30

7.2K 1.1K 192
                                    




Sebenarnya, Jisung itu kenapa sih?

Ia terus memikirkan itu di dalam kepalanya yang cukup besar. Beberapa minggu ini Jisung mengganggunya dan bersikap menyebalkan. Chenle benar-benar dibuat kesal olehnya.

Waktu itu dia mendorongnya hingga jatuh, namun ditahan sebelum wajah mulusnya membentur tanah. Lalu menyenggol tumpukan buku yang dibawanya, hanya untuk ia ambil semua, meninggalkan Chenle sendiri. Lalu dia tiba-tiba menabraknya dan terjatuh, mengakibatkan keduanya harus pergi ke uks bersama. Ada juga ia menumpahkan minumannya secara sengaja—Renjun melihatnya—dan memberikan hoodienya untuk dipakai.

Kata Renjun sih, dia orang tsundere. Menurut Chenle dia menyebalkan.


"Cari perhatian itu." ucap Yuta begitu Chenle menceritakan hal ini padanya.

"Perhatian?"

"Dia tau kau pergi kencan. Maka dari itu dia melakukan segala hal agar perhatianmu kembali kepadanya."

"Untuk apa.. dasar menyusahkan."

Yuta mendengus. "Apa kau serius? Tentu saja karena dia cemburu. Dia menyukaimu!"

"Terlihat tidak mungkin."

"Dasar keras kepala."

"Yuta Chenle, ayo bekerja." tegur Taeyong dan keduanya melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

"Sekali lagi kukatakan, dia cemburu." ucap Yuta.

Chenle hanya diam saja dan masuk ke dapur. Sambil memasang sarung tangan cuci piring, ia melihat kosong keran di depannya. "Cemburu? Dia menyukaiku?" Namun Chenle mengingat perlakuan Jisung padanya. Ia menciumnya, tidak suka saat Justin ada di dekatnya, bukankah itu sudah cukup jelas?

"Ah, sudahlah, jangan memikirkan dia." gumam Chenle pelan. Ia mulai mencuci piring-piring kotor itu. Mereka bekerja hingga jarum jam menunjuk ke arah pukul 7. Chenle yang sedang fokus itu tiba-tiba dikejutkan dengan tepukan di bahunya.

"Doyoung hyung. Ada apa?"

"Pacarmu—maksudku, ya anak itu."

Chenle mengernyit, "Kenapa? Jisung?"

"Ya, Jisung. Dia ada diluar. Kurasa kau harus bertemu dengannya dan.. berbicara. Kudengar bagaimana hubunganmu sekarang dari Yuta."

"Aku—"

"Jika dia menyakitimu, kami tidak segan untuk memukulnya balik." Doyoung tersenyum. "Sekarang bicaralah padanya. Dia menunggu diluar sejak 2 jam yang lalu."

Chenle menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Ia mencuci tangan lalu melepas celemeknya. Ia membuka pintu dapur dan keluar ke area cafe. Perlahan tangannya membuka pintu dan melihat Jisung yang kini bersandar di tiang lampu jalan.

Hawa dingin menusuk kulitnya dan Chenle berjalan pada Jisung, berharap apapun obrolan mereka akan berakhir cepat. Ia tidak ingin membeku diluar.


"Jisung, kenapa kau disini?"


Jisung menoleh. Menatapnya datar sebelum melihat ke jalan. "Terserahku."

"Apa kau ingin menemuiku?"

"Tidak. Aku hanya ingin berdiri disini sebentar."

"Kau sudah berdiri disini selama 2 jam." ucap Chenle. Jisung sendiri tidak menjawab.

"Jisung."

"Kau tau kau bisa berbicara apapun yang ingin kau katakan padaku sekarang."

Chenle menunggu Jisung yang masih setia berdiri sambil menutup mulutnya. Lelaki itu menghela nafas, tangannya mengacak rambutnya.

abandon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang