8 Pembawa masalah

395 44 0
                                    

Hari ini Dian pergi ke sekolah seperti biasa.

Walau ada yang berbeda. Banyak pasang mata yang memperhatikannya entah itu tatapan sinis, kagum, iri, dan sebagainya. Namun Dian hanya memilih menundukkan kepalanya seperti biasa.

Sesampainya di kelas Dian langsung duduk di tempatnya lalu mengeluarkan novel yang baru ia beli, lalu lanjut membacanya.

Yah dari pada risih dengan tatapan siswa-siswi kepadanya Dian lebih memilih membaca novel yang lebih menghibur.

Bagi Dian percuma meladeni orang-orang itu karea mereka membicarakan keburukan orang agar mereka terlihat lebih sempurna. Tapi mereka tidak tahu kalau mereka lebih buruk dari orang yang mereka bicarakan.

"Morning" Sapa seseorang yang sudah Dian ketahui siapa. Siapa lagi kalau bukan Sisil. Di sekolah ini teman Dian hanyalah Sisil.

"Morning" Balas Dian dengan senyuman yang jarang ia perlihatkan di sekolah.

"Semalam gw ngambek sama Dady" Ucap Sisil memasang wajah kesalnya
"Emangnya kenapa?" Tanya Dian penasaran.

"Masa Dady nggak biarin kita sekelas sih" Ucap Sisil dengan wajah yang masih kesal

"Ya ampun Sisil bego masih di piara aja sih. Gw kan dari kecil mau jadi dokter sedangkan lo mau perbankan tentu aja gw MIPA dan lo IPS" Ucap Dian membuat Sisil nyengir

"Oooh iya ya" Ucap Sisil masih dengan cengirannya.

"Dasar" Ucap Dian sambil menoyor kepala Sisil

Kring kring

"Yah udah bel aja padahal gw masih mau kangen-kangenan sama lo" Ucap Sisil

"Ya udah sih masih ada waktu istirahat kan" Ucap Dian

Setelah itu Sisil keluar dari kelasnya Dian.

•••••

Istirahat telah tiba. Dian dan Sisil pun sudah duduk manis di meja kantin.

Semejak kejadian Dian ditampar Nita, Sisil jadi jarang bersama dengan mereka berdua.

"Dian lo sekarang tinggal sama Om Rahman?" Tanya Sisil saat mereka sedang menikmati mie ayam mereka.

"Sisil gw lagi makan" Ucap Dian tanpa menjawab pertanyaan Sisil.

Sisil lupa kalau Dian paling nggak suka acara makannya diganggu.

"Hehehe peace" Ucap Sisil sambil mengangkat dua jarinya membuat lambang damai dengan cengiranya.

Kantin yang tadinya ramai bertambah ramai saat most wanted masuk.

"Ck nggak bosan mereka teriak-teriak untuk orang yang cuekin mereka" Ucap Dian kesal. Dian sudah menghabiskan mie ayam nya, begitu juga dengan Sisil.

"Dian yuk gw kenalin ke pacar gw" Ucap Sisil yang sudah Bangun dari duduknya.

"Nggak ah" Tolak Dian. Bukan tanpa alasan Dian menolak ia hanya malas bertemu dengan Kevin yang mendapat gelar dari Dian dengan sebutan 'pembawa masalah' Karena gara-gara Kevin Dian di tampar Nita lalu karena Sisil membelanya ia jadi pusat perhatian sejak kemarin.

"Ayolah Dian dia baik kok nggak kayak kevin" Ucap Sisil berusaha membujuk Dian.

Karena Dian belum juga luluh Sisil mengeluarkan kan senjatanya.
Yaitu 'puppy eyes' hal itu membuat para kaum hawa menahan nafas.
Mengagumi betepa cantiknya 'si Ratu Bulling'

Berkat puppy eyes itu pun Dian menjadi luluh dan terpaksa menyetujui ajakan Sisil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkat puppy eyes itu pun Dian menjadi luluh dan terpaksa menyetujui ajakan Sisil

"Ya udah deh" Pasrah Dian

"Gitu ke dari tadi kan gw nggak bakalan buat diri gw jadi pusat perhatian" Ucap Sisil yang menyadari tatapan yang ia dapat beberapa menit yang lalu.

"Iya, iya maaf" Ucap Dian yang sedang tidak ingin berdebat dengan Sisil.

Sisil lalu menarik tangan Dian dan membawanya ke tempat yang di tempati para most wanted.

"Hai Lan" Sapa Sisil kepada Allan. Sisil memang memanggil Allan dengan namanya tanpa embel-embel 'sayang,cinta,darling' atau sejenisnya. Menurut Sisil itu terkesan Alay.

Yah walau Allan tidak sepemikiran dengan Sisil menurut Allan panggilan sayang yang ia berikan untuk memberi kesan berbeda bagi pasangan nya seperti kesan nyaman.

"Iya yank" Jawab Allan Sambil menatap Sisil beberapa detik lalu memalingkan tatapannya ke Dian.

"Ini aku mau kenalin kamu sama temen masa kecil aku namanya Dian" Ucap Sisil to the poin Sisil memang memang bukan orang yang berbelit-belit.

"Dian ini Allan pacar aku" Lanjut Sisil Dian menyambut uluran tangan Allan dengan ramah walau dengan senyuman yang sangat tipis.

"Kita bertiga di kacangin ni ceritanya" Sindir Devon yang dari tadi sibuk menghabiskan somaynya.

"Sewot amat jadi orang" Ucap Allan kepada Devon.

Tanpa memperdulikan ucapan Allan Devon mengulurkan tangannya ingin berkenalan dengan Dian "gw Devon" Ucap Devon memperkenalkan dirinya
"Dian" Jawab Dian sambil membalas uluran tangan Devon.

Dian melirik sedikit ke arah Kevin yang sedari tadi sibuk dengan handphone nya. Seperti tidak menyadari kedatangan Dian atau mungkin memang tidak menyadari kedatangan nya.

" Ohh iya yang lagi makan itu satria terus yang lagi main HP itu kulkas berjalan ralat maksud gw Kevin" Ucap Allan sambil menunjukkan ke arah satria dan Kevin yang sedari tadi bersikap cuek..

Walau begitu Dian merasa tidak perduli lagi pula dia datang kesini saja karena di paksa oleh Sisil kok.

______________________________________

Makasih udah mau baca di vote ya cerita ku ini.

Jangan lupa vote & comment

Love you

Bonus picture

Bonus picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beautiful Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang