37. Romi

258 20 0
                                    

Seorang gadis yang tengah berada di ruangan bernuansa gelap itu kini perlahan membukakan mata cantiknya.

"gw dimana" tanyanya entah pada siapa?
"udah bangun?" tanya seseorang dengan suara baritonnya.

Dian mengedarkan pandangannya untuk mencari pemilik suara tersebut.

Dian sangat terkejut melihat orang yang ada di hadapannya itu.
Orang itu menampilkan smirk jahat ketika melihat keterkejutan di wajah Dian.

"kenapa kaget?" Ucap orang itu masih dengan smirk jahat diwajahnya.

"O...Om Romi" ucap Dian terbata-bata karena masih tidak percaya orang yang di hadapannya ini adalah Romi yang merupakan Kepala sekolah Milik Dian sekaligus Ayah kandung dari Sisil.

"kenapa?  Bukannya kamu rindu sama keluarga kamu? Om bakalan buat kemu bertemu dengan mereka" Ucap Romi dengan smirknya layaknya seorang psikopat.

"a... apa maksud O....Om?" tanya Dian dengan mata berkaca-kaca.
Romi tidak menjawab pertanyaan Dian. Ia berjalam keluar dari ruangan itu.

Dian dijaga oleh beberapa anak buah Romi.
"Kok Om Romi gitu sih?" Tanya Dian dengan air mata yang sudah mengalir dengan deras.
Ia memang selalu mengeluhkan kalau ingin bertemu dengan keluarganya, ia bahkan mengutuk dirinya sendiri agar segera mati sehingga dapat bertemu keluarganya.

Namun dalam keadaam seperti ini Dian benar-benar melupakan perkataannya. Ia sangat takut.
"Vin tolong gw" ucap Dian dengan tangan gemetar.

Ia takut jika Romi akan kembali dan benar-benar membunuhnya.

•••••

Dilain Sisi Kevin sedang bertemu dengan anggota Red Monster.

Ia Kevin adalah ketua dari Red Monster. Awalnya itu adalah gengster Ayah Kevin namun karena Ayahnya sudah meninggal maka Kevin dapat mengambil alih gengster yang Ayahny bangu itu.
Semua anggota gengster itupun mengenal Kevin.

"Gw minta bantuan kalian buat cari tau di mana Dian" perintah Kevin jelas dan padat. Dan mereka mengangguk mengerti. Kebetulan anggota red monster yang ada saat itu hanya berkisar 27 orang.
Namun Kevin pikir itu sudah cukup untuk membantunya mencari Dian.

Kevin ingat kalau Kenan adalah tangan kanan Dian di Gold White pun segera mengirimkan pesan kepada Kenan melalu DM ig.

Ia sengaja meminta bentuan Kenan karena mengatahui jumlah Gold White yang tidak bisa dibilang sedikit.

Kevin juga tidak lupa memberitahukan kejadian ini kepada Devon, Allan,  dan Satria. Siapa tau mereka mengetahui keberadaan cewek itu.

"Sisil" ucap Kevin sambil mencari kontak Sisil Dihpnny.
"kenapa gw gak kepikiran yaa" ucap Kevin sambil menggerakkan jarinya untuk menelfon Sisil. 

Namun belum sempat ia menekan ikon berwarna hijau itu, sebuah panggilan masuk dari Sisil.
Kebetulan sekali bukan?

Tanpa babibu Kevin langsung mengangkat telfon Sisil.
"Vin Dian dalam bahaya" ucap Sisil saat menyadari Kevin sudah mengangkat panggilannya.

"maksudnya?" tanya Kevin yang tidak mengerti arah pembicaraan Sisil.

"Papah gw nyulik Dian"

Pernyataan Sisil membuat Kevin benar-benar terkejut. Yang ia tau Dian mengenal Romi dengan baik.
Keluarga Dian pun begitu. Lalu kenapa Romi melakukan ini?

"Kita ketemuan di rumah Allan aja" Ucap Kevin lalu mematikkan sambungan Telpon secara sepihak.

Mereka memang sudah berjanji untuk berkumpul di rumah Allan untuk sama-sama mencari Dian.

Tak sampai 30 menit Kevin akhirnya tiba di rumah Allan.
Semua orang sudah berada di sana kecuali Sisil, yang memang jarak rumahnya cukup jauh.

Tadinya Allan menawarkan untuk menjemputnya Tapi Sisil menolak dengan alasan tidak mau merepotkan.
Padahal Allan sendiri tidak keberatan.
5 menit setelah kedatangan Kevin Sisil pun tiba di rumah kekasihnya itu.

"ceritain detailnya Sil" ucap Kevin tanpa basa-basi, teman-temanya pun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Kevin yang over protektif, tapi ia juga yang membuat Dian begini.

Mereka memang sudah mengetahuinya Karen Kevin menceritakan kejadian saat ia bertemu dengan Dian saat sedang bersama dengan Jenny sampai Sisil yang mengatakan kalau ayahnya menculik Dian.

"Jadi tadi pas papah gw pulang entah dari mana gw juga gak tau. dia cuma nyapa gw dengan seyuman trus langsung jalan kekamarnya, padahal biasanya kalau dia baru pulang pasti dia nyium kening gw" Sisil menjeda ucapannya sekedar untuk menghirup oksigen.

"yaa gw curiga aja sama sikap papah gw jadi gw ngikutin dia sampe kek kamarnya, gw denger dia lagi ngomong sama seseorang,  awalnya gw masa bodo dan memilih untuk kembali ke kamar gw tapi belum 5 langkah gw denger papah gw nyebut nama Dian auto gw kepo dong jadi gw nguping lagi. Nah gw denger papah gw bilang 'Pokoknya saya mau kamu ngejaga putri parker itu jangan sampai lepas' papah gw emang sering manggil Dian dengan Putri parker. Gw juga denger kalau...."
Lagi-lagi Sisil menjeda ucapannya
Karena menurutnya perkataan yang akan ia sampaikan ini akan merusak pertemannya dengan lelaki yang sedari tadi menatapnya dengan serius.
Ia menatap Kevin dengan tatapan sendu.

"kenapa" tanya Kevin karena Sisil tak kunjung menyelesaikan kalimatnya.

"gw juga denger kalau ayah gw yang bunuh ortu lu sama ortu gw. Maaf" Sisil mengatakannya sembari menundukkan kepalanya.
Ia merasa sangat bersalah kepada Kevin.

"APA...!??" pekik Devon, Allan bahkan Satria pun tidak kalah terkejutnya.
"shit" umpat Kevin kesal.

"gw mewakili papah gw. Gw minta maaf" ucap Sisil dengan perasaan sangat bersalah. Matanya mulai berkaca-kaca.

"sekarang bukan waktunya minta maaf kita harus nemuin Dian." Ucap Satria menengahi saat melihat wajah tak bersahabat yang di tunjukan Kevin. Sedangkan Allan, ia memeluk Sisil berusaha menenangkan gadisnya itu.

Ia juga takut kalau Kevin akan melampiaskan emosinya pada Sisil. Yang posisinya tidak mengetahui apa-apa.

"tadi sebelum gw kesini, gw liat papah gw keluar kayaknya dia mau ke tempat Dian, ini nomernya Lan kamu bisa lacakkan?" ucap Dian yang memang mengetahui kemampuan terpendam kekasihnya itu.

Allan mengangguk lalu mengangkat laptopnya untuk memulai pekerjaannya.

Sedangkan Kevin sibuk menahan emosinya.
Ia tidak ingin memarahi Sisil. Karena ia sadar Sisil tidak mengtahui apa-apa sama seperti Dia dan teman-temanya.

Setelah kurang lebih 20 menit Allan berkutat dengan laptopnya akhirnya ia menemukan keberadaan Dian.

"papah Sisil ada di salah satu gedung tua di daerah Bekasi" ucap Allan menjelaskan posisi detailnya keberadaan gadis itu.

Tanpa aba-aba Kevin langsung berjalan menuju motornya untuk pergi ke daerah yang di katakan Allan.
Begitu juga dengan Ketiga sahabatnya ditambah Sisil.

Sebelum benar-benar beranjak dari rumah Allan Kevin sempat mengirim pesan kepada Andika agar mengerahkan sebagian anak Red monster ke tempat tujuan mereka. Setelah itu ia memakai helmnya dan melajukan motornya dengan kecepatan yang melebihi rata-rata.

Mereka memberi jalan kepada Allan agar ia yang memimpin karena ia yang mengetahui tata letak tempat tujuan mereka.

______________________________________

Annyeong
Up lagi Heheh
Maksih udh baca
Jngn lupa vote & commets

Ig: helena.adu21
Follow guys


Beautiful Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang