kejadian hari ini

89.7K 5.6K 751
                                    

Setelah menghabiskan es creamnya, shiren pamit untuk pulang yang tidak diiyakan oleh kevin. Lelaki itu memaksa shiren untuk menemaninya main game.

"gak deh lain kali aja pin serius gue cape" melas shiren.

sebenarnya ia memang masih mau menemani kevin tapi matanya masih terpaku menatap di ujung jalan tepat dimana ada mobil yang shiren sudah tau itu milik ray.

Lelaki itu menunggu nya.

Gawat.

"ayolah, nanti gue deh yang bilang bokap lo" paksa kevin

"pulang sono pin. Lo di cariin kembaran lo" berusaha mengusir kevin, nyatanya lelaki itu selain menyebalkan juga keras kepala.

"siapa?" tanya kevin, dia tidak mempunyai adik apalagi kembaran

"upin" jawab shiren asal

"hahaahaaa lucu kali kau ini" kevin tertawa

Stres ni bocah. Batin shiren

"gue gak lagi ngelawak anjir" ucap shiren yang melihat kevin masih tertawa

"oh gak lagi ngelawak" dengan cepat kevin mengubah raut wajahnya menjadi datar

"udahlah pulang sono" shiren berdiri dan mengambil tas nya.

"gak asik lo ah" kevin juga ikut berdiri dan menarik tangan shiren

Shiren hampir saja oleng kalau kevin tidak memegang tangannya.

"makasih" setelah mengatakan itu, kevin berjalan ke arah motor dan menyalakan motornya

"serius gak mau di anter depan rumah? Depan gang aja deh gimana" tak kehilangan akal, kevin terus berusaha membujuk shiren.

"enggak yah pin, kali ini gak" bukan kevin saja yang bisa keras kepala, dirinya juga bisa.

"yaudah besok besok" setelah mengatakan itu, kevin memutar balik arah lajunya

Setelah melihat kevin sudah jauh, barulah shiren berjalan ke arah rumahnya

Mobil itu masih ada di situ, shiren berpura tak melihat.

Baru beberapa langkah berjalan, mobil itu melewati shiren begitu saja.

"ish aneh" gumam shiren

Malam harinya.

"ray"

Panggil shiren saat ray tak angkat bicara, biasanya lelaki itu ada saja kelakuan nya yang membuat shiren deg deg ser.

" lo udah makan?" tanya shiren

Ray diam, dia masih memainkan handphone nya.

Shiren yang berdiri di depan pintu kamarnya masih menunggu jawaban ray.

"ray"

"jawab kek"

"yaelah"

"ray"

Shiren melangkah mendekat ke arah ray.
Ia menarik sedikit handphone yang sedang di pegang ray.

"apa!" bentak ray menatap ketus wajah shiren

Biasa di bentak, shiren tetap bertanya

"udah makan?"

"menurut lo?" tanya ray balik

"belum? Kalo marah marah biasanya belum nih, bentar ya gue bikinin" setelah berkata seperti itu, shiren berjalan keluar kamar.

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang