Extra part

485 27 4
                                    


Seorang wanita yang menggunakan pekaian serba putih sedang dalam perjalana untuk pergi ke Gereja.
Wanita itu terlihat sedang bahagia, dengan seyum yang tak kunjung pudar dari wajah cantiknya.

"Yang udah mau jadi istri orang mah beda" Sindir Sisil yang sedari tadi melihat seyuman bahagia dari wajah sahabatnya itu.

"tau tuh yang lagi bahagia mah beda" tambah Rahman yang tengah menyetir.

"ih papah gak usah bambahin dong" ucap Dian kesal lalu memanyunkan bibirnya.

"iya iya" ucap Rahman sambil menahan tawanya.

Sisil hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.

"Eh Sisil kapan kamu nyusul?" kali ini gantian Dian yang ingin menggoda Sisil.

"eh apaan?" Sisil sudah mulai salah tingkah pasalnya setelah mereka lulus SMA Allan memutuskan untuk kuliah di Kanada sehingga hubungan mereka harus kandas karena Sisil yang tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh.
Allan pun hanya pasrah dengan keputusan Sisil walau ia sangat menyayangkan hubungan mereka yang sudah berjalan selama hampir tiga tahun.

Satria dan Rania sudah menikah dua bulan yang lalu. Devon dan Denia baru melangsungkan tunangan Setahun lalu rencananya mereka akan menikah tiga bulan setelah pernikahan Dian dan Kevin.

"Keknya Allan bakalan datang deh hari ini." perkataan Dian membuat pipi Sisil merona entah kenapa dengan cewek itu.

Dian mengatakan itu karena Allan memang sangat sibuk, terbukti saat pernikahan Satria dan Rania Allan tidak datang katanya sedang sibuk dengan salah satu perusahaan Ayahnya yang ada di Kanada.
Setelah wisuda Allan memutuskan untuk mengelolah cabang perusahaan Ayahnya yang berada di Kanada.
Pikirnya buat apa kembali ke Indonesia, toh hubungannya dengan Sisil saja sudah kandas.

"eh Sil lu pake perona kebanyakan yaa itu kok pipi lu merah bat" sindir Dian yang membuat Sisil menatapnya tajam.
Dian terkekeh melihat ekspresi dari Sisil.

Rahman yang tak mengerti arah pembicaraan mereka pun memilih untuk diam dan fokus menyetir.

20 menit berlalu akhirnya Mereka bertiga tiba di gereja tempat Dian dan Kevin akan mengucapkan janji suci mereka di hadapan Tuhan.

Dian memasuki Gereja di temani oleh Rahman yang menggandeng tangannya.

Sedanhkan Kevin sudah menunggu di altar bersama dengan seorang Pendeta.

Kevin dan Dian berdiri berdampingan sambil menghadap ke arah pendeta.
Mereka memulai mengucapkan janji suci mereka dan kemudian di berkati.

Lima puluh menit berlalu acara pernikahan mereka pun telah selesai tinggal resepsi yang akan di adakan di rumah mempelai wanita a.k.a Dian.

Sebelum mereka pulang kembali ke rumah untuk melanjutkan resepsi pernikahan mereka banyk tamu yang datang memberi ucapan selamat.

Berbeda dengan Dian dan Kevin yang tengah bahagia, Sisil malah sibuk mencari seseorang. Sisil tidak bisa membohongi perasaannya kalau ia sangat berharap Allan bisa hadir.

"Cari siapa Sil" ucap seseorang yang menyadari gerak gerik Sisil.

Dia adalah Denia, tunangan Devon.
"eh anu.. Itu... Hmm" Sisil tidak tau harus memberikan alasan apa pada Denia.

"Lu nyari Allan yaak?" Goda Denia yang menyadari raut wajah gugup Sisil.

"eh apaan ngaur lu" balas Sisil menyangkal.
"masa sih" kali ini Rania ikut menggoda Sisil.
"hayo nyari Allan kan?"  tambah Denia.

"au ah" ucap Sisil lalu pergi meninggalkan Rania dan Denia,
Rania dan Denia hanya terkekeh geli melihat tingkah Sisil.

••••••

Beautiful Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang