


"Hei Jisung."


Jisung tersentak dari lamunannya dan memandang Samuel. "Y..ya?"

"Nanti kau jadi pitcher."

"Oh oke."

Kelas Jisung yang akan bermain dahulu sedangkan kelas Chenle yang berjaga. Lelaki itu melirik Chenle yang berjaga di base 2.

Jisung menunggu gilirannya sambil menatap Chenle yang berusaha menangkap bola dan memukul anggota timnya. Ia tertawa kecil. Kenapa imut sekali.

Jisung terdiam. Terkejut dengan pikirannya. Imut? Ia menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran-pikiran aneh di kepalanya.

"Jisung! Giliranmu!"

Ia berjalan dan mengambil bat di tangannya dengan erat. Matanya fokus menatap bola itu dan begitu bola dilempar, ia memukulnya dan berlari sekuat tenaga menuju base 1. Ia melihat teman-temannya sudah aman ke home lagi.

Jisung melihat Samuel yang kini memukul bolanya dan langsung berlari ke base 2. Tepat di depannya ada Chenle yang berjaga.

"Hei Chenle."

Chenle tidak bergeming. Jisung tersenyum dan melihat bola yang melambung. "Awas bolanya." ucapnya sebelum berlari ke home.

Chenle menoleh kaget dan menangkap bolanya, hendak memukul Jisung. Namun lelaki itu berlari sangat cepat sehingga Chenle kembali melempar bolanya pada pitcher.


Babak 1 berakhir dengan tim Jisung yang menang. Sekarang giliran kelas Chenle yang bermain.


Jisung menangkap sarung tangan pitcher dan memakainya. Ia berjalan menuju posisinya karena kelasnya sedang posisi menjaga. Jisung menatap salah satu teman kelas Chenle kini mengambil bat dan bersiap untuk bermain.

abandon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang