Nasgor

95.7K 5.4K 42
                                    

🍃🍃🍃

Dringg,,dring,,dring,,

Bunyi telepon menganggu tidur nyenyak seseorang. Bukan sang pemilik Handphone melainkan Ray. Ray berdesis kesal, ia menatap wajah Shiren yang ternyata masih terlelap dalam tidurnya.

"Tuman"gumam ray. Ia berjalan mendekat ke tempat tidur shiren yang hanya di lapisi karpet tipis.

Ray mengambil handphone Shiren yang berada tepat di samping wajah Shiren yang lebih Tepatnya disamping telinga. Apa senyenyak itu tidur nya Shiren?

Belum sempat Ray mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal. Sambungan telpon dimatikan sepihak oleh orang itu.

Ting.

Bunyi pesan masuk

Ray melihat pesan dari nomor tidak dikenal.

0898++++++++
Hy

Ray mengernyit bingung. Tak ambil pusing, ia kembali meletakkan handphone itu di samping Shiren.ia juga sudah mengecilkan volume suara.

"Eungh"Shiren menguap sambil merentangkan kedua tangannya. Ia tak tahu beberapa lama ia tertidur yang pastinya ia sangat nyenyak sekali, mungkin karena dingin dan diluar masih hujan.

Shiren melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. What?

Berarti Shiren sudah tertidur kurang lebih 4 jam? Iya juga sih, mengingat suara telepon tepat di telinga nya saja ia tidak bangun apalagi kalau tidak di bangunin.

Mengusap wajahnya Shiren mencari handphone nya.

"Eh ada telpon? Dari siapa?"gumamnya pada dirinya sendiri.

"Bodo ah, tidur lagi aja" Shiren mengubah posisi tidur menjadi duduk. Ia menatap ke arah kasur dan yaps seperti dugaan nya Ray tidak ada disana.

🍃🍃🍃

Shiren terbangun dari tidurnya pukul 5 pagi. Ia turun ke bawah untuk memasak sarapan. Semalam pukul 2 Ray baru pulang dan ia meminta Shiren untuk memanaskan makanan.

"Eum nasi goreng aja deh" ucapnya sambil menyiapkan bahan bahan untuk membuat nasi goreng.

Tak butuh lama nasi goreng pun akhirnya selesai dibuat.

Shiren kembali berjalan ke arah kamar untuk mandi dan menyiapkan segala keperluan nya dan juga Ray pastinya.

Ceklek

Tumben pikir Shiren saat melihat Ray masih tertidur pulas di atas kasur dengan terlentang.
Shiren mendekat ke arah Ray dan langsung menutup hidungnya. Ia mencium bau alkohol di tubuh Ray. Apakah Ray mabuk?

"Ray" panggil Shiren yang tentunya tak di gubris oleh Ray. Tak sampai situ, Shiren menggoncang pelan tangan ray. Terlihat jelas wajah ray yang kesal karena di bangunkan tapi tak urung membuka matanya.
Shiren menatap mata Ray yang memerah.

"M-mandi Ray udah pagi" entah kenapa Shiren melihat aura menakutkan saat menatap mata Ray yang memerah seperti bukan dirinya sendiri.

"Lo siap pa " ucap Ray Dengan nada seraknya. Ia menundukkan dirinya di ujung kasur, Shiren mundur satu langkah

"Shiren" itulah yang di Ucapkan oleh mulut Shiren. Ia tak tahu harus menjawab apa

"Hahahaha" tiba tiba Ray tertawa mendengar ucapan Shiren.

"Muka Lo lucu" setelah mengatakan itu, Ray berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi.

Shiren yang mendengar perkataan Ray tiba tiba terdiam.

Muka Lo lucu.

Hanya 3 kata tetapi membuat Shiren terdiam dengan detak jantung berdegup kencang, Entahlah.

Tak ambil pusing, Shiren  menyiapkan pakaian sekolah milik Ray dan juga dirinya. Ia menunggu sambil menyiapkan buku buku pelajaran.

Semuanya sudah beres.

Shiren dan Ray berjalan ke arah dapur untuk sarapan. Ray duduk berhadapan dengan shiren. Shiren menyiapkan nasi goreng di atas piring. Begitu juga dengan dirinya.

Tak ada pembicaraan. Hanya ada suara perpaduan antara sendok dan piring. Tampaknya Ray menikmati makanan yang di buat oleh Shiren terlihat dari mulut nya yang melahap dengan nikmat. Tak ada yang tersisa dari makanan Ray membuat Shiren tersenyum tipis bahkan ia belum sama sekali menyentuh nasi goreng di piring nya karena keasikan menatap Ray.

Gluk

Ray meneguk habis air minum. Ia membersihkan mulutnya yang sedikit kotor karena sisa sisa makanan. Ray berdiri, membuat Shiren segera berkata

"Eh Ray tunggu gua belom makan" ucap Shiren memelas membuat Ray menatap datar wajahnya

"Ga nanya" ketus Ray yang tetap berjalan meninggalkan Shiren yang menatap Ray beralih menatap nasi goreng buatan nya.

Shiren berdiri, mengabaikan rasa lapar dari perutnya yang meminta di isi. Shiren masuk kedalam mobil dan duduk di samping pengemudi.

Ray tak marah atau menyuruh Shiren turun. Ia menyalakan mobil nya dan berjalan meninggalkan pekarangan rumahnya. Shiren menahan lapar mungkin ia akan makan di kantin saja.

Lagi lagi tak ada pembicaraan diantara mereka.

🍃🍃🍃

Maaf.
Part nya kurang nge feel.
Pendek lagi:).
Up nya nunggu banyak yg vote sama yg baca:v

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang