7 Tentang Dia

376 44 0
                                    

Setelah Sisil dan Dian pergi kantin menjadi riuh. Semua orang sibuk mengosipkan hubungan Dian dan Sisil.

Ada yang mengatakan kalau mereka bersaudara.
Ada yang bilang kalau mereka sahabat kecil
Bahkan ada yang menduga Dian adalah saudara tiri Sisil.

Kevin yang tadinya penasaran kembali ke sifat aslinya.

Cuek dan tidak perduli.

Bagi Kevin apa pun hubungan Dian dan Sisil. Itu tidak akan membuatnya untung maupun rugi.

Jadi ia kembali bersikap cuek.

"Cewek nerd itu siapa nya Sisil ya sampai Sisil semarah itu" Tanya Allan yang memang dari tadi paling penasaran.

"Pacar nya mungkin" Jawab Devon dengan watados nya.

"Aww sakit bege" Ucap Devon sambil memegangi kepala nya yang baru saja mendapat toyoran dari Allan.

"Lo pikir pacar gw udah nggak normal?" Ucap Allan pada Devon.

Satria hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabat nya itu.

Sedangkan Kevin hanya diam sambil memainkan handphone nya.

Lagi pula sahabat-sahabatnya sudah terbiasa dengan sifat cuek Kevin yang sudah pada level akut.

Sedangkan di tempat lain Sisil
Sedang sibuk membersihkan darah yang ada di sudut bibir Dian.

"Kenapa lo bisa di tampar sama Nita" Tanya Sisil dengan tangan yamg masih sibuk membersihkan darah Dian.

Lalu Dian menceritakan semua nya secara detail.

"Lo nggak di apa-apain sama kamu
Kevin kan?" Tanya Sisil sambil mengecek tubuh Dian.

"Dia nggak apa-apain gw ko" Jawab Dian dengan wajah bingung.

Bagaimana tidak Sisil sangat khwatir saat mendengar ia menegur Kevin saat merokok.

"Emangnya kenapa??" Tanya Dian

"Lo tau nggak di sekolah ini nggak ada yang berani dekat-dekat sama Kevin. Dia itu terkenal kasar. Apa lagi sama orang yang mencampuri urusan nya. Kata Allan dulu dia orang yang ceria namun semejak orang tua meninggal dia menjadi kasar dan pendiam. Menurut rumor yang beredar orang tua nya meninggal karena di bunuh oleh sekelompok gangster." Jawab Sisil yang sudah selesai mengobati Dian. Jawaban Sisil menginginkan Dian dengan keluarga nya yang juga di bunuh oleh gengster.

"Ooo BTW gw turut berdukacita ya atas meninggalnya keluarga lo" Lanjut Sisil dengan wajah yang memang sangat sedih.

Pasalnya ia juga mengenal dekat dengan orang tua Dian.

"Ia makasih" Jawab Dian yang mulai merasa sedih kembali.

Sisil yang melihat perubahan ekspreai pada sahabat nya itu langsung memeluk Dian.

"Maaf ya karena aku nggak ada saat kamu terpuruk. Aku tau gimana perasaan kamu, aku juga pernah merasakan apa yang kamu rasakan. Sekali lagi aku minta maaf, seharusnya aku ada di sana seperti kamu yang selalu di sisi aku saat mama aku pergi ninggalin aku" Ucap Sisil yang kembali menagis untuk orang yang sama.

"Nggak papa kok lagi pula mereka pasti udah tenang di sana, termasuk ibu kamu. Jadi jangan kita usik lagi mereka." Jawab Dian yang sudah membalas pelukan Sisil.

"Eh udah dong masa pertama bertemu malah Mewek-mewekan sih" Ucap Sisil yang di tanggapi oleh kekehan kecil dari Dian.

"Udah yuk ke kelas" Ajak Dian yang sudah bangun dari duduknya.

"Iya-iya kuy" Ucap Sisil yang sudah berjalan duluan.

Kemudian Dian menyusul langkah Sisil.

Di sepanjang koridor banyak murid yang memperhatikan Dian dan Sisil.

Berita tentang Sisil yang menampar sahabat nya demi seorang anak baru nerd pula, sudah menyebar luas bahkan sampai ke telinga guru-guru yang tak kalah herannya.

Romi yang mendengar kelakuan Putri nya merasa senang karena putri mengmbil keputusan yang tegas, walau caranya salah.

••••••

Dian sekarang sudah duduk manis di bangku nya. Banyak sekali teman kelas yang memperhatikan Dian.
Yah kalian tau lah alasannya.

Namun Dian bersikap cuek ia tetap duduk manis tanpa memperdulikan tatapan dan juga omongan orang tentang dirinya.

Bu Medi pun memasuki kelas IX MIPA 3. Bu medi adalah guru seni budaya yang mengajar seluruh kelas XI.

Bu Medi juga sangat berbakat dalam musik selain pandai memainkan beberapa alat musik Bu Medi juga memiliki suara yang indah.

Pelajaran berlangsung dengan begitu tenang. Yah walau ada beberapa anak yang sudah malas mendengar ocehan Bu Medi.

Yah walau beliau masih muda tapi cara mengajarnya sangat membosankan. Tidak seperti guru muda kebanyakan yang cara mengajarnya santai berbicara seperti teman.

-----------------------------------------------------------
Terimah kasih sudah membaca

Jangan lupa vote & comment

Beautiful Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang