07

9.7K 1.7K 237
                                    




"Aku diundang untuk menonton pertandingan basket oleh Jeno."

Ketiga orang yang duduk di depan Jaemin itu menatapnya kaget. Haechan melebarkan matanya, "Jeno? Jeno Lee? Lee Jeno?"

"Ya. Jeno yang itu."

"Sejak kapan kau dekat dengannya?" tanya Renjun bingung.

"Kami satu kelompok untuk percobaan kimia waktu itu. Dan kami menjadi dekat." ucap Jaemin. "Dia manis tapi bukan tipeku."

Renjun memutar bola matanya sedangkan Chenle hanya terkekeh pelan.

"Kau selalu berkata seperti itu tapi 1 minggu kemudian kau akan mengencaninya."

"Aku tidak seperti itu!"

Chenle tidak menghiraukan pertengkaran Jaemin dan Haechan dan justru menoleh melihat Renjun yang sibuk mengutak-atik hpnya.

"Siapa itu?"

"Wong Yukhei."

Chenle melebarkan matanya. "Wong Yukhei? Si model itu?" tanyanya kaget. "Sejak kapan kau kenal dengannya?"

"Orangtuaku kenal dengannya. Lalu dia mencoba mendekatiku. Kuikuti saja kemauannya."

"Apa dia orang yang asyik?"

"Dia berisik. Seperti kau."

"Hei!" Chenle cemberut dan Renjun terkekeh pelan. "Tapi dia orang yang baik. Kurasa kau akan menyukainya."

"Sudah kubilang jangan berbicara cina di depan kami!"

Renjun dan Chenle menatap Jaemin dan Haechan yang menatap keduanya kesal. Kedua lelaki berdarah Cina itu terkekeh pelan.

"Maaf."

"Oh ya, kalian juga harus ikut denganku menonton pertandingan juga latihan."

"Apa?"

Jaemin nyengir, "Aku bilang padanya aku akan menontonnya jika aku pergi bersama kalian semua."

"KENAPA?!"

"AKU TIDAK MAU!"

"JAEMIN HYUNG AKU ADA KERJA!"

Jaemin meringis mendengar protesan mereka. "Maafkan aku! Aku minder nonton sendiri disana. Semua orang membenciku kan?"

"Ugh Na Jaemin!"

"Kumohon! Aku sudah berjanji padanya!"

"Harusnya kau tanya kami dulu!" protes Renjun kesal.

"Aku lupa. Kumohon kumohon! Aku akan mentraktir kalian sesuatu!" Jaemin menatap mereka dengan puppy eyes andalannya. Sehingga ketiga orang itu menghela nafas pelan.

"Ugh baiklah."

"Yaaay!"

Chenle menggelengkan kepalanya dan menatap arlojinya. Mengecek kapan bel akan berbunyi.

"Ah tapi sepulang sekolah harus ada yang menemaniku menonton latihannya."

"Aku ada meeting bersama klub vokal." ucap Haechan.

"Aku juga ada kumpul untuk klub lukis." sambung Renjun.

Ketiga orang itu memandang Chenle yang sibuk menyeruput minumannya. "Apa?"

"Kau bisa menemaniku kan?"

Chenle mengerjapkan matanya, "Aku ada kerja hari ini.."

"Jam?"

abandon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang