meet mertua

90K 5.6K 240
                                    

"badan lo masih panas ray, gue kompres yah?" tawar Shiren sambil memegang dahi Ray. Ray menepis pelan.

Saat pelajaran olahraga berakhir, shiren melihat ray dan runi berdua berjalan ke arah parkiran. Shiren kira, mereka akan pergi berdua tapi saat melihat keadaan Ray sore tadi shiren baru sadar kalau Ray pucat dan juga panas.

"lo magh emang gitu ya Ray? Badan jadi panas? Kalo gue juga gitu sih. Apalagi kalo lagi sakit banget kayak di tusuk gitu" cerita Shiren sambil mengopres dahi Ray.

"Udah makan kan? Mau gue bikin bubur?" berusaha membuat Ray berbicara walau dari tadi ia di kacangi mulu.

"hm" hanya jawaban itu, tapi shiren merasa senang. Setidaknya ray mau memakan bubur.

"oh yaudah bentar gue bikinin dulu, mejemin mata aja kalo masih pusing" setelah mengatakan itu, shiren beranjak dari duduknya dan bergegas ke dapur untuk membuat bubur.

30 menit kemudian, bubur pun sudah jadi. Shiren mencicip rasanya, dan yah menurutnya enak. Ia membawa mangkok berisi bubur dan juga air putih berserta obat magh.

Berjalan pelan ke arah tangga, dan langsung masuk karena pintu tidak di tutup

"ray, ayo makan" ucap shiren setelah meletakkan mangkok di meja samping ranjang.

Mata yang terpejam perlahan terbuka. Ray berusaha duduk yang tentu saja di bantu shiren.

Suapan pertama,

Suapan kedua

Suapan seterusnya...

Dan habis.

Tumben, ray mau makan. Batin shiren

Tadinya, shiren kira ray tidak mau makan buatannya tapi saat melihat ia begitu lahab menerima suapannya dan sampai tuntas tak bersisa.

"ini minum, obatnya juga" ucap shiren yang langsung di lakukan ray.

◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐.

"kalo masih kambuh mending gak usah sekolah dulu deh ray, nanti gue bikin surat aja" ucap shiren saat selesai bersiap siap untuk berangkat.

"hm" jawab ray sambil bergumam. Nyatanya ia memang masih sakit walau tak separah kemarin.

Diperjalanan, shiren masih memikirkan ray, tumben sekali laki laki itu tak banyak omong dan juga tak mencari masalah. Apakah sesakit itu? Tapi shiren harap ray seperti itu terus, tak membentak apalagi berbuat kasar. Semoga.

"Shiren, ray kok nitip surat di lo?" tanya leona membuat shiren yang  sedang menulis pun menoleh.

Oh iya, ia tidak memikirkan itu

"itu anu Tadi gak sengaja ketemu mamanya ray, eh nitip deh" jawab shiren berharap leona percaya.

leona yang memang polos pun hanya mengangguk saja .

"lo tau gak ren, bang leon semalam ngeciduk gue" curhat leona sambil mengambil buku di tasnya.

"keciduk kenapa"

"semalem kan gue vc tuh sama fildan eh bang leon liat"

"responya gimana"

"senyum aja abis tuh masuk kedalem kamar, tumben banget. Lagi capek mungkin abis kuliah"

Shiren mengangguk setuju.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Mobil terpakir tak rapi di depan pagar rumah ray. Membuat shiren mengerenyit bingung. Mobil siapa itu? Ia yang baru pulang sekolah pun memasukki rumah yang tidak terkunci.

Berjalan ke atas karena di bawah tak menemukan siapapun. Pintu tertutup.

Ia membuka perlahan dan

"tante" ucap shiren pelan membuat Ray dan juga tante meta menoleh

"shiren udah pulang, ayo duduk sini sayang" ucap meta menempuk kasur di sebelahnya.

Sedangkan ray menatapnya datar Dan membuang muka.

" shiren mau mandi dulu tante, gerah" ucap shiren dan meletakkan tasnya.

30 menit akhirnya shiren selesai memakai pakaian nya dan ikut bergabung diantara anak dan ibu itu.

"gimana lancar sekolah nya ren?" tanya meta sambil mengelus rambut shiren

"alhamdulillah lancar tan" shiren tersenyum tipis

"kok masih manggil tante sih, mama dong" rajuk meta

"hem iya m..ma" ucap shiren gugup

Ray yang mendengar ucapan mamanya dan istrinya hanya memutar bola matanya, malas.

"udah makan?" tanya meta

Shiren yang memang belum makan dari pagi tadi hanya menggeleng pelan.

"loh yaudah kita makan dulu, mama tadi mesen makanan, Ray tunggu disini aja, mantep gak usah ganjen, siapa suruh nakal" ucap meta sambil menarik tangan shiren menuju dapur.

Ray menggeleng pelan. Mamanya memang seperti itu, bawel.

Itulah sebabnya ia hanya menurut saja daripada mamanya marah dan sakitnya kambuh.

Shiren yang  ditarik pun hanya menurut saja. Meta bersemangat meletakkan berbagai makanan yang ia pesan.

"makan yang banyak, biar gemuk jadi enak kalo berisi" ucap meta

Eh ambigu, berisi apa? Badan atau? - batin shiren.

Shiren mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"kamu mau kan punya anak?" tanya meta berharap

"engh" bergumam bingung, shiren melirik ke kanan dan ke kiri.

Meta yang paham kalau shiren belum mau memiliki anak di usia muda pun tersenyum tipis

"gak sekarang, tapi segera. Kamu juga masih muda mama juga paham kok. Kalo ke bablasan juga gapapa" kekeh meta

Shiren tersenyum, setidaknya mama mertua nya tidak menekan dia untuk segera memiliki anak.

"iya ma"

"makan ayo, nanti baru ngeloni ray nya, itu anak kalo sakit, manja" kekeh meta

"iya ma, eh" setelah mengatakan itu, mereka makan dalam hening.

'Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''Ω''

MAUNYA, RAY JADI BAIK GAK?

JANGAN LUPA VOTE N COMENT NYA.

TERIMA KASIH

221019.





young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang